Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Koleksi Gajah di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) saat ini tersisa dua ekor, usai satu Gajah ditemukan mati sekitar dua pekan lalu.
Direktur Utama Perumda TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso berujar, Jati, gajah koleksi TSTJ yang berumur 55 tahun ditemukan mati, tepatnya 5 Februari 2019.
"Lantas saat ini koleksi gajah kami terdapat dua ekor, yakni bernama Dian dengan umur 50 tahun, satu lagi namanya Manohara anak Dian dan Jati yang berumur 10 tahun," katanya kepada wartawan, Sabtu (16/2/2019).
Pihaknya berujar Jati mati dikarenakan usia tua.
• Angin Puting Beliung Rusak 118 Rumah di Desa Bendosari Sukoharjo
Sementara itu, Jati didatangkan ke TSTJ dari Way Kambas Lampung pada bulan Juni 1984 di usia 20 tahun.
Jati sendiri merupakan hasil tangkapan dari alam liar.
Lantas dikarenakan tersisa dua gajah berjenis kelamin perempuan, maka diperlukan gajah jantan.
Nantinya untuk mendatangkan gajah yang baru, dikatakannya, akan menggunakan prosedur pertukaran satwa namun dengan tetap melalui izin dari BKSDA.
"Kami sudah menghubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan beberapa lembaga konservasi lain untuk upaya ini," ujarnya.
• Sebut Sosok yang Berpotensi Kalah dalam Pilpres 2019, Sujiwo Tejo: Itulah Titi Kolo Mongso
Lantas nantinya masing-masing BKSDA akan mengirimkan surat ke Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ia mengatakan jika kementerian menyetujui maka pertukaran baru dapat dilakukan.
"Sehingga nantinya apabila dapat gajah jantan lagi, kami bisa memasangkan dengan Dian maupun Monahara," tuturnya.
Pantauan TribunSolo.com, Gajah Diah dan Manohara kerap dilibatkan oleh pihak TSTJ dalam acara-acara bersama pihak luar.
Antara lain saat memperingati Hari Gajah Sedunia, 13 Agustus 2018 lalu.