Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ijazah Jokowi Digugat

Roy Suryo Tuding Ada Tangan Jahat di Balik Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan soal Ijazah Jokowi

Prof. Sofian sebelumnya membuat pernyataan mengejutkan bahwa Jokowi tidak memiliki ijazah S1 dari Fakultas Kehutanan UGM.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Pakar telematika sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, angkat bicara terkait langkah mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Sofian Effendi, yang mencabut pernyataannya soal keabsahan ijazah Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, pada Rabu (16/7/2025), Prof. Sofian membuat pernyataan mengejutkan bahwa Jokowi tidak memiliki ijazah S1 dari Fakultas Kehutanan UGM.

Ia menyebut tidak pernah ada sidang skripsi atas nama Jokowi dan menyatakan bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) Jokowi disebut tidak memenuhi syarat kelulusan kala itu.

Baca juga: Santer Jokowi Gabung PSI, DPD Sukoharjo : Jadi Magnet Kader dan Anggota Baru hingga Relawan

Namun keesokan harinya, Kamis (17/7/2025), Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM itu menarik kembali pernyataannya dan menyampaikan permintaan maaf kepada publik dan pihak UGM.

Langkah Sofian tersebut sontak menimbulkan beragam reaksi, termasuk dari Roy Suryo.

“Perubahan sangat mendadak sikap Prof. Sofian Effendi yang sebelumnya sudah mau jujur dan terbuka membongkar kasus ijazah palsu yang sempat disebutnya ‘skandal besar’ ini memang sangat disayangkan,” ujar Roy Suryo dalam pernyataan tertulis, Jumat (18/7/2025).

Ia menduga, pencabutan pernyataan itu bukan semata perubahan pandangan pribadi, melainkan ada tekanan dari pihak tertentu.

Baca juga: UGM Curiga Ada Pihak Sengaja Giring Opini Mantan Rektor soal Ijazah Jokowi: Keliru dan Tidak Benar!

“Perubahan beliau itu bukan tidak mungkin ada ‘tangan-tangan jahat’ yang masih bermain dan cawe-cawe,” tambah Roy.

Meski begitu, Roy menegaskan komitmennya untuk tetap mendampingi Prof. Sofian dalam situasi yang ia duga penuh tekanan.

BEKAS REKTOR UGM - Mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Sofian Effendi (kanan) saat diwawancarai Rismon Sianipar (kiri) dalam kanal YouTube Balige Academy, Rabu (17/7/2025). Sofian Effendi ternyata tidak sadar semua ucapannya terkait dengan ijazah Jokowi diunggah oleh Rismon Sianipar ke YouTube.
BEKAS REKTOR UGM - Mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Sofian Effendi (kanan) saat diwawancarai Rismon Sianipar (kiri) dalam kanal YouTube Balige Academy, Rabu (17/7/2025). Sofian Effendi ternyata tidak sadar semua ucapannya terkait dengan ijazah Jokowi diunggah oleh Rismon Sianipar ke YouTube. (Tangkapan layar YouTube Balige Academy)

“Kita sepakat tetap berdiri bersama Prof. Sofian Effendi, penegak kejujuran selain Ir. Kasmudjo,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh ahli digital forensik dan mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Sianipar. Ia juga menduga adanya tekanan terhadap Sofian Effendi pasca pencabutan pernyataannya.

Baca juga: Prof. Sofian Effendi Tak Tahu Ucapannya Dipakai Buat Kasus Ijazah Jokowi, Dikira Obrolan Internal

“Kalau saya menginterpretasikan, adanya tekanan yang cukup besar yang sampai saat ini belum bisa kita ungkapkan,” ungkap Rismon melalui kanal YouTube Balige Academy.

Rismon berharap, jika ada kesempatan berdialog lebih lanjut dengan Sofian, maka sang akademisi senior itu bisa terbuka mengenai pengalaman yang ia alami.

“Jika ada kesempatan bertemu Prof. Sofian, semoga beliau mau bercerita meskipun tidak direkam, tentang tekanan-tekanan apa yang beliau alami di usianya yang sudah sekitar 80 tahun,” imbuhnya.

Meski kecewa, Rismon mengimbau publik untuk tidak mencibir keputusan Sofian menarik kembali pernyataannya.

Ia menilai bahwa publik belum mengetahui kondisi sebenarnya yang melatarbelakangi langkah tersebut.

“Saya tetap berpikir positif dan berterima kasih kepada Prof. Sofian yang masih berkenan menerima kami, memberikan informasi, dan mengingatkan alumni UGM untuk memegang teguh Pancasila dan integritas,” pungkasnya.

Bunyi Pernyataan Prof Sofian Effendi

Sebelumnya, dalam wawancara yang ditayangkan kanal YouTube Langkah Update pada 16 Juli 2025, Prof. Sofian sempat membuat pernyataan mengejutkan.

Ia mengklaim bahwa Jokowi tidak lulus program S1 di UGM dan menyebut ijazah yang dimiliki Presiden ke-7 RI itu diduga milik kerabatnya, mendiang Hari Mulyono, suami dari Idayati, adik Jokowi.

Baca juga: UGM Curiga Ada Pihak Sengaja Giring Opini Mantan Rektor soal Ijazah Jokowi: Keliru dan Tidak Benar!

Namun, sehari kemudian, Sofian justru merilis klarifikasi tertulis, menarik semua ucapannya, serta menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak.

Menanggapi hal ini, Rismon menyatakan keheranannya atas perubahan sikap Sofian yang terjadi dalam waktu singkat.

Ia menduga ada tekanan besar yang diterima Prof. Sofian setelah pernyataannya viral dan menimbulkan polemik publik.

"Bagaimana mungkin seorang pemimpin UGM dalam 1x24 jam itu bisa berubah?" kata Rismon dalam pernyataannya, Jumat (18/7/2025), dikutip dari YouTube Langkah Update.

