Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Vaksinasi massal di Kabupaten Wonogiri mulai menyasar pengelola tempat ibadah dan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan.
Ribuan sasaran dari kelompok tersebut akan mulai menjalani vaksinasi Covid-19 di Pendopo Kabupaten Wonogiri.
Mubarok, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Wonogiri mengatakan bahwa vaksinasi untuk kelompok itu mencapai 4.011 sasaran.
Baca juga: Nasib Pemancing di Sukoharjo, Fokus Amati Pergerakan Ikan, Ternyata Motor Vixionnya Digondol Maling
Baca juga: Terminal Bus Giri Adipura Wonogiri Uji Coba Aplikasi PeduliLindungi: Tapi Belum Wajib
Kelompok tersebut dinilai juga banyak melakukan interaksi dengan masyarakat.
"Ini akan menyasar untuk seluruh kecamatan, jadi bukan untuk beberapa kecamatan saja, pertama 1.200 dosis, besok juga, bisa sampai empat hari tergantung kemampuan," kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (6/9/2021).
Ormas keagamaan yang mengikuti vaksin, kata Mubarok, seperti pengurus Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, LDII, MTA dan sejumlah ormas dari agama lain.
Sedangkan untuk pengurus tempat ibadah, yakni sesorang yang bertugas di masjid, gereja, pura dan tempat-tempat ibadah yang lain.
Lebih lanjut Mubarok mengatakan bahwa vaksinasi untuk kelompok keagamaan itu merupakan jatah dari Pemerintah Kabupaten Wonogiri.
"Mereka kan sering berinteraksi dengan jamaah, maka saat ini harus divaksin dulu," jelasnya.
Vaksinasi Massal
Pemerintah Kabupaten Wonogiri kembali menggelar vaksinasi massal di Pendopo Rumah Dinas Bupati.
Hari ini, Senin (6/9/2021) vaksinasi dilakukan dengan sasaran berbeda.
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Rabu (1/9/2021) hingga Jumat (3/9/2021) lalu, Pemkab Wonogiri menggelar vaksinasi massal dengan sasaran pelaku UMKM.
Baca juga: Satgas Covid-19 Waspadai Varian Baru Covid-19 saat Lonjakan Kasus, Bisa Turunkan Efektivitas Vaksin
Baca juga: Sudah 65 Juta Warga Indonesia yang Mengikuti Vaksinasi Covid-19, Mudahkan Aktivitas di Ruang Publik
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Adhi Dharma mengatakan, bahwa saat ini vaksinasi massal menargetkan seluruh pengelola tempat ibadah dan organisasi kemasyarakatan (Ormas).
"Hari ini khusus untuk ormas dan seluruh pengelola tempat ibadah di Wonogiri," kata dia Senin (6/9/2021).
Adapun hari ini terdapat sebanyak 1200 sasaran pengelola tempat ibadah dan organisasi kemasyarakatan.
Baca juga: 3000 Dosis Vaksin untuk Pengurus & Santri Pondok Pesantren di Sragen: Peserta Diminta Segera Daftar
Mereka akan mendapatkan suntikan dengan vaksin jenis AstraZeneca.
Vaksinasi ini dijadwalkan mulai dari pagi hingga sore hari.
Lebih jauh Adhi Dharma menambahkan bahwa saat ini, per hari Minggu (5/9/2021) Kabupaten Wonogiri masih memiliki stok vaksin sebanyak 8752 dosis.
Baca juga: Catat! Syarat Terbaru Naik Pesawat di Jawa-Bali, Tak Perlu PCR Lagi Asalkan Sudah Vaksin Dosis Kedua
Angka tersebut merupakan akumulasi dari beberapa jenis vaksin yang dimiliki, yakni Sinovac, Moderna dan AstraZeneca.
"Itu perhitungan kemarin, ini kan sudah digunakan untuk vaksinasi massal ini, belum kita hitung lagi," imbuhnya.
Jadwal Vaksin di Solo
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo kembali menggelar kegiatan vaksinasi bagi warganya pada Senin (6/9/2021).
Untuk kali ini kegiatan vaksinasi digelar di depan rumah dinas Wakil Wali Kota Solo di Jalan Yosodipuro No 43, Kelurahan Ketelan, Kecamatan Banjarsari.
Layanan ini menggunakan bus yang sebelumnya telah berkeliling ke beberapa tempat seperti di Kantor Kecamatan Serengan dan Kantor Kecamatan Pasar Kliwon.
Layanan tersebut kini berada di depan rumah dinas Wakil Wali Kota Solo hingga Selasa (6/9/2021).
Baca juga: Bikin Bulu Kuduk Merinding, Warga Ditemui Ular Besar di Lokasi Terowongan Kuno di Sabrang Lor Klaten
Baca juga: Viral Video Ustaz di Ponpes Demak Aniaya Santri karena Belum Tidur, Kini Terungkap Fakta Kejadiannya
Adapun targetnya sebanyak 150 sasaran setiap harinya dengan syarat KTP warga Solo dan berusia 18 tahun.
Bagi yang menghendaki vaksinasi bisa datang langsung ke lokasi karena pendaftaran menggunakan metode Go Show yang dibuka setiap pukul 08.00-12.00 WIB.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menargetkan agar capaian vaksinasi wilayahnya bisa mencapai 100 persen pada akhir bulan ini.
"Target 100 persen bulan ini bisa, bahkan malah lebih dari itu," katanya kepada TribunSolo.com.
Jumlah Pasien Menurun
Di masa PPKM Level 3 saat ini, pasien Covid-19 di Rumah Sakit Dr Moewardi (RSDM) kini semakin lengang.
Pemandangan pasien membludak, antrian IGD menumpuk hingga tenda darurat kini telah tiada.
Direktur RSDM, Cahyono Hadi menyampaikan, saat ini sisa pasien Covid-19 hanya 10 persen dibandingkan dengan jumlah saat Juni-Juli lalu. Saat Covid-19 varian Delta baru saja merajalela.
Baca juga: Pemasukan Desa Ponggok Minim Selama Corona, Umbul Ponggok Merugi Hingga Rp 800 Juta, Kok Bisa ?
Baca juga: Inovasi Polres Sukoharjo Bantu Masyarakat Terdampak Pandemi Corona: Budidayakan Ikan Lele di Polsek
"Biasanya kami bisa menampung 650 pasien untuk Covid-19 dan kini hanya tersisa 65 atau 68 pasien saja," katanya pada Minggu (5/9/2021).
Akibatnya kini banyak bangsal-bangsal pasien yang dikosongkan karena jumlah penghuni yang sudah turun.
"Sekarang bangsal-bangsal yang sebelumnya diperuntukkan bagi pasien Covid-19 perlahan kami kosongkan," terangnya.
Baca juga: Pemuda Asal Wonogiri Ditemukan Meninggal Dalam Bus: Positif Corona, Dimakamkan Prosedur Prokes
Selain itu kamar ICU yang semuanya digunakan untuk pasien Covid-19 mulai dikosongkan satu persatu.
"Kini pasien Covid-19 hanya 8 orang dari 18 kamar yang tersedia, sisanya kami berikan kepada pasien ICU dengan penyakit lain," ungkapnya.
Dampak dari berkurangnya pasien juga berpengaruh pada fungsi relawan yang saat ini sudah dilepas dan kedepannya akan diberi tugas untuk menjadi vaksinator di RSDM.
Kondisi yang Sama di RS Lain di Solo
Kondisi kamar perawatan untuk pasien Covid-19 di Kota Solo mulai lengang, Jumlah pasien di ruang isolasi berkurang.
Kepala Bagian Humas dan Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat RS Panti Waluyo Solo, Titis Pamungkas, mengatakan saat ini jumlah pasien telah berkurang.
"Kondisinya longgar berkurang sangat banyak untuk pasien Covid-19 yang berada di ruang Isolasi kami," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Kamis (2/9/2021).
Baca juga: Inovasi Polres Sukoharjo Bantu Masyarakat Terdampak Pandemi Corona: Budidayakan Ikan Lele di Polsek
Baca juga: Kagetnya Anak Yatim karena Corona Ini, Tiba-tiba Didatangi Superhero dan Diberi Bingkisan
Dia menjelaskan, jumlah dari pasien hanya sekitar 5 pasien dari kapasitas ruangan.
"Total ruang yang disediakan hanya 43 tempat tidur dan yang terisi sekitar 10 persen saja," ungkapnya.
Selain itu, terkait biaya pelayanan pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan berat secara gratis.
Baca juga: Pilunya Dalang di Klaten, Tak Bisa Pentas karena Corona: Gadaikan Sertifikat Rumah Demi Sekolah Anak
"Biaya gratis, semua ditanggung olah Kementrian Kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Rumah Sakit Panti Waloyo Solo juga menyediakan fasilitas untuk isolasi mandiri.
Biaya satu harinya mencapai Rp 400 ribu dan Rp 300 ribu per malam tergantung fasilitas yang didapatkan.
"Karena untuk gejala ringan biaya tidak ditanggung oleh Kementerian Kesehatan sehingga harus bayar sendiri," ujarnya.
Gedung Sekolah untuk Isolasi Mulai Dikosongkan
Akhir masa PPKM Level 4 di Kota Solo sejumlah sekolah yang digunakan sebagai area karantina kini mulai dikosongkan.
Ditambah lagi pasien Covid-19 pengguna area karantina hanya tersisa 2 orang dan semuanya berada di Asrama Haji Donohudan.
Hal ini terkait dengan menurunnya angka pasien isolasi terpusat di Kota Solo.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Solo, Nico Agus Putranto mengungkapkan bahwa isolasi terpusat akan dialihkan ke Asrama Haji Donohudan.
Baca juga: Anak Sekolah Berusia 12 Tahun ke Atas di Sragen Belum Dapat Vaksin, Bupati : Belum Dibahas
Baca juga: Ini Alasan Kenapa di Sragen Belum Ada Kelonggaran, Padahal Kasus Covid-19 Diklaim Sudah Merosot
"Minggu ini sudah tidak ada lagi (pasien) yang dikirim ke sekolah tapi dialihkan ke Asrama Haji Donohudan semua," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (23/8/2021).
Adapun untuk isolasi internal Kota Solo, pihak BPBD akan kembali mengaktifkan Ndalem Priyosuhartan dan Graha Wisata Niaga.
"Ndalem Priyosuhartan memiliki kapasitas 50-60 orang, dan Graha Wisata Niaga bisa mencapai 150-200 orang," terangnya.
Namun keputusan untuk memindahkan area isolasi terpusat masih harus ditunda melihat kondisi Graha Wisata Niaga masih menjadi sentra vaksinasi.
"Masih digunakan sebagai area vaksinasi hingga akhir Agustus dan setelah itu perlahan baru pindah kesana," jelasnya.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, Pemkot Solo saat ini masih memfungsikan 7 sekolah sebagai area isolasi terpusat Covid-19.
Sekolah tersebut antara lain SMPN 8, SMPN 25, SDN Cemara 2, SMPN 6, SDN Panularan, SDN Cengklik, dan SMPN 15.
Adapun Solo Techno Park juga sudah tidak difungsikan sebagai area karantina dan mulai digunakan sebagai tempat ekosistem start up bagi anak muda.
"Lokasinya yang strategis dekat UNS dan ISI tentu baik untuk anak muda dan pemulihan ekonomi," terangnya.
Parkirkan Mobil di SMK
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menerima surat permintaan maaf dari SMK Batik 2 Surakarta.
Hal ini karena SMK Batik 2 Surakarta bakal menggelar tatap muka di tengah pandemi.
Meski demikian Gibran belum ada hasrat untuk mengambil mobilnya yang hingga kini masih diparkir depan SMK Batik 2 Surakarta tersebut.
"Belum tahu kapan akan diambil," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (23/8/2021).
Baca juga: Kalimat Marahnya Gibran ke SMK Batik 2 Solo : Mau Gelar Sekolah Tatap Muka Tapi Belum Izin
Baca juga: Alasan Gibran Parkirkan Mobil Dinas di Depan SMK Batik 2 Surakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
Lebih lanjut Gibran menjelaskan, bahwa sekolah itu menyampaikan permohonan maaf karena ketahuan melanggar aturan PPKM Level 4 di Kota Solo.
"Surat itu ada karena ketahuan, tidak tahu juga kalau mereka tidak ketahuan," ungkapnya.
Demi antisipasi agar hal serupa tidak terjadi lagi, Gibran menginstruksikan jajarannya untuk mengawasi sekolah-sekolah agar tidak nekat melakukan PTM.
"Antisipasi tadi saya tegaskan kepada Dinas Pendidikan, lurah dan perangkat lainnya, sekolah harus dicek satu persatu," ujarnya.
Gibran tak menampik saat ditanyakan mengenai adanya sekolah lain yang juga melanggar dengan nekat membuka PTM meski dilarang.
"Ada sekolah lain yang masih nekat membuka dan semuanya sudah diselesaikan," jelasnya.
Adapun sanksi, Gibran angkat tangan dan menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan Provinsi.
"Itu wewenangnya provinsi," tegasnya.
Baca juga: Gaet Declan Rice, Manchester United Jadikan Pemain Inggris ini Pelicin, West Ham Tak Akan Menolak
Baca juga: Kronologi Warga di Dalam Kawasan Sirkuit MotoGP Mandalika Rusak Pagar Lintasan, Terkuak Penyebabnya
SMK 2 Batik Bikin Ramai
Mobil Wali Kota Solo Gibran yang terparkir sehari semalam di depan SMK Batik 2 Surakarta ternyata menimbulkan keramaian baik bagi warga sekitar, maupun pengguna sosial media.
Beredar kabar pula, alasan mobil Gibran diparkir di sana, adalah karena kabar sekolah tersebut hendak menggelar pembelajaran tatap muka pada Senin (23/8/2021) besok.
Baca juga: Alasan Gibran Parkirkan Mobil Dinas di Depan SMK Batik 2 Surakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
TribunSolo.com memperoleh surat edaran SMK Batik 2 Surakarta yang berisi pemberitahuan pembelajaran tatap muka.
Dalam surat itu dijelaskan bahwa para siswa akan masuk dan diwajibkan mengenakan masker, membawa bekal makanan sendiri dari rumah, tidak diperbolehkan pindah tempat duduk dan tidak diperbolehkan jajan karena dikhawatirkan menimbulkan kerumunan.
Meski surat tersebut bertanggal 18 Agustus 2021, namun pihak Pemkot Solo tidak mendapat surat pemberitahuan atau ijin terkait dimulainya PTM.
"Jangan mengeluarkan aturan tanpa koordinasi dengan kita, nanti kita yang repot," kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Minggu (22/8/2021).
Gibran juga mendapat surat tersebut bukan melalui jalur resmi, sehingga terkesan proses penyelenggaraan PTM besok digelar secara sembunyi-sembunyi.
"Apapun itu pasti saya tahu, mau sembunyi-sembunyi, pasti saya tahu, itu sangat membahayakan murid di bawah umur," ujarnya.
TribunSolo.com mencoba menghubungi pihak Kepala Sekolah SMK Batik 2 Surakarta, Achyar Susanto dan hanya memberikan jawaban singkat bahwa besok tidak ada PTM.
"Tidak ada kegiatan tatap muka, terimakasih, mohon bantuan dan doanya," balasnya singkat.
Kemudian TribunSolo.com mewancarai Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Erwin Achmad Analisawan.
Dirinya menjelaskan bahwa pihaknya berencana menggelar PTM, namun sudah membatalkannya.
"Sempat direncanakan simulasi, tapi memang sudah dibatalkan," terangnya.
Kini seluruh siswa yang berjumlah 497 orang tersebut batal masuk sekolah dan pembelajaran tetap jarak jauh secara daring. (*)