Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Jokowi Dilirik Partai Politik

Jokowi Beri Kode Keras Pilih Gabung PSI Ketimbang PPP, Pengamat Anggap Logis, Ini Alasannya

Pengamat menilai, apabila Jokowi bergabung atau bahkan menjadi Ketua Umum PPP, keberadaannya justru tak akan memperkuat partai tersebut.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono

TRIBUNSOLO.COM - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, memberikan tanggapannya soal sikap politik Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi sebelumnya memberikan kode keras lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Fernando menilai niat politik Jokowi itu wajar, apabila melihat latar belakangnya.

Baca juga: Mahfud MD Bicara Soal Pemakzulan Wapres Gibran, Singgung Soal Akun Fufufafa 

Dia menyampaikan hal itu dalam acara Tribunnews On Focus yang tayang di kanal YouTube Tribunnews, Rabu (11/6/2025).

"Kalau kita lihat dari background-nya Pak Jokowi dengan Partai Persatuan Pembangunan atau PPP kan sangat berbeda." 

"Kalau Pak Jokowi kita lihat background beliau sebagai nasionalis, kalau kita lihat PPP, partai yang berbasiskan agama," ucap Fernando.

Dirinya pun menilai, apabila Jokowi bergabung atau bahkan menjadi Ketua Umum PPP, keberadaannya justru tak akan memperkuat partai tersebut.

Baca juga: Penasihat Kapolri Ingatkan Roy Suryo soal Ijazah Jokowi, Salah Langkah Bisa Semakin Dalam Terjerumus

Fernando menyebut, eks Wali Kota Solo itu akan lebih bermanfaat jika bergabung dengan PSI yang saat ini dipimpin oleh Kaesang Pangarep.

"(PPP) Bisa akan tetap menjadi partai yang nonparlemen, tetapi akan bisa lebih bermanfaat kalau Pak Jokowi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang saat ini dipimpin oleh Mas Kaesang supaya bisa semakin memperkuat," tuturnya.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi ajang pembuktian bagi Jokowi setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden RI, yaitu untuk membuktikan seberapa besar dukungan dan kekuatannya.

"Yang sampai saat ini kalau kita lihat masih begitu banyak para simpatisan, loyalis beliau yang masih tetap bersama-sama beliau."

"Saya kira begitu beliau menjadi Ketua Umum PSI akan bisa kelihatan seberapa besar sih cintanya masyarakat Indonesia, seberapa besar sih dukungan masyarakat terhadap beliau."

"Jadi saya kira ini menjadi pembuktian bagi beliau untuk membuktikan dukungan ataupun kecintaan masyarakat terhadap beliau," ungkap Fernando. 

Baca juga: Kasus Ijazah Jokowi, Rismon Sianipar Minta Prabowo Bebaskan Bambang Tri : Berilah Perhatian Dikit

Sinyal Jokowi untuk berlabuh ke PSI makin kuat beberapa waktu ini.

Sebab, saat ditanya wartawan, Jokowi enggan untuk masuk PPP meskipun santer disebut masuk dalam bursa calon ketua umum (caketum).

Ia mengatakan di dalam internal PPP masih banyak tokoh yang lebih layak memimpin partai berlambang Ka'bah itu ketimbang dirinya.

"Yang di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi. Banyak calon yang dipilih, banyak sekali,” ujar Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/6/2025).

Baca juga: Diperiksa Polisi Terkait Dugaan Korupsi Rusun Cengkareng, Ahok Jelaskan Penyusunan APBD 2015

Setelah itu, Jokowi memberikan penegasan bahwa dirinya lebih memilih masuk ke PSI meski belum ada pencalonan resmi sebagai caketum.

"Saya di PSI saja lah," ucapnya singkat.

Jokowi juga menjawab kemungkinan dilirik partai lain selain PSI dan PPP.

Lagi-lagi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu kembali menegaskan lebih memilih untuk masuk ke PSI.

Sementara itu, PSI telah menyatakan kesiapan menyambut Jokowi jika memutuskan bergabung ke partai tersebut.

Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman menegaskan bahwa seluruh pengurus dan kader terbuka menerima Jokowi sebagai bagian dari keluarga besar PSI.

“Seluruh kader, pengurus PSI siap menyambut Pak Jokowi jika bergabung ke PSI,” kata Andy kepada wartawan, Minggu (8/6/2025).

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul : Jokowi Beri Sinyal Pilih Gabung PSI daripada PPP, Pengamat Singgung soal Ajang Pembuktian

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved