Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) harap-harap cemas karena klaster Covid-19 di Kota Solo mengalami kenaikan.
Namun Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyampaikan akan terus mengupayakan PTM sehingga bisa digelar pada bulan Juli mendatang,
“Ya kita (Pemkot) tetap akan terus upayakan,” kata Gibran kepada Tribunsolo.com, Kamis (20/5/2021).
“Ada potensi ya, pokonya nanti tanggal 24 Mei akan ada pembukaan pendaftaran di beberapa sekolah,” ujarnya menekankan.
Gibran menyampaikan pendaftaran sekolah berlangsung sejak tanggal 24-31 Mei 2021.
Baca juga: Diisolasi ke Asrama Donohudan, Ini Cara Lurah & Camat Semangati Pasien Covid-19 Klaster Sumber Solo
Baca juga: Klaster Sumber Jadi 41 Orang, Pemkot Solo Akui Kasus Meroket, Lockdown Tak Ada Batas Waktunya
“Kita terima dulu penerimaan siswanya, tapi nanti mendekati pelaksanaan kita akan tinjau terlebih dahulu,” ujarnya.
“Kita melihat situasinya seperti apa di Kota Solo,” tambahnya.
Itu melihat dari tinggi atau melonjaknya kasus Covid-19 di kota Solo yang kian meningkat.
“Ya tidak sekaligus langsung di semua wilayah, kita lihat zonanya dulu,” ungkapnya.
“Kalau di zona-zona merah nanti tak pending dulu,” tambahnya.
Meskipun demikian, Gibran katakan dari segi persyaratan dan mekanisme nya tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya.
“Sama saja, kita permudah tidak mempersulit bapak ibu yang akan mendaftarkan anaknya,” jelasnya.
Simulasi Tatap Muka
Simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) jenjang sekolah dasar (SD) diujicoba mulai Rabu (5/5/2021).
Ada sebanyak lima sekolah yang mengujicoba simulasi tersebut dengan diikuti kurang lebih 112 siswa kelas 5 SD.
Dari pantauan TribunSolo.com, para siswa tetap melalui protokol kesehatan Covid-19.
Mereka tetap mencuci tangan terlebih dulu dan pengecekan suhu sebelum masuk ke ruang kelas.
Adapun jumlah siswa yang mengikuti dibatasi setengah kapasitas ruang kurang lebih 24 siswa.
Baca juga: Ribuan Botol Miras Hasil Sitaan di Solo Dimusnahkan, Mulai dari Ciu Oplosan hingga Bermerek Mahal
Baca juga: Viral Aksi Bocah Hadang Mobil di Kawasan Solo Baru Sukoharjo, Bahayakan Nyawa, Ini Tanggapan Polisi
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyanto mengatakan lima sekolah yang menjalankan PTM mewakili tiap kecamatan.
"Prinsipnya, kita ingin mendorong SD untuk mengikuti proses pembelajaran tatap muka sama dengan pola yang diterapkan di SMP," kata Dwi, Rabu (5/5/2021).
"Itu kita lakukan bertahap sedikit demi sedikit. Target kita pembiasaan pola perilaku anak. Kita pastikan anak aman sampai ke sekolah," tambahnya.
Tahap awal ini memang kelas 5 SD dulu dengan durasi belajar mengajar selama 2 jam tampa waktu istirahat.
Kemudian, apabila itu berhasil maka jenjang kelas berikutnya masuk secara bertahap hingga kelas 1 SD dengan pembatasan kapasitas.
"(Kemudian) fase kedua lima jam dengan istirahat 15 menit. Boleh ke perpustakaan dan tempat ibadah. Protokol kesehatan diserahkan ke sekolah," ujar Dwi.
Dwi memastikan PTM tingkat SD menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat.
"Protokol kesehatan di sekolah lebih ketat daripada area publik, seperti mall dan pasar, cenderung tidak mengingatkan. Kalau di sekolah, kalau bergerombol diingatkan," ucap Dwi.
Selain protokol kesehatan Covid-19, vaksinasi terhadap tenaga pendidik dan penunjang juga sudah dilakukan. Itu sudah mencapai 89 persen.
"Beberapa teman ada yang komorbid, punya penyakit penyerta, hamil, dan penyintas belum tiga bulan, jadi tidak masuk kriteria," ujar Dwi.
Meski begitu, Dwi tidak menampik tetap ada orang tua yang masih khawatir anaknya mengikuti PTM. Namun, ia tidak membeberkan jumlah pastinya.
Sekolah Langsung Lockdown
Kasus Covid-19 dalam dunia pendidikan ditemukan di Kabupaten Sragen.
Sebanyak 7 guru di salah satu sekolah negeri di Kabupaten Sragen terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto.
"Ada tujuh orang positif Covid-19 dan orang diantaranya positif Covid-19," kata Tatag kepada TribunSolo.com, Sabtu (17/4/2021).
Baca juga: Cerita Otobus di Sleman, Sudah Terpukul Pandemi Covid-19, Kini Ditambah Aturan Larangan Mudik
Baca juga: Catat! Jadwal Vaksinasi Covid-19 di Sragen, Selama Ramadhan Hanya Setengah Jam Saja
Atas temuan tersebut, Satgas penanganan Covid-19 langsung melakukan tracing ke kontak eran dan dekat pasien.
Dari tracing tersebut, puluhan orang diketahui pernah berkontak erat dan dekat dengan pasien.
"Banyak kurang lebih 24 orang," ucap Tatag.
Atas temuan tersebut, proses belajar mengajar di sekolah tersebut dihentikan sementara.
"Tidak ada pembelajaran tatap muka. Sekolah di Lockdown," ujar dia.
"Lockdown dilakukan mulai tanggal 5 April 2021, dan hari ini kemungkinan sudah selesai," tambahnya.
Menolak Vaksin?
Sementara itu, beberapa tenaga pendidik di Kota Solo masih menolak vaksinasi Covid-19.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, penolakan tersebut ditemukan di 2 sekolah.
"Ada dua sekolah yang gurunya, masih kurang berkenan untuk divaksinasi. Itu harus diedukasi," kata Gibran, Jumat (16/4/2021).
Baca juga: Terjadi Pembekuan Darah yang Langka, Denmark Putuskan Tak Lagi Gunakan Vaksin AstraZeneca
Baca juga: Daftar Negara Dunia yang Mengalami Masalah Stok Vaksin Covid-19, Bukan Hanya di Indonesia
"Ini menyangkut masa depan bangsa kita. Sekolah isinya anak - anak yang jadi penerus bangsa," tambahnya.
Namun, Gibran enggan menyebut secara pasti instansi sekolah yang guru-gurunya menolam divaksinasi.
"Ada yang tidak mau divaksin. Ya ada lah," ucapnya.
Gibran menegaskan bila guru-guru tidak divaksinasi, maka sekolah tidak diperbolehkan menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Kalau tidak mau divaksin, (sekolah) tidak usah (menjalankan) pembelajaran tatap muka," ucap Gibran.
Baca juga: Vaksinasi Bulan Ramadhan Diperbolehkan, Kemenkes Akan Kebut Hingga 30 Juta Dosis
"Nanti kita tegasi ke semua gurunya," tambahnya.
Gibran menyampaikan vaksinasi tenaga pendidik dilakukan supaya PTM bisa segera diselenggarakan.
"Targetnya, Juli 2021, sekolah dibuka untuk PTM," ujarnya. (*)