Fakta Menarik Tentang Karanganyar
Asal-usul Astana Girilayu di Karanganyar, Tempat Peristirahatan Raja dan Trah Mangkunegaran
Berlokasi di Desa Girilayu Karanganyar, kompleks pemakaman ini menjadi tempat peristirahatan terakhir para raja dan keluarga ini Mangkunegaran.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Nama Astana Girilayu cukup populer di kalangan peziarah Solo Raya.
Berlokasi di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, kompleks pemakaman ini menjadi tempat peristirahatan terakhir para raja dan anggota keluarga inti Mangkunegaran.
Astana Girilayu berdiri kokoh di lereng Bukit Mangadeg, satu kawasan yang juga menjadi lokasi Astana Mangadeg, makam Pangeran Sambernyawa atau K.G.P.A.A. Mangkunagoro I.
Baca juga: Asal-usul Nama Desa Gedangan di Solo Baru Sukoharjo, Ada Kisah Rombongan Keraton Surakarta
Kedua astana ini tidak bisa dipisahkan dalam sejarah panjang trah Mangkunegaran.
Makam Para Raja dan Putri Dalem
Beberapa raja Mangkunegaran yang dimakamkan di Astana Girilayu antara lain:
- K.G.P.A.A. Mangkunagoro IV
- K.G.P.A.A. Mangkunagoro V
- K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII
- K.G.P.A.A. Mangkunagoro VIII
Tak hanya para raja, anggota keluarga inti pun turut dimakamkan di tempat ini.
Termasuk tokoh perempuan legendaris Gusti Noeroel (G.R.Ay. Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani Soerjosoejarso), putri dari Mangkunagoro VII, yang dikenal karena kecantikannya dan perannya dalam sejarah kebudayaan Jawa.
Baca juga: Asal-usul Omah Londo di Gondang Sragen, Dulu jadi Rumah Dinas Pegawai Pabrik Gula
Asal-Usul dan Filosofi Nama
Menurut Bei Hadi Astana, juru kunci Astana Girilayu, nama Girilayu berasal dari dua kata: giri (gunung) dan layu (jenazah atau tempat pemakaman).
Sehingga Girilayu dapat diartikan sebagai "gunung tempat peristirahatan terakhir."
Desa Girilayu sendiri memiliki sembilan dusun, dan menjadi lokasi utama kompleks astana yang mulai dibangun pada tahun 1881, sebagai perluasan dari Astana Mangadeg yang telah lebih dulu berdiri sejak 1716.
Sementara itu, pembangunan Astana Girilayu dilatarbelakangi oleh keterbatasan lahan di Astana Mangadeg.
Baca juga: Asal-usul Nama Desa Watukelir di Weru Sukoharjo, Terinspirasi dari Batu Besar Mirip Layar Kelir
Seiring waktu, kedua situs pemakaman ini menjadi pusat ziarah spiritual dan budaya masyarakat Jawa.
Meskipun akses menuju Astana Girilayu cukup menantang—jalanannya menanjak, berkelok, dan licin saat musim hujan—hal itu tidak menyurutkan niat para peziarah.
Banyak yang datang dari Sragen, Klaten, Wonogiri, hingga luar Jawa untuk mendoakan para tokoh leluhur.
Namun, dari sisi jumlah kunjungan, Astana Mangadeg masih menjadi magnet utama, terutama karena adanya makam R.M. Said alias Pangeran Sambernyawa, tokoh kharismatik yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda dan dikenal luas dalam sejarah pergerakan nasional.
(*)
Asal-usul Sendang Getas di Jaten Karanganyar, Dulu Tempat Semedi Sebelum jadi Spot Memancing |
![]() |
---|
Asal-usul Sendang Beji di Kebakkramat Karanganyar, Dulu jadi Tempat Jujugan Para Pengikut Raja |
![]() |
---|
Asal-usul Astana Mangadeg di Matesih Karanganyar, Tempat Raden Mas Said Disemayamkan |
![]() |
---|
Asal-usul Sendang Bejen di Mojogedang Karanganyar: Jejak Raden Mas Said, Airnya Dipercaya Berkhasiat |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Desa Selokaton di Gondangrejo Karanganyar, Ada Kisah Batu Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.