Berita Karanganyar Terbaru

Setahun Tutup Akibat Pandemi Covid-19, Museum Dayu Sangiran Bakal Buka 1 April Mendatang

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin
Editor: Ryantono Puji Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu di Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Senin (22/3/2021)

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Setelah lebih dari satu tahun ditutup akibat pandemi Covid-19, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu akan kembali dibuka.

Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Karanganyar menyatakan, museum tersebut akan segera dibuka pada 1 April 2021 mendatang.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Disparpora Karanganyar, Titis Sri Jawoto pada Jumat (26/3/2021).

Baca juga: Kangen Piknik ke Museum Manusia Purba di Karanganyar? Begini Potretnya, Setelah Setahun Tutup

Baca juga: Objek Wisata Purba Sangiran Belum Dibuka, Pemkab Sragen: Harus Komunikasi dengan Pusat Dulu

"Ini akan segera kami rapatkan, dan targetnya pada 1 April mendatang akan bisa dibuka," katanya.

Pihak Disparpora akan merumuskan masalah tersebut bersama Museum Purbakala Sangiran di Sragen.

"Nanti kami akan koordinasikan dengan museum yang ada di Sragen," ujarnya.

Demi menjaga protokol kesehatan, Museum Dayu hanya menerima 50 persen dari kuota normal.

"Biasanya hanya 200 orang, kalau masa Covid 19 akan berkurang 50 persen," ungkapnya.

Kondisi Museum

Setahun sudah pandemi Covid-19 melanda, dan selama itu pula Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu di Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar tutup. 

Meskipun area wisata lain yang ada di Karanganyar kini mulai berbenah dan buka satu per satu, namun museum tersebut masih memilih untuk tutup. 

Menurut Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Karanganyar, Titis Sri Jawoto, bahwasanya pengelolaan museum tersebut ada di tangan Kemendikbud langsung. 

Baca juga: Berbulan-bulan Ditutup, Objek Wisata Museum Purbakala Sangiran Ditargetkan Buka Akhir Bulan Ini

Baca juga: Letak Museum Purbakala Ada di Daerah Lain, Warga Asli Sangiran Ungkap Tak Kena Dampak Ekonominya

"Itu langsung di Kemendikbud dan di bawah pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah di Klaten," katanya pada Senin (22/3/2021). 

Titis sendiri berharap area tersebut bisa segera dibuka seperti area wisata edukasi lainnya yang di bawah Kemendikbud. 

"Seperti Candi Cetho sudah buka meski sempat tutup di masa PPKM kemarin," ujarnya. 

TribunSolo.com berkesempatan menengok kembali museum yang berada di pelosok desa tersebut.

Butuh akses hingga dua jam bila berangkat dari pusat kota Karanganyar. 

Baca juga: Warga Dusun Sangiran Sragen Bangkit di Tengah Pandemi, Buat Pasar Budaya Demi Jadi Desa Wisata

Meski tutup terlihat sejumlah pegawai masih sibuk melakukan pembersihan dan perawatan terhadap barang-barang inventaris museum. 

Menurut salah seorang petugas satpam, Rahmat Purnomo, kegiatan pegawai museum tetap berjalan normal meski tanpa pengunjung. 

"Kami tetap berjaga hingga nanti bisa dibuka untuk umum, harapannya segera," ujarnya.

Rencana Dibuka

Objek wisata (obwis) Museum Purbakala Sangiran di Kabupaten Sragen ditargetkan kembali beroperasi pada akhir bulan ini.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen, Yusep Wahyudi mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan simulasi protokol kesehatan terkait pembukaan obwis.

"Kami koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen untuk menyiapkan protokol kesehatan," paparnya kepada TribunSolo.com, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 yang Sasar Lansia di Sragen Tembus 89.000 Orang, Pendataan Ditargetkan Kelar Juni

Baca juga: Bioskop Dibolehkan Buka, Pengelola Mall Solo Sampai Ditelp Ajudan Wali Kota, Ternyata Tentang Ini

Lebih lanjut ia menjelaskan, perlu mekanisme baru agar tidak menimbulkan kerumunan.

Misalnya jika satu rombongan bus tiba, dibagi beberapa kelompok.

Sehingga tidak terlalu banyak yang masuk ke area museum.

”Misal ada satu bus, dibagi 10 orang dulu dengan dipandu tour guide, sekitar 30 menit baru gantian kelompok lainnya,” ucapnya.

Selain itu, Sangiran menjadi pilot project untuk pembukaan tempat wisata yang dikelola Pemkab Sragen.

"Sangiran menjadi prioritas kami, kalau pelaksanaannya berhasil maka obwis lain bisa dibuka," jelas dia.

Adapun obwis lain yang akan segera dibuka jika penerapan protokol kesehatan di Sangiran berhasil ialah Pemandian Air Panas Bayanan.

Tawangmangu Padat

Kondisi lalu lintas di kawasan Tawangmangu, Karanganyar terlihat padat dibandingkan minggu lalu. 

Banyak wisatawan yang datang pada Minggu (28/2/2021). 

Pantauan TribunSolo.com, hampir seluruh area wisata dipadati oleh pengunjung. 

Baca juga: Habis Bawa Alat-alat Pesta Dangdutan di Sekipan, Truk Tergelincir di Jalan Utama Tawangmangu

Baca juga: Kesaksian Warga saat Detik-detik Bentrokan Pendekar di Tawangmangu : Mereka Ada Ratusan Orang

Kendaraan dari arah Karanganyar terlihat meramaikan suasana Jalan Tawangmangu-Solo.

Bahkan ruas jalan bundaran HI sempat padat dan mengular karena banyak kendaraan besar seperti bus maupun minibus saling melintas hingga akhirnya macet tak dapat terhindarkan.

Bahkan area wisata Cemoro Kandang, baik rumah makan dan taman bermain juga ikut ramai. 

Walaupun hari sebelumnya sempat terjadi gesekan antara kelompok pendekar dan tukang parkir setempat tidak berpengaruh pada kunjungan wisata. 

Baca juga: Viral Video Sekelompok Massa Ricuh di Tawangmangu, Ternyata ini yang Sebenarnya Terjadi

Menurut salah seorang tukang parkir di Cemoro Kandanh, Adijx (19), bahwa setidaknya ada ribuan kendaraan yang lalu lalang di seputaran Jalan Tawangmangu-Solo. 

"Bisa sampai ribuan, dan yang berhenti hingga parkir masih di angka ratusan," jelasnya.

Damainya Cemoro Kandang Hari Ini

Warga di kawasan area wisata Cemoro Kandang, Tawangmangu, Karanganyar sudah beraktivitas seperti biasa, Minggu (28/2/2021). 

Kawasan tersebut juga tetap ramai kunjungan wisatawan.

Bentrok yang terjadi antara kelompok pendekar dan warga tidak banyak berpengaruh dengan situasi saat ini.

Baca juga: 5 Fakta Bentrokan Kelompok Pendekar dan Warga di Cemoro Kandang: Suara Knalpot Brong Ganggu Warga

Baca juga: Bubarkan Bentrokan di Tawangmangu, Polisi Amankan Sejumlah Pendekar yang Bertikai dengan Warga

Kejadian yang mengakibatkan sejumlah orang luka dan ada yang harus ditahan di Polsek Tawangmangu itu kini telah berangsur normal.

Menurut salah seorang warga sekitar yang juga bekerja sebagai tukang parkir di Cemoro Kandang, Ajix (19) bahwa situasi wisata sudah berangsur ramai.

"Sudah ramai, ada kalau ratusan yang keluar masuk parkiran," jelasnya kepada TribunSolo pada Minggu (28/2/2021).

Dirinya menambahkan, bahwa seusai mediasi, kondisi Cemoro Kandang telah kembali aman.

Baca juga: Lihat Ratusan Massa PSHT vs Polisi Bentrok, Warga Karanganyar Ketakutan, Langsung Tutup Pintu

"Tidak ada serangan susulan atau teror apapun, kembali seperti biasa," imbuhnya.

Dalam pantauan TribunSolo, sejumlah warung dan area wisata kini telah dipadati pengunjung dari berbagai kota.

Paling banyak dari area Solo Raya dan Jawa Timur.

5 Fakta Bentrok Pendekar dan Warga

Bentrok kelompok pendekar dengan warga di Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu membuat heboh.

Bahkan, video bentrokan ramai terlihat di media sosial (Medsos).

Berikut TribunSolo.com rangkum peristiwa bentrokan tersebut:

1. Arus Lalu Lintas Sempat Macet

Arus lalu lintas penghubung Karanganyar dengan Magetan sempat macet parah, Sabtu (27/2/2021).

Hal itu terjadi karena bentrokan antara kelompok pendekar dengan warga terjadi di Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu.

Seorang saksi mata dan tukang parkir di wilayah tersebut, Bes Hariyanto menjelaskan, saat baku hantam membuat ruas lalu lintas sempat lumpuh.

"Tadi jumlah mereka ada sekitar 500 orang, dan semuanya memenuhi jalanan," ungkap dia kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Kesaksian Warga saat Detik-detik Bentrokan Pendekar di Tawangmangu : Mereka Ada Ratusan Orang

Baca juga: Bubarkan Bentrokan di Tawangmangu, Polisi Amankan Sejumlah Pendekar yang Bertikai dengan Warga

Suasana jalanan semakin kacau saat kedua belah pihak baku hantam.

"Semuanya turun ke jalan," ujarnya.

"Kejadian sekitar jam 12 siang dan polisi tiba 15 menit kemudian," terangnya.

2. Berawal dari Suara Knalpot Brong

Warga memberikan kesaksian saat detik-detik bentrokan gara-gara knalpot brong pendekar yang tengah konvoi.

Kejadian di Cemoro Kandang, jalur Tawangmangu-Magetan di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (27/2/2021).

Suara berisik knalpot milik kelompok pendekar itu membangkitkan amarah warga sekitar karena membuat telinga sakit.

Terutama dari tukang parkir yang dengan tegas menegur.

Akibatnya perselisihan tak dapat dihindarkan, dan warung sejumlah pedagang di Cemoro Kandang menjadi korban.

Baca juga: Bubarkan Bentrokan di Tawangmangu, Polisi Amankan Sejumlah Pendekar yang Bertikai dengan Warga

Baca juga: Sejumlah Orang Terluka, Pendekar vs Warga Bentrok di Tawangmangu, Gegara Suara Knalpot Brong

Menurut warga setempat dan juga tukang parkir, Bes Hariyanto, ada satu warga setempat yang terluka akibat kejadian itu.

"Adik saya mengalami luka," katanya kepada TribunSolo.com.

"Dari pihak mereka ada 8 yang terluka," imbuhnya menekankan.

Dirinya menyebut para pengendara motor ada sekitar ratusan orang.

"Ada sekitar 500 orang yang berkonvoi," jelasnya.

Sedangkan dari pihak tukang parkir dan dibantu warga sekitar ada 50 orang.

"Kami sempat kewalahan dan minta bantuan dari para kelompok pendekar setempat," ungkapnya.

3. Tukang Parkir Menegur

Sejumlah video berisi detik-detik bentrokan antara pendekar dengan warga yang kesal suara knalpot tersebar.

Insiden itu terjadi di Cemoro Kandang, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (27/2/2021).

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, kejadian tepatnya terjadi di jalur Tawangmangu-Magetan di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu.

Kejadian berada di dekat pos pendakian Cemoro Kandang sekira pukul 12.00 WIB.

Bahkan jalan antar provinsi itu nyaris lumpuh, karena banyaknya kelompok pendekar sembari membawa bendera besar.

Dari potongan video, menggambarkan konvoi pendekar kelompok tertentu dengan bendera besar dan kayaknya kampanye.

Suara knalpot sangat memekakan telinga warga sekitar.

Bahkan ada potongan video yang berisi baku hantam antara pendekar dengan warga.

Termasuk mereka yang membawa balok kayu.

Baca juga: Detik-detik PN Karanganyar Ricuh, Gas Air Mata Bikin Ratusan Pesilat PSHT Lari Tunggang Langgang

Baca juga: Haru Biru Pemakaman Riyanto, Pesilat Korban Sriwijaya Air SJ182, Keluarga Besar Pagar Nusa Berduka

Seorang saksi mata dan tukang parkir di wilayah tersebut, Bes Hariyanto mengungkapkan, bahwasanya kejadian bermula dari sebuah kelompok pendekar yang melintas di jalanan Cemoro Kandang.

Mereka mengemudikan kendaraan dengan knalpot brong bersuara tinggi, sehingga akhirnya suara tersebut membuat telinga warga sekitar sakit.

Tak terima dengan kejadian itu para tukang parkir sempat menegur.

"Mereka tidak terima kami tegur, ya terpaksa, hampir baku hantam," ujarnya kepada TribunSolo.com.

4. Motor Tukang Parkir Rusak

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun sebuah motor milik tukang parkir rusak parah karena sempat menjadi kemarahan kelompok pendekar.

"Motor adik saya rusak parah, mereknya RX King, rusak di bagian lampu dan tanki bensin" ucapnya.

Adapun kasus tersebut telah diselesaikan dengan baik di Polsek Tawangmangu.

"Ada polisi setelah itu," jelasnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Blayer-blayer Pakai Motor Knalpot Brong, Pendekar Bentrok dengan Warga Tawangmangu

Baca juga: Momen Gibran Dilantik, Pakar UNS Soroti Tak Ada Pembangunan Berkelanjutan saat Pergantian Wali Kota

5. Polisi Turun Tangan

Mendapatkan kabar ada keributan antara pendekar dengan warga di Tawangmangu, polisi langsung turun ke lapangan.

Kapolsek Tawangmangu, AKP Ismugiyanto, menjelaskan bahwa pihaknya langsung terjun ke lokasi kejadian.

"Saya langsung perintahkan terjun ke TKP," katanya kepada TribunSolo pada Sabtu (27/2/2021).

Saat dikonfirmasi pihaknya hanya melerai dan menahan sejumlah orang yang masih terus berusaha berjibaku.

"Kami tidak mengeluarkan tembakan peringatan," ujarnya.i

"Kami menarik 8 orang dari lokasi kejadian," terang dia menekankan.

Dari 8 orang itu dirinya tidak tahu menahu mengenai latar belakang organisasi mereka.

"Itu urusan internal organsisasi mereka," ucapnya.

"Yang terpenting kalau ingin dijemput harus oleh perwakilan dari ranting organisasi," imbuhnya.

Selain menahan beberapa orang, pihak polisi juga memediasi beberapa pihak yang bertikai itu.

"Kami mediasi, dan kami sepakati semuanya selesai di kantor polisi," tegasnya.

Hadir dalam acara mediasi itu perwakilan dari masing-masing organisasi, Koramil, dan Camat Tawangmangu. (*)

Berita Terkini