Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Tukang Sepuh Emas Kuliahkan Anak di ITB

Santi Tukang Sepuh Emas di Solo Ungkap Amalan hingga 2 Anaknya Bisa Masuk ITB : Rutin Qobliyah Subuh

Santi mengaku tak memiliki amalan khusus selain melakukan ibadah seperti ibu-ibu lainnya agar sang anak bisa kuliah di ITB.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/AHMAD SYARIFUDIN dan TRIBUN JABAR/Muhamad Nandri Prilatama
SOSOK IBU TANGGUH - Tukang Sepuh Emas, Santi Endartati (49) memperlihatkan foto anaknya, Oryza Sativa yang baru saja diterima di ITB ketika ditemui TribunSolo.com di lapaknya di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/8/2025) (kiri) dan bagian ikonik kampus ITB (kanan). Santi Endartati mengaku tak punya amalan khusus agar sang anak bisa kuliah di ITB, dia hanya memiliki kebiasaan salat tahajud dan qobliyah subuh. 

3. Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM-G)

Keketatan: 4 persen

SBM-G juga mencatat keketatan 4 persen, sejajar dengan FTTM-G.

Sekolah ini populer di kalangan pendaftar karena fokusnya pada pengembangan kompetensi bisnis dan kewirausahaan.

4. Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK-G)

Keketatan: 5 persen

SAPPK-G menempati posisi keempat dengan tingkat persaingan sebesar 5 persen. Sekolah ini menawarkan program studi terkait arsitektur, tata kota, dan kebijakan pembangunan.

5. Fakultas Teknologi Industri (FTI-RI)

Keketatan: 5 persen

Di posisi kelima, FTI-RI juga mencatat keketatan sebesar 5 persen.

Fakultas ini mencakup Program Studi Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa, yang banyak diminati karena aplikasinya yang luas di sektor industri.

(*)

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved