Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Larangan mudik membuat para perantau kangen dengan tradisi Lebaran di kampung halaman, di antaranya Ayu Sri Handayani.
Ayu mengatakan, ada beberapa tradisi yang dirindukannya saat momen Lebaran.
"Tradisi salam-salaman. Sungkem itu. Itu menyenangkan. Sebuah kearifan lokal yang dirindukan," kata Ayu kepada TribunSolo.com, Jumat (7/5/2021).
"Di keluarga aku juga, simbah (nenek/kakek) biasanya juga ada open house. Anak cucu pada ngumpul," tambahnya.
Ketika open house, banyak makanan khas momen lebaran dihidangkan. Mulai dari opor, ketupat, hingga olahan sayuran.
Baca juga: Hari Kedua Larangan Mudik di Klaten, Belasan Mobil & Bus Harus Putar Balik, karena Isinya Pemudik
Baca juga: Temukan Uang Rp 16 Juta, Desi : Saya Kembalikan karena Saya Orang Tak Punya,Hilang Seribu Saja Panik
"Suasananya rame sekali. Itu juga ada kegiatan bakar-bakaran," ucap Ayu.
Selain tradisi keluarga, warga kampung halaman Ayu di Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar juga punya tradisi yang dirindukannya.
"Tradisi di desa itu, mengumpulkan orang - orang kemudian salaman satu sama lain," ujar Ayu.
"Itu ngangeni (sangat dirindukan). Itu tidak bisa ditemukan di sini (Jakarta)," tambahnya.
Tinggal di Jakarta
Perantau asal Karanganyar, Ayu Sri Handayani kembali menahan diri untuk tidak mudik.
Tahun ini kali kedua dirinya tidak mudik karena pandemi Covid-19 belum juga mereda.
Ditambah, larangan mudik mulai 6 sampai 17 Mei 2021 yang dikeluarkan pemerintah pusat. Alhasil, ia mau tidak mau tetap di Jakarta.
"Sebenarnya aku melewatkan momen lebaran tidak masalah. Tapi yang aku rindukan bertemu dengan keluarga," kata Ayu saat dihubungi TribunSolo.com, Jumat (7/5/2021).
"Kita tidak tahu lagi akan berapa kali bertemu dan berapa lama lagi. Itu yang tidak bisa dibayangkan," tambahnya.
Orang tua sudah puluhan kali menelpon Ayu menanyakan bisa tidaknya anak tunggal mereka itu mudik. Bahkan, paman dan saudara-saudarnya juga turut menanyai Ayu.
"Sebenarnya ditanyai sama ibu. Ibu itu ingin aku pulang. Keluarga besar juga berharap aku bisa pulang," ucap dia.
"Tiap kali ditanyai lewat telepon, 'bagaimana masih bisa pulang tidak?'. Aku hanya bisa jawab 'tidak bisa pulang'," tambahnya.
Mereka berharap Ayu bisa mencari cara biar bisa pulang ke rumah untuk merayakan lebaran.
Tapi, ia tetap memantapkan diri untuk tidak mudik dan itupun dengan berbagai pertimbangan.
"Bapak-ibuku sudah tidak belia, sudah berusia 40 - 50 tahun. Sebenarnya mereka oke-oke saja," ujar dia.
"Tapi, aku mikir nanti aku bisa menulari mereka. Apalagi mereka juga belum divaksinasi," tambahnya.
Ayu hanya bisa menahan rindu di tanah perantauan dan hanya bergantung dengan video call sebagai obat penawar rindu.
"Menurut aku, itu kurang oke. Lebih baik, bisa ketemu langsung, itu bisa saling ngobrol, makin dekat. Tapi mau bagaimana lagi, tidak bisa pulang," ucap dia.
Selain itu, Ayu juga tetap berusaha mengirimkan hadiah lebaran ke keluarga di Karanganyar. Baju hingga sepatu tak lupa dikirimkannya.
Mudik Lokal Gak Boleh
Pemerintah Kota Solo bisa mengambil opsi untuk melakukan revisi Surat Edaran Wali Kota Solo nomor 067/ 1309 tentang perpanjangan pemberlakuan PPKM.
Rencananya, mereka akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat terkait mudik lokal.
Terlebih, pemerintah pusat saat ini sudah melarang mudik di wilayah aglomerasi.
Baca juga: Larangan Mudik di Solo, Gibran Larang Warga Luar Solo Raya Wisata Ke Solo: SIKM Bukan Untuk Piknik
Baca juga: Puluhan WNA asal China Masuk RI Pakai Pesawat Charter, Fadli Zon: Mudik Dilarang, WNA Terus Datang
Solo Raya merupakan salah satu wilayah yang awalnya diperbolehkan mudik lokal.
"Mudik lokal kami koordinasikan lagi. Nanti kalau ada-apa, kami revisi (surat edarannya)," kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Jumat (7/4/2021).
Gibran menuturkan, saat ini Pemkot Solo sementara masih memperbolehkan mudik lokal.
Itu dengan mengacu Surat Edaran Wali Kota Solo Nomor 067/ 1309.
"Silahkan. Tapi, nanti mudik lokal kami bahas dengan pemerintah pusat lagi. (Sementara) masih diperbolehkan," ucap Gibran.
Baca juga: Larangan Mudik di Solo, Stasiun Solo Balapan Sepi Kemarin, Penumpang Tak Sebanyak Hari Biasa
Warga Luar Solo Raya Dilarang Wisata di Solo
Pemerintah Kota Solo melarang wisatawan dari luar Solo Raya berwisata ke Solo.
Larangan itu diberlakukan bersamaan dengan masa larangan mudik yang dimulai 6 sampai 17 Mei 2021.
"(Alasan) piknik tidak diperbolehkan. (Wisata) dari warga lokal saja, luar Solo Raya, ya, tidak usah," ujar Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Jumat (7/5/2021).
Baca juga: Puluhan WNA asal China Masuk RI Pakai Pesawat Charter, Fadli Zon: Mudik Dilarang, WNA Terus Datang
Baca juga: Larangan Mudik di Sragen, Polisi Awasi Jalur Tikus, Kalau Lolos Ada Jogo Tonggo
Adapun Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) yang dibawa tak berlaku untuk urusan wisata.
"SIKM itu khusus bagi yang tujuan - tujuan yang urgent bukan untuk wisata SIKM itu," ucap Gibran.
"(Misal) ada yang meninggal dunia, melahirkan, perjalanan dinas mendadak yang urgent. (SIKM) bukan untuk piknik," tambahnya.
Baca juga: Apes, Rombongan Asal Klaten Ini Batal Lamaran di Madiun gara-gara Terjaring Larangan Mudik di Sragen
Oleh karenanya, Gibran mengharapkan wisatawan yang berasal dari luar Kota Solo menahan diri untuk berwisata ke Solo.
"Wisata, misalnya ke Balekambang, Jurug. Yang datang orang Solo saja, jangan orang Jakarta," kata dia.
"Orang luar Jawa pakai SIKM cuma untuk pariwisata atau piknik tidak boleh," tambahnya. (*)