Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kecelakaan KA Batara Kresna di Sukoharjo

Rekonstruksi Kecelakaan Maut KA Batara Kresna VS Daihatsu Sigra, 27 Adegan Diperagakan

Reka adegan dilakukan dalam kasus kecelakaan maut yang melibatkan Kereta Api Batara Kresna. Ada 27 Adegan.

TribunSolo.com/Anang Maruf
REKA ADEGAN. Kepolisian Resor (Polres) Sukoharjo menggelar rekonstruksi kecelakaan maut yang melibatkan Kereta Api Batara Kresna dan sebuah mobil Daihatsu Sigra di perlintasan rel Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, pada Senin (28/7/2025). 

Laporan Wartawan  TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kepolisian Resor (Polres) Sukoharjo menggelar rekonstruksi kecelakaan maut yang melibatkan Kereta Api Batara Kresna dan sebuah mobil Daihatsu Sigra di perlintasan rel Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, pada Senin (28/7/2025).

Rekonstruksi dilakukan untuk mengungkap secara jelas kronologi kejadian yang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka dalam insiden yang terjadi pada Rabu, 26 Maret 2025 silam.

Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Zaenudin, mengatakan dalam proses rekonstruksi tersebut diperagakan sebanyak 27 adegan yang mengacu pada hasil pemeriksaan dan keterangan para saksi.

"Pada hari ini kami melaksanakan 27 adegan rekonstruksi. Yang hadir antara lain jaksa penuntut umum (JPU), kuasa hukum tersangka, perwakilan dari PT KAI, beberapa saksi, peran pembantu, dan tersangka Surya Hendra Kusuma," ujarnya, Senin (28/7/2025).

Selama proses rekontruksi ini, Keluarga korban tidak dihadirkan dalam gelar perkara ini.

Baca juga: Tak Minta Ganti Materiil, Keluarga Korban Kecelakaan di Kebakkramat Karanganyar Hanya Mau Keadilan

Zaenudin menegaskan seluruh adegan yang diperagakan telah sesuai dengan keterangan saksi yang sebelumnya dimintai keterangan oleh penyidik.

"Adegan-adegan ini menggambarkan runtutan kejadian mulai dari sebelum, saat, hingga sesudah kecelakaan," katanya. 

Hal itu bertujuan memberikan gambaran yang lebih terang, baik bagi JPU maupun tim kuasa hukum tersangka.

Terkait kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat, Zaenudin menyebutkan sejauh ini hanya satu tersangka yang ditetapkan.

"Sementara ini, hasil penyidikan menunjukkan tidak ada tersangka lain. Hanya satu orang yang bertanggung jawab, yakni petugas palang pintu, Surya," pungkasnya. 

Sebelumnya,  akibat kecelakaan ini, empat orang meninggal dunia di lokasi kejadian. 

Sementara tiga lainnya mengalami luka ringan dan sempat dirawat di Rumah Sakit Ir. Soekarno Sukoharjo kala itu.

Empat Korban meninggal dunia masing-masing berinisial A (42), P (44), M (42), dan N (12). 

Dengan ditetapkannya Surya Hendra Kusuma sebagai tersangka, Surya terancam Pasal 359 KUHP dan atau 360 ayat (2) KUHP.

pasal itu mengatur tentang kelalaian yang menyebabkan kematian, sementara pasal 360 mengatur tentang kelalaian yang menyebabkan luka-luka atau kematian. 

Berjalan dari Wonogiri Menuju Solo

KA Batara Kresna beberapa hari belakangan kembali jadi sorotan karena terlibat kecelakaan maut di perlintasan kereta sebelah timur Terminal Sukoharjo Kota, Rabu (26/3/2025).

Diberitakan TribunSolo.com sebelumnya, mobil Daihatsu Sigra warna putih berplat nomor polisi B 2883 BYJ tertabrak Kereta Api (KA) Batara Kresna.

KA Batara Kresna kala itu berjalan dari arah Wonogiri menuju Solo.

Baca juga: 7 Orang Diperiksa Terkait Kecelakaan KA Batara Kresna di Sukoharjo, Masih Berstatus Saksi

Sedangkan mobil tersebut tengah melintas dari arah timur ke barat.

Akibat kejadian ini, dikabarkan 4 orang tewas di lokasi kejadian.

Adapun Daihatsu Sigra itu berisi 7 orang.

