Berita Sragen Terbaru

Pengunjung Sebut, Akses ke Waduk Kedung Ombo Belum Tetata Rapi dan Tak Ada Papan Petunjuk

Penulis: Rahmat Jiwandono
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Waduk Kedung Ombo yang dilihat dari sisi Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Senin (28/12/2020).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono 

TRIBUNSOLO, SRAGEN - Waduk Kedung Ombo di Kabupaten Sragen tak banyak dikunjungi wisatawan.

Terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti ini.

Seorang pemancing, Danang menyatakan, aksesbilitas menuju Waduk Kedung Ombo belum tertata rapi.

Menurutnya, hal itu bisa menjadi penyebab tidak banyaknya wisatawan atau pemancing berkunjung ke waduk.

Baca juga: Ada Karamba Jaring Apung yang Tersebar di Waduk Kedung Ombo Sragen, Apa Itu? 

Baca juga: Ternyata Pemancing Gemar ke Waduk Kedung Ombo Sragen : Berlimpah Ikan Red Devil, Nila hingga Tombro

"Belum ada papan penunjuk jalan yang jelas untuk sampai ke sini," ujar Danang kepada Tribunsolo.com, Senin (28/12/2020). 

Ia menilai, apabila pihak terkait menata waduk dan memperbaiki akses jalan, jumlah kunjungan bisa meningkat. 

"Saya rasa sih kalau ditata dengan baik, wisatawan mungkin mau mampir ke sini," tuturnya.

Jalur ke Waduk

Bagi warga yang gemar memancing, barangkali bisa mengunjungi ke Waduk Kedung Ombo. 

Jarak antara Sragen Kota dengan Waduk Kedung Ombo yang berada di Kecamatan Sumberlawang, sekitar 42 kilometer. 

Butuh waktu kurang lebih 1 jam 17 menit untuk bisa sampai ke sana. 

Dari alun-alun Sragen bisa berjalan ke arah barat hingga pertigaan Kecamatan Sidoharjo. 

Kemudian, belok kanan, ambil jalan ke arah Kecamatan Gemolong. 

Baca juga: Mengenal Kedung Ombo : Waduk Terbesar di Indonesia, Penampung Air hingga Dikenal Jadi Lokasi Wisata

Baca juga: Potret Tukang Bangunan Asal Wonogiri yang Lagunya Waduk Baran Ninggal Tatu Di-cover Happy Asmara

Ikuti saja jalan tersebut hingga sampai di Kecamatan Sumberlawang. 

Nah, untuk bisa menuju ke sana, ada dua pilihan tempat yaitu di Desa Gilirejo, Miri atau Desa Ngargotirto, Sumberlawang. 

Jika ingin memilih ke arah Desa Gilirejo, lebih cepat lewat Gunung Kemukus. 

Namun setelah beberapa kilometer dari Gunung Kemukus, akses jalannya naik turun dan banyak aspal berlubang. 

Pengemudi roda empat ataupun roda dua harus ekstra hati-hati. 

Pasalnya, kanan kirinya jurang. 

Sejarah Waduk

Waduk Kedung Ombo merupakan salah satu waduk terbesar yang ada di Indonesia. 

Waduk ini terletak di tiga kabupaten sekaligus yakni Boyolali, Sragen, dan Grobogan. 

Untuk sisi waduk yang berada di Bumi Sukowati, masuk Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang.

Sumber utama air di Waduk Kedung Ombo berasal dari pertemuan tiga sungai antara lain Sungai Uter, Sungai Kombo, dan Sungai Banjaran. 

Baca juga: Nestapa Bocah 10 Tahun Tewas Tenggelam : Tak Bisa Renang Tapi Nekat Mandi di Kedung Brumbung Sragen

Baca juga: Pembangunan Waduk Jlantah Terkendala Alih Lahan TKD, Kades Karangsari: Masih Dicari Penggantinya

Adapun waduk ini dibangun pada 1985 silam. 

Saat itu pemerintah pusat ingin membangun waduk baru di Provinsi Jawa Tengah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkekuatan 22,5 Megawatt (MW). 

Tujuannya untuk bisa mengairi 70 hektare sawah di sekitarnya. 

Dana pembangunan waduk bersumber dari tiga unsur seperti Bank Dunia sebesar 156 juta US Dollar, 25,2 juta US Dollar dari Bank Exim Jepang, dan APBN. 

Butuh waktu empat tahun untuk menyelesaikan waduk, tepatnya pada 1989 lalu. 

Waduk sendiri mulai dialiri air pada 14 Januari 1989. 

Luas Waduk Kedung Ombo mencapai 6.576 hektare, rinciannya untuk wilayah perairan 2.830 hektare, lahan daratan 3.746 hektare. 

Setidaknya ada 37 desa, tujuh kecamatan di tiga kabupaten tersebut yang harus rela ditenggelamkan supaya pembangunan waduk terwujud. 

Sebanyak 5.628 keluarga kehilangan tempat tinggalnya akibat pembangunan waduk ini. 

Pada 18 Mei 1981, Presiden Soeharto meresmikan Waduk Kedung Ombo. (*)

Berita Terkini