"Itu permasalahan yang ada saat ini," kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Selasa (19/1/2021).
Oleh karena itu, ke depannya akan dilakukan perbaikan pada jembatan atau infrastruktur yang rusak.
"Perlu ada perbaikan-perbaikan," tuturnya.
Yuni pun mengimbau masyarakat Sragen untuk selalu siaga jika terjadi apa-apa.
Baca juga: Ini Rencana Pemkab Sragen Pasca Uang Rp 2 Miliar Korupsi RSUD dr Soehadi Dikembalikan ke Kas Daerah
Baca juga: Kasus Korupsi Ruang Operasi RSUD dr Soehadi Sragen : Uang Rp 2 Miliar Dikembalikan ke Kas Daerah
Adapun dampak yang bisa terjadi dari bencana hidrometeorologi yakni angin kencang hingga tanah longsor.
"Di Sragen yang rawan longsor ada di Kecamatan Sambirejo," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen juga selalu waspada guna mengantisipasi terjadinya bencana hidrometerologi.
"BPBD Sragen selalu patroli selama 24 jam di masa-masa seperti ini," ujar politisi PDIP ini.
Kondisi Memprihatinkan
Sebelumnya, jembatan gantung di desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen mendadak menjadi salah satu destinasi wisata baru.
Kerap sekali jembatan ini dijadikan lokasi untuk berswafoto oleh masyarakat yang tengah melintas.
Bahkan tak jarang ada masyarakat yang sengaja datang ke lokasi jembatan gantung tersebut, untuk berswafoto.
Jembatan gantung ini dibangun pada awal 1990-an secara swadaya masyarakat.
Jembatan yang punya peran vital penghubung antara Desa Karangannyar dan Desa Bedoro ini perlu sejumlah perbaikan untuk pertimbangan keselamatan.
Baca juga: Jam Malam Warung Jadi Sampai Pukul 9 Malam, Pedagang Alun-Alun Sragen Mulai Berjualan Lagi
Baca juga: Tak Hanya Wonogiri, Sragen Kini Juga Masuk Zona Merah Covid-19, Juga Gegara Tracing?
Jembatan gantung Karanganyar melintasi Sungai Natan sepanjang 10 meter menjadi salah satu jembatan gantung yang dikelola pemerintah desa (Pemdes) Karanganyar.