Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Rumah Makan Bu Mayar Cawas, Kuliner Legendaris Klaten yang Sudah Eksis Sejak 1979
Rumah Makan Bu Mayar Cawas ini terkenal dengan menu ayam goreng kampung renyah berbalut tepung tipis selama beberapa dekade.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kuliner legendaris Klaten, Jawa Tengah, tidak hanya Sop Ayam Pak Min.
Ketika berkunjung ke Klaten, Tribuners wajib mencicipi aneka hidangan di Rumah Makan Bu Mayar Cawas.
Rumah Makan Bu Mayar Cawas ini terkenal dengan menu ayam goreng kampung renyah berbalut tepung tipis selama beberapa dekade.
Baca juga: Sejarah Uma Yumcha : Berawal dari Modal Rp2 Juta, Kini jadi Dimsum Hits di Kalangan Anak Muda Solo
Awal Mula dari Kecamatan Cawas
Rumah Makan Bu Mayar ini konon sudah ada sejak tahun 1979, dirntis oleh Satini bersama suami yang bernama Mayar Yarno Dihardjo.
Dahulu, rumah makan ini awalnya hanya berupa warung sederhana.
Namun, berkat rasa masakan yang khas dan menggugah selera, usaha kuliner ini berkembang pesat hingga kini memiliki empat cabang: di Cawas, Pedan, Ngaran Mlese, dan jalur By Pass Klaten–Solo.
Bangunan utamanya memang tampak seperti gudang besar dari luar, namun di dalamnya tersaji kenyamanan khas rumah makan Jawa.
Baca juga: Sejarah Soto Bebek Bu Heri Danguran Wedi, Kuliner Legendaris Klaten yang Bertahan Sejak 1987
Ada area lesehan di sisi kiri dan kanan, serta deretan meja dan kursi di bagian tengah.
Dapur berada di bagian belakang, tempat aroma bumbu khas menguar memancing selera.
Menu Andalan: Ayam Goreng + Trancam Segar
Menu utama yang paling banyak dipesan adalah seporsi ayam goreng kampung lengkap dengan trancam dan nasi hangat.
Ayam gorengnya menggunakan ayam jantan atau ayam kampung yang dipotong empat, diungkep dengan bumbu kemiri, bawang putih, kunyit, dan sedikit gula, lalu digoreng setelah dilumuri adonan tepung beras tipis. Hasilnya?
Tekstur kemripik renyah di luar, dengan daging ayam yang empuk dan meresap bumbu di dalam.
Yang membuat pengalaman makan di sini semakin istimewa adalah trancam-nya—campuran sayuran segar seperti tauge, timun, kenikir, wortel, kacang panjang, dan daun selada yang diiris halus, disiram parutan kelapa berbumbu pedas gurih.
Baca juga: Sejarah Oh La Vita, dari Ide Sederhana Kini Menjelma jadi Warung Western Food Legendaris di Solo
Sejarah Sate Kelinci Bisa jadi Kuliner Khas Tawangmangu Karanganyar, Inisiatif Para Peternak |
![]() |
---|
Sejarah Ibu Basuki Bakery: Roti Legendaris Klaten Sejak 1995, dari Rumahan Kini Punya Banyak Cabang |
![]() |
---|
Sejarah Kroket : dari Kudapan Bangsa Eropa, Bisa jadi Sajian Wajib Hajatan di Solo Raya |
![]() |
---|
Sejarah Bubur Lemu, Kuliner Khas Solo yang Legendaris, Makanan Penting di Era Kasunanan Surakarta |
![]() |
---|
Sejarah Kue Kembang Jambu, Camilan Jadul Khas Klaten yang Kini Mulai Langka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.