Baca juga: Jokowi Belum Tentu Gabung PSI saat Kongres di Solo, Bobot Elektoral Partai Bisa Jadi Pemicu

"Secara psikologis, itu sangat mungkin terjadi pada orang seusia beliau. Saya duga, beliau mendapatkan tekanan yang cukup besar."

Rismon mengimbau masyarakat untuk tidak gegabah dalam mencibir Sofian, karena apa yang disampaikan sebelumnya adalah hasil dari informasi yang didapatkan langsung oleh sang profesor.

"Kita jangan cepat mencibir, karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya beliau alami," ujar Rismon.

Meski pernyataan telah ditarik, Rismon tetap mengapresiasi keberanian Prof. Sofian yang sebelumnya telah bersedia berbicara dan membuka informasi.

"Saya tetap berterima kasih kepada Profesor Sofian. Beliau mengingatkan kami untuk tetap menjaga integritas dan nilai-nilai Pancasila yang jadi fondasi UGM," ucap Rismon.

Ia menambahkan bahwa tekanan terhadap orang yang bersuara soal isu ini bukan hanya dirasakan oleh Sofian, tapi juga oleh dirinya, Roy Suryo, dan dokter Tifauzia Tyassuma (Dokter Tifa) yang juga pernah menyuarakan isu serupa.

"Bukan hanya tekanan psikologis, tapi juga fisik. Itulah harga yang harus dibayar," tandasnya.

Klarifikasi Sofian: Akui Ijazah Jokowi Sesuai Data UGM

Dalam video wawancara sebelumnya, Sofian memaparkan sejumlah alasan yang membuatnya meragukan ijazah Jokowi.

Ia menyebutkan bahwa nilai akademik Jokowi di awal masa kuliah di Fakultas Kehutanan UGM terlalu rendah untuk bisa lanjut ke jenjang S1.

"IPK-nya tidak sampai dua. Kalau sistemnya benar, dia mestinya DO, hanya sampai sarjana muda," kata Sofian dalam video itu.

Lebih jauh, Sofian juga menuduh bahwa skripsi Jokowi tidak pernah diujikan dan isinya hanya menyalin pidato seorang dekan UGM.

Ia bahkan menyebut dugaan bahwa ijazah Jokowi adalah milik mendiang Hari Mulyono.

Baca juga: Dokter Tifa Dukung Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Jokowi: Kebenaran Sudah Dikumandangkan

"Kabarnya dia pinjam ijazah Hari Mulyono. Dugaan saya, ijazah itu yang kemudian dipalsukan," ujar Sofian kala itu.

Namun, semua tuduhan itu kini telah dicabut secara resmi oleh Sofian melalui pernyataan tertulisnya.

Dilansir dari TribunJogja, Sofian membenarkan, Rismon Sianipar, ahli forensik digital dan alumni UGM yang akhir-akhir ini ramai karena mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi dan beberapa alumni UGM lain berkunjung ke rumahnya.

Mereka mengajak Sofian Effendi untuk melakukan telekonferensi dengan alumni lain yang tinggal di sejumlah kota berbeda membicarakan kebebasan akademik.

“Mereka hanya bilang, ini kita ngomong-ngomong dengan para alumni dari kota lain. Memang ada mantan murid saya dulu dari Aceh, kemudian Kalimantan yang berhubungan di situ. Itu pembicaraan orang dalam lah,” kata Sofian menjelaskan, Kamis (17/7/2025).

Baca juga: 5 Fakta Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan Terkait Ijazah Jokowi, Muncul Dugaan Upaya Pembungkaman

Sofian mengakui dirinya tidak tahu jika percakapan itu kemudian dibingkai untuk mengomentari isu ijazah palsu mantan Presiden Jokowi.

Selama percakapan dengan alumni, ia mengira bahwa obrolan itu berkaitan dengan ruang kebebasan akademik dan hanya diperuntukkan bagi internal, bukan publik.

“Saya tidak sadar itu akan dipublikasikan. Saya tidak menyangka akan dipublikasikan seperti itu. Omongan saya tidak pantas untuk diomongkan (ke publik),” beber dia.

Untuk itu, Sofian meminta maaf kepada semua pihak yang dia sebutkan di dalam video tersebut, tidak terkecuali Rektor UGM saat ini, Prof. Ova Emilia.


“Saya tidak ingin diadu dengan Prof. Ova. Itu tidak baik. Bagaimanapun, Saya adalah anggota organisasi UGM,” jelasnya.

Setelah video itu viral, Sofian mengakui ada goncangan di kampus UGM hingga munculnya bentuk ancaman pelaporan kepada polisi dari penggemar Jokowi.

Sofian mengatakan dirinya mengetahui ada surat dari kelompok penggemar Jokowi yang diunggah ke media online.

Link dari media online itu ia dapat dari kirim pesan WhatsApp mantan mahasiswanya.

“Para pendukung mantan presiden itu, mereka gerah sepertinya karena soal ijazah disebut. Mereka menyebut akan mengadukan saya pada Bareskrim. Maka, saya meminta maaf atas pernyataan saya. Saya tidak mau harus berurusan dengan polisi soal ini, apalagi saya sudah berusia 80 tahun dan keluarga saya juga terganggu,” bebernya.

Dalam kesempatan ini, Sofian mengaku keberatan terkait peredaran video tersebut.

Dia bahkan berencana untuk melayangkan langsung surat keberatan kepada Rismon dan kawan-kawan.

Sofian meminta, video pembicaraan tentang ijazah Jokowi tersebut bisa ditarik dari peredaran. Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk tetap menjaga ketenangan UGM dan mempertahankan ketentraman secara nasional.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved