Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sejumlah perwakilan warga terdampak limbah PT RUM menyampaikan unek-unek kepada Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi bersama tim dari Kementerian Lingkungan Hidup melakukan sidak dialiran pembuangan limbah PT RUM di Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Selasa (23/11/2021).
Menurut salah satu warga Herman, warga telah mencium bau limbah PT RUM sejak empat tahun terakhir.
Meski berbagai protes sudah diutarakan, namun bau limbah dari pabrik rayon itu tetap dicium warga.
"Pipanya bau dan sering bocor. Hampir setiap hari mencium bau busuk," katanya.
Baca juga: Tribunnews dan BI Solo : Sepakat Mengawal Tren Ekