Fakta Menarik Tentang Sragen
Asal-usul Sendang Kun Gerit yang Kini jadi Wisata Hits Sragen, Airnya Dipercaya Berkhasiat
Sendang Kun Gerit dulunya hanyalah sebidang tanah oro-oro milik pemerintah desa yang terbengkalai.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tumpeng-tumpeng tersebut dibagikan kepada pengunjung sebagai simbol “pitulungan” atau pertolongan dalam budaya Jawa.
Investasi Kolektif Masyarakat
Salah satu aspek paling unik dari Sendang Kun Gerit adalah model pendanaan dan pengelolaannya yang berbasis masyarakat. Sebanyak 563 orang warga menjadi investor dengan penyertaan modal berupa uang, barang, atau jasa.
Investasi dimulai dari harga terjangkau yaitu Rp250.000 per lembar saham.
Tanah seluas 1,86 hektare yang digunakan pun merupakan kontribusi empat warga setempat yang dikonversi menjadi investasi.
BUMDes Sumber Rejeki yang mengelola kawasan ini berhasil menjadikan Sendang Kun Gerit sebagai sumber Pendapatan Asli Desa (PADes).
Fasilitas dan Pengembangan Wisata
Sendang Kun Gerit kini memiliki berbagai fasilitas yang menarik, termasuk empat jenis kolam renang dengan kedalaman berbeda untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Baca juga: Asal-usul Desa Pondok di Nguter Sukoharjo, Ada Kisah Kyai Anggamaya Seberangi Sungai Bengawan Solo
Kolam terdalam memanfaatkan mata air alami sebagai sumber utamanya.
Untuk kenyamanan pengunjung, tersedia restoran bergaya rumah Jawa yang menyajikan kuliner lokal, area bersantai seperti gazebo, serta spot berfoto alami dengan latar perbukitan dan sungai.
Sebagai bentuk diversifikasi, pihak pengelola kini juga menyediakan fasilitas glamour camping (glamping) di puncak bukit setinggi 17 meter.
Glamping dilengkapi dengan AC, kamar mandi dalam, televisi, serta pemandangan memukau ke arah kolam dan Gunung Merapi–Merbabu.
Tidak hanya itu, pengunjung bisa menikmati wisata berkuda keliling desa sejauh 3 km, menambah pengalaman khas pedesaan yang tak terlupakan.
Konsep pemberdayaan masyarakat sangat terasa di Sendang Kun Gerit. Produk makanan-minuman yang dijual berasal dari 38 warga lokal, pengelolaan parkir pun diserahkan kepada warga setempat.
Saat hari libur, jumlah petugas parkir bisa meningkat hingga 10 orang.
Rata-rata pendapatan bulanan dari kawasan ini kini mencapai Rp200 juta.
(*)
| Kisah Pertempuran Pasukan Pangeran Mangkubumi dan Mangkunegara di Tugu Desa Tangkil Sragen |
|
|---|
| Jejak Pangeran Mangkubumi di Wilayah Sragen dalam Bedah Naskah Kuno Babad Giyanti jilid XVII - XXI |
|
|---|
| Sejarah Sentra Batik di Desa Pilang Masaran Sragen, Keahlian Membatik Diwariskan Turun Temurun |
|
|---|
| Sejarah Desa Poleng di Sragen: Punden Poleng Jadi Cikal Bakal, Tempat Pelarian Selir Kerajaan Pajang |
|
|---|
| Kenapa Gading Gajah Purba jadi Ikon Kabupaten Sragen? Ternyata Begini Awal Mulanya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Potret-objek-wisata-Sendang-Kun-Gerit.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.