Fakta Menarik Tentang Klaten
Asal-usul Rowo Jombor di Klaten Jateng, Dulu Perkampungan yang Sering Banjir
Sebelum jadi destinasi wisata seperti sekarang, Rowo Jombor menyimpan sejarah panjang yang dimulai sejak era kolonial Belanda.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Rowo Jombor, sebuah waduk buatan yang terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Sebelum jadi destinasi wisata seperti sekarang, Rowo Jombor menyimpan sejarah panjang yang dimulai sejak era kolonial Belanda.
Rowo Jombor dulunya adalah sebuah perkampungan yang terletak di dataran sangat rendah dan dikelilingi oleh perbukitan.
Baca juga: Asal-usul Umbul Jolotundo di Klaten, Ada Kisah Tragis Roro Amis yang Terluka karena Sumpil
Asal Usul Rowo Jombor
Letaknya yang berada di cekungan menyebabkan air hujan yang masuk tidak bisa keluar, baik saat musim penghujan maupun kemarau.
Air yang terus menggenang membuat warga secara perlahan meninggalkan wilayah tersebut dan pindah ke daerah yang lebih tinggi.
Di sisi barat laut lokasi ini mengalir Sungai Ujung, yang membawa air menuju Sungai Dengkeng.
Ketika musim hujan tiba, Sungai Ujung kerap meluap dan memperparah genangan di daerah tersebut.
Genangan air lambat laun membentuk rawa alami, yang akhirnya dikenal dengan nama Rowo Jombor.
Baca juga: Asal-usul Girpasang Klaten Jateng : dari Tempat Tirakat, Kini jadi Wisata Hidden Gem yang Hits
Menurut penuturan sesepuh desa setempat, jejak-jejak perkampungan lama masih bisa ditemukan di dasar waduk.
Namun hingga kini, belum pernah ada penelitian arkeologis secara mendalam mengenai hal tersebut.

Transformasi Menjadi Waduk
Melihat potensi rawa tersebut, pemerintah kolonial Belanda kemudian mengubahnya menjadi waduk semi-buatan yang difungsikan sebagai tempat penampungan air untuk irigasi lahan pertanian dan perkebunan.
Sejak itu, Rowo Jombor digunakan untuk mendukung sistem pertanian di wilayah Klaten dan sekitarnya.
Tanggul waduk baru secara resmi dibangun pada tahun 1965, setelah Indonesia merdeka.
Dengan panjang 7,5 kilometer dan kedalaman mencapai 4,5 meter, Rowo Jombor memiliki daya tampung hingga 4 juta meter kubik air.
Nama "Jombor" diyakini berasal dari sebutan lama Desa Krakitan, sementara “Rowo” merujuk pada kondisi lahan yang selalu tergenang air.
Baca juga: Asal-usul Nama Paranggupito Wonogiri, Konon Dulu Tempat Bertapa Pangeran Sambernyawa
Fungsi Ganda: Pariwisata dan Budidaya Ikan
Seiring waktu, Rowo Jombor berkembang menjadi kawasan wisata lokal.
Danau ini dipenuhi keramba-keramba ikan milik warga serta warung apung yang menawarkan sajian berbahan dasar ikan air tawar.
Tempat ini pun menjadi favorit masyarakat untuk berwisata, memancing, atau sekadar menikmati pemandangan alam yang menenangkan.
Tak hanya berfungsi sebagai waduk dan destinasi wisata, Rowo Jombor juga merupakan bagian dari kawasan geologi purba Bayat.
Kawasan ini menyimpan nilai-nilai geologis yang menjadikannya berpotensi sebagai situs warisan geologi dan bahkan warisan dunia jika diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.
Dengan nilai sejarah, fungsi ekologis, dan potensi wisata yang tinggi, Rowo Jombor menjadi salah satu aset penting Kabupaten Klaten yang perlu dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan.
(*)
Sejarah Yaa Qawiyyu di Jatinom Klaten yang Digelar Setiap Bulan Safar, Ada Kirab Gunungan Apem |
![]() |
---|
Asal-usul Desa Juwiring di Klaten, Kisah Ki Ageng Juwiring Taklukkan Wilayah Lewat Pendekatan Agama |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Desa Blimbing di Karangnongko Klaten, Legenda Nyai Dlongeh yang Berakhir Tragis |
![]() |
---|
Asal-usul Sendang Bulus Jimbung di Klaten, Ada Legenda 2 Bulus Keramat: Kiai Poleng dan Nyai Remeng |
![]() |
---|
Asal-usul Umbul Buto Kedungan Klaten : di Dasar Kolam Ada 4 Patung Kepala Buto |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.