Dari tujuh orang tersebut, 4 orang di antaranya tewas. 

Mengenal KA Batara Kresna

KA Batara Kresna adalah layanan kereta api komuter dengan subsidi perintis (sebelumnya menggunakan sarana railbus) milik PT Kereta Api Indonesia yang beroperasi di rute Solo Purwosari-Wonogiri dan merupakan proyek kerja sama antara Kementerian Perhubungan dengan PT KAI.

Layanan yang aslinya merupakan bus rel ini menjadi bus rel kedua di Indonesia setelah bus rel Kertalaya di Sumatera Selatan dan menjadi bus rel terakhir yang beroperasi di Indonesia.

Asal-usul Namanya

Nama Batara Kresna diambil dari tokoh Mahabharata, Krishna atau Kresna yang bertugas menyelamatkan dunia dan menegakkan kebenaran setelah perang di Kurukshetra.

Karakteristik tokoh tersebut kemudian dilekatkan pada bus rel ini sehingga menumbuhkan kebanggaan bagi setiap penumpangnya.

Sejarah

Bus rel ini diperkenalkan kepada publik pada tanggal 26 Juli 2011 dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI Freddy Numberi di Solo bersama dengan bus bertingkat pariwisata Werkudara.

Bus rel ini mulai beroperasi pada tanggal 5 Agustus 2012 dengan rute Sukoharjo-Solo Purwosari-Yogyakarta Tugu.

Karena ada jembatan kereta api yang sedang diperkuat antara Stasiun Pasarnguter-Stasiun Wonogiri, untuk sementara bus rel ini hanya sampai Stasiun Sukoharjo.

Bus rel ini berhenti beroperasi pada sekitar awal tahun 2013, setelah mangkrak sejak Oktober 2012 karena generator rangkaian bus rel yang sering rusak.

Bus rel ini dibawa ke pabrik PT Inka di Madiun untuk diperbaiki.

Hingga 2015 bus rel ini hanya dikandangkan di depo lokomotif Solo Balapan, sampai pada akhirnya PT KAI memutuskan untuk mengoperasikan kembali bus rel ini.

Saat ini bus rel telah beroperasi kembali dengan rute Purwosari-Wonogiri pp dengan rute trayek dua kali sehari.

Tanggal 4 Desember 2014, bus rel ini kembali diujicobakan oleh PT KAI dan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Surakarta.

Memasuki bulan Maret 2015, kembali diumumkan bahwa bus rel akan diluncurkan kembali pada tanggal 11 Maret 2015, dengan operasional untuk umum dimulai pada tanggal 12 Maret 2015.

Bus rel ini secara resmi beroperasi kembali setelah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada tanggal 11 Maret 2015 di Stasiun Purwosari.

Karena adanya gangguan operasional pada bulan Juni 2015, rangkaian bus rel ini untuk sementara tidak beroperasi dan berada di depo.

Merespons hal tersebut, PT KAI Daop VI Yogyakarta menyiasati perjalanan kereta api ini menggunakan rangkaian cadangan kereta api Prambanan Ekspres berbasis KRD MCW 302 yang mana berjalan dua pekan untuk menunggu selesainya perbaikan.

Dengan selesainya perbaikan, semenjak Juli 2015 hingga saat ini bus rel beroperasi dengan rangkaian aslinya.

Keunikan selain melintasi rel di Jalan Slamet Riyadi, kereta ini terkadang memanfaatkan rangkaian cadangan Prameks seperti KRDI dan KRD MCW 302 dikarenakan rangkaian bus rel yang membutuhkan perawatan lebih mengingat medan yang ditempuh.

Mulai akhir Juni 2019, KRD MCW 302 yang sebelumnya menjadi cadangan layanan ini telah ditarik kembali untuk pembuatan Kereta Inspeksi bersama dengan KRD MCW 302 dari Surabaya.

Sekarang, apabila rangkaian asli layanan ini mengalami kerusakan, maka layanan KA ini digantikan dengan cadangan armada KA BIAS.

Sehubungan dengan keinginan KAI untuk mempersingkat waktu tempuh dan juga selesainya peningkatan prasarana perkeretaapian di rute Solo Kota–Wonogiri, bus rel Batara Kresna akhirnya digantikan oleh KRD MCW 302 pindahan dari kereta api Kedung Sepur sejak 1 Februari 2025. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved