Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kisah Koptu Janu: TNI Sang Penyelamat Ular yang Bantu Warga Tanpa Pamrih, Bangun Jejaring 28 Wilayah

Anggota TNI berpangkat Kopral Satu ini bercerita bagaimana ia selalu siap siaga menerima laporan penemuan ular.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/AHMAD SYARIFUDIN
SANG PENYELAMAT ULAR - Ketua Umum Exalos Indonesia Janu Wahyu Widodo saat melakukan kegiatan edukasi terkait ular beberapa waktu lalu. Inilah kisah Koptu Janu, tentara yang mengabdikan diri menjadi penyelamat ular dan bantu warga tanpa pamrih. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di saat orang lain terlelap di malam hari dengan tenang, Ketua Umum Exalos Indonesia Janu Wahyu Widodo selalu siaga menerima laporan adanya ular di rumah warga.

Tak jarang teleponnya berdering saat dini hari dan ia pun bergegas menindaklanjuti.

“Kalau malam saya biasanya jam 12 atau jam 1 saya tidur. Jam 5 setengah 5 saya sudah bangun, nah pada jam jam saya sudah tidur selama itu telepon saya bisa respons,” ungkapnya.

Baca juga: Waspada! Ada 25 Laporan Ular Masuk Rumah pada Juni 2025 di Karanganyar, Sampai Ngumpet di Sofa

Dari balik kediamannya di Asrama Brigif Mekanis 6 Raider Kostrad Rejosari, Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Anggota TNI berpangkat Kopral Satu ini bercerita bagaimana ia selalu siap siaga menerima laporan.

Kini ia memiliki jejaring di 28 wilayah di seluruh Indonesia.

Masing-masing memiliki narahubung sendiri-sendiri.

Namun, sebagai pendiri tak jarang ia harus menerima laporan dari wilayah lain dan meneruskannya ke narahubung di wilayah tersebut.

“Sekarang Exalos ini sudah tersebar di kurang lebih 28 wilayah di Indonesia. Dalam satu hari paling tidak 2 sampai dengan 5 kali. Untuk saya sekarang kan menghandle untuk semua laporan dari seluruh Indonesia. Misalkan Sidoarjo, maka saya akan meneruskan itu ke wilayah Sidoarjo.

Baca juga: Ngeri, Ular Kobra Masuk Rumah Warga Sumberagung Boyolali, Telan Ayam dan Telur Milik Warga

Saya akan teruskan, jadi nanti ditangani oleh orang orang yang terdekat,” ungkapnya.

Saya pun heran bagaimana ia dan para relawan melakukan semua ini tanpa imbalan sepeser pun.

Ia pun selalu mendoktrin untuk para relawan untuk bergerak murni atas kesadaran memberi keselamatan pada orang lain, satwa, hingga lingkungan.

Pembina Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo yang menaklukkan 31 anak ular kobra Jawa yang ditemukan di Masjid At Taqwa di Perumahan Griya Adi, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Selasa (17/12/2019).
Pembina Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo yang menaklukkan 31 anak ular kobra Jawa yang ditemukan di Masjid At Taqwa di Perumahan Griya Adi, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Selasa (17/12/2019). (TribunSolo.com)

“Awal mula kita rekrutmen tentu saja kita sudah memberikan syarat. Syaratnya adalah kita memiliki jiwa sosial, jiwa kepedulian kepada manusia, kepada lingkungan. Visi Misi Exalos di antaranya adalah memberikan atau mungkin menolong masyarakat dalam hal ini adalah sebagai ketakwaan kita kepada Tuhan. Yang kita tolong memberikan kekecewaan, maka jangan pernah berhenti menolong. Nah ini adalah doktrin yang setiap hari saya buat,” ungkapnya.

Ia memilih ular menjadi spesialisasi karena ini merupakan satwa yang paling sering berkonflik dengan manusia.

Baca juga: Dengar Suara Aneh, Warga Sragen Kaget Lihat Ular Piton Sepanjang 4 Meter di Selokan

 Karena pemukiman yang semakin banyak, manusia menggeser habitat ular.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved