Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Klaten

Asal-usul Sendang Bulus Jimbung di Klaten, Ada Legenda 2 Bulus Keramat: Kiai Poleng dan Nyai Remeng

Sendang Bulus Jimbung ini berlokasi di Dukuh Jimbung Guo, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
TEMPAT KERAMAT KLATEN - Sendang Bulus Jimbung Klaten yang sempat menjadi lokasi mencari kekayaan hingga kesembuhan. Beginilah asal-usul Sendang Bulus Jimbung. 

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Di tengah pesona alam yang tenang, terdapat sebuah lokasi wisata penuh cerita dan kepercayaan masyarakat lokal, namanya adalah Sendang Bulus Jimbung.

Sendang Bulus Jimbung ini berlokasi di Dukuh Jimbung Guo, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah.

Ditilik dari Google Maps, lokasinya berjarak 39 km dari pusat Kota Solo atau bisa ditempuh 1 jam 1 menit menggunakan sepeda motor.

Baca juga: Asal-usul Nama Desa Ngesrep di Ngemplak Boyolali, Ada Kisah Mbah Gareng yang Terkenal Turun Temurun

Sendang Bulus Jimbunh bukan hanya menjadi sumber mata air alami, tetapi juga menyimpan legenda yang masih hidup hingga kini.

Kawasan ini memiliki dua bagian utama, yakni Sendang Lanang dengan kedalaman sekitar 1,5 meter dan Sendang Putri yang lebih dalam, mencapai 2 meter.

Di sekitarnya tumbuh pohon besar yang diperkirakan berumur lebih dari satu abad, menambah kesan mistis pada tempat ini.

Legenda Kiai Poleng dan Nyai Remeng

Sendang Bulus Jimbung tak lepas dari legenda dua bulus (sejenis kura-kura air tawar) yang melegenda, yakni Kiai Poleng dan Nyai Remeng.

Masyarakat percaya bahwa keduanya adalah jelmaan manusia yang terkena kutukan.

Menurut kisah tutur yang masih dipercaya warga setempat, dahulu kala hiduplah seorang raja tampan dan kharismatik bernama Raden Jaka Patoha di Keraton Jimbung.

Baca juga: Asal-usul Desa Girimarto di Wonogiri, Dipercaya Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit

Pesonanya memikat hati seorang putri bernama Ratu Keling.

Namun cintanya bertepuk sebelah tangan.

Karena cintanya ditolak, Ratu Keling mengutus dua abdi setianya, Kiai Poleng dan Nyai Remeng, untuk membujuk sang raja.

Namun upaya keduanya malah membuat murka Raden Patoha.

Dalam kemarahannya, ia mengutuk Kiai Poleng dan Nyai Remeng menjadi bulus.

Baca juga: Asal-usul Umbul Tirto Mulyo Boyolali : Bekas Pemandian Selir Raja yang Airnya Diyakini Berkhasiat

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved