Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Sate Kambing Bu Hj. Bejo, Kuliner Legendaris Solo yang Punya Menu Andalan Sate Buntel
Perjalanan Sate Kambing Bu Hj Bejo dimulai sejak 1971, warung sate ini telah menjadi salah satu destinasi kuliner yang tak boleh dilewatkan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada banyak kuliner sate kambing enak di Solo, Jawa Tengah.
Salah satunya adalah Sate Kambing Bu Hj. Bejo, yang berlokasi di Jalan Sungai Sebakung Nomor 10, Kedung Lumbu, Ps. Kliwon, Kota Surakarta. Buka dari pukul 08.00-16.00 WIB.
Selain menu makan, ada banyak pilihan menu minuman tradisional seeprti Kunir Asem, Gula Asem, Beras Kencur dan Lemon Tea.
Baca juga: Sejarah Nasi Liwet Yu Sani, Kuliner Legendaris Solo yang Sudah Eksis Selama 3 Dekade Lebih
Di balik kelezatan Sate Kambing Bu Hj. Bejo yang kondang di Solo, menyimpan sejarah panjang.
Sejarah Sate Kambing Bu Hj. Bejo
Perjalanan Sate Kambing Bu Hj Bejo dimulai sejak 1971, warung sate ini telah menjadi salah satu destinasi kuliner yang tak boleh dilewatkan.
Apa yang membuat Sate Kambing Bu Hj Bejo begitu istimewa? Jawabannya terletak pada rasa sate kambing yang tiada duanya.
Sate kambing di sini tidak hanya bebas dari bau amis yang sering dikeluhkan banyak orang, tapi juga memiliki rasa manis dan gurih yang meresap hingga ke dalam.
Ini berkat teknik pencelupan bumbu yang dilakukan berkali-kali—saat digiling, sebelum disate, dan saat dipanggang—yang memastikan setiap tusuk sate penuh dengan rasa.
Baca juga: Sejarah SFA Steak & Resto yang Legendaris, Berawal dari Perusahaan Toserba di Karanganyar
Selain sate kambing, sate buntel menjadi menu yang sangat digemari.

Dalam satu porsi sate buntel, ada dua tusuk sate yang lezat dengan daging kambing yang lembut dan empuk.
Sate ini sangat digemari karena cara pemanggangannya yang cermat, sehingga menciptakan rasa yang sempurna, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Tak hanya sate, kedai ini juga menawarkan tongseng kambing dan tengkleng yang menggugah selera.
Tongseng disajikan dengan potongan daging kambing yang lembut dan kuah kaya rempah yang pedas.
Rasanya semakin mantap setelah kuahnya menyatu dengan daging yang empuk. Bagi pencinta rasa asin, tengkleng adalah pilihan yang tepat, dengan rempah yang menciptakan rasa gurih yang kuat dan dominasi tulang kambing yang membuat hidangan ini semakin nikmat.
Dari Berkeliling dengan Pikulan Hingga Restoran Permanen
Warung Sate Kambing Bu Hj Bejo bermula dari usaha almarhum Bejo dan istrinya yang mulai menjajakan sate dengan berjalan kaki sejak 1971.
Baca juga: Sejarah Steak Moen-Moen, Steak Legendaris di Solo Raya, Favoritnya Anak Muda
Awalnya, mereka berkeliling dari pintu ke pintu menawarkan sate dengan pikulan, hingga akhirnya memutuskan untuk menetap dan membuka warung di sekitar Alun-Alun Solo.
Setelah Bejo meninggal dunia, istrinya bersama anak-anaknya, termasuk Mamik Sudarmi, melanjutkan usaha tersebut hingga berkembang menjadi restoran yang lebih permanen di Jalan Sungai Sebakung atau Lojiwetan, lokasi yang masih dipakai hingga saat ini.
Meski tempatnya sederhana, suasana di Sate Kambing Bu Hj Bejo sangat khas.
Pengunjung disambut dengan pelayanan cepat oleh Mamik Sudarmi yang tak hanya mencatat pesanan, tapi juga ikut membalik sate di panggangan dan mengantarkannya ke meja.
Setiap hari, meja-meja selalu penuh, dan antrian pengunjung tak pernah surut.
Baca juga: Sejarah Gudeg Ceker Bu Kasno Margoyudan, Kuliner Legendaris Solo yang Sudah Ada Sejak 1951
Bahkan, mereka yang memesan lewat layanan delivery atau datang untuk takeaway pun ikut menambah keramaian.
Di bagian depan restoran, pengunjung bisa melihat langsung proses pemanggangan ratusan tusuk sate dan penyajian tongseng serta tengkleng—menyaksikan proses yang sering disebut sebagai semi-live cooking.
Ini menambah keseruan tersendiri bagi pelanggan yang menikmati hidangan sambil melihat langsung proses pembuatannya.
Tak heran jika Sate Kambing Bu Hj Bejo menjadi tempat makan favorit bagi banyak orang, termasuk Presiden Joko Widodo.
Sejak masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jokowi dan keluarganya rutin mampir setiap Sabtu untuk menikmati sate buntel.
Bahkan, meskipun kini sudah menjadi Presiden, Jokowi tetap menyempatkan diri menikmati sate di sini, meski kunjungannya harus melalui pemeriksaan ketat dari Paspampres.
Selain Jokowi, beberapa pesohor lainnya seperti Tukul Arwana, Didi Kempot (almarhum), dan Ganjar Pranowo juga tercatat sebagai pelanggan setia yang tak jarang mampir untuk mencicipi kuliner legendaris Solo ini.
(*)
Sejarah Dodol Susu jadi Kuliner Boyolali, Kreativitas Warga Selo Olah Susu Sapi Pasca-Erupsi Merapi |
![]() |
---|
Sejarah Kue Moho, Kuliner Legendaris Solo, Dipercaya Simbol Rezeki Melimpah dan Persatuan Etnis |
![]() |
---|
Sejarah Putu Bambu, Jajanan Legendaris Solo yang Kini Mulai Langka, Dipercaya Berasal dari China |
![]() |
---|
Sejarah Saren, Kuliner Kontroversial yang Kini Mulai Langka di Solo, Dibuat dari Darah Binatang |
![]() |
---|
Sejarah Wajik, Jajanan Legendaris di Solo Raya, Dipercaya Ada Sejak Kerajaan Majapahit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.