Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Mie Ayam Gajah Mungkur yang Tersebar di Banyak Tempat, Wujud Solidaritas Pedagang Wonogiri
Merek dagang ini telah menjelma menjadi simbol mie ayam khas Wonogiri yang tersebar hampir di seluruh penjuru negeri.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Bagi penggemar rasa yang lebih komplet, biasanya mie ayam ini disajikan bersama bakso, pangsit rebus atau goreng, serta sambal dan saus.
Baca juga: Sejarah Bakmi Toprak Yu Nani, Kuliner Legendaris Solo yang Eksis Sejak 1955
Harganya pun ramah kantong—umumnya dijual dengan harga di bawah Rp15.000, membuatnya sangat populer di kalangan masyarakat dari berbagai lapisan.
Paguyuban Nasional yang Solid
Keunikan dari mie ayam Gajah Mungkur tak hanya terletak pada cita rasanya, tapi juga pada ikatan sosial di baliknya.
Ribuan pedagang mie ayam asal Wonogiri tergabung dalam Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso Indonesia (Papmiso), sebuah organisasi berskala nasional yang diketuai oleh Sumaryoto Padmodiningrat.
Paguyuban ini bukan hanya menjadi wadah untuk berbagi informasi dan pengalaman, tapi juga telah menjadi semacam keluarga besar.
Mereka aktif mengadakan berbagai kegiatan seperti kumpul rutin, arisan, hingga pengelolaan koperasi yang mendukung para anggotanya dari sisi ekonomi.
Baca juga: Sejarah Kue Nagasari, Jajanan Tradisional yang Legendaris di Solo, Eksis Sejak Zaman Kerajaan Pajang
Pernah Diterpa Isu Miring
Popularitas mie ayam Gajah Mungkur sempat terganggu oleh sebuah isu tak sedap.
Pada tahun 2019, sebuah video viral menuduh salah satu penjual mie ayam menggunakan daging tikus.
Dalam video tersebut, seorang pelanggan mengklaim menemukan kepala tikus dalam mangkuknya.
Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, tuduhan tersebut terbukti tidak benar.
Baca juga: Sejarah Jadah Mbah Rajak, Jajanan Legendaris Sragen yang Sudah Ada Sejak Zaman Kemerdekaan
Kepala “tikus” yang dimaksud ternyata adalah potongan kepala ayam.
Kasus ini pun diklarifikasi sebagai hoaks, tetapi sempat memengaruhi kepercayaan publik terhadap brand mie ayam Gajah Mungkur.
Sebagai respons atas isu negatif tersebut, Papmiso mengadakan gerakan nasional bertajuk Gerakan Makan Mie Ayam Wonogiri pada 30 Juni 2019.
Ajakan ini ditujukan untuk mengembalikan kepercayaan konsumen sekaligus mempererat solidaritas antar pedagang.
Masyarakat diajak untuk menikmati mie ayam Wonogiri di daerah masing-masing dan mengunggah foto-fotonya ke media sosial sebagai bentuk dukungan.
Gerakan ini pun berhasil mengangkat kembali nama baik mie ayam Gajah Mungkur di mata publik.
(*)
Sejarah Wedang Ronde, Kuliner Legendaris di Solo, Dipercaya dari China tapi Namanya Unsur Belanda |
![]() |
---|
Sejarah Cenil, Jajanan Legendaris Solo, Dipercaya Sudah Ada Sejak 1814 dan Punya Filosofi Mendalam |
![]() |
---|
Sejarah Grontol Jagung, Kuliner Legendaris Solo Raya, Dulu Makanan Pengganti Beras saat Penjajahan |
![]() |
---|
Sejarah Sego Kucing, Makanan Khas dan Ikonik Kota Solo, Ternyata Ada 2 Versi soal Asal-usul Namanya |
![]() |
---|
Sejarah Carang Gesing, Jajanan Legendaris Solo, Buah Kreativitas Rakyat Zaman Dulu Olah Pisang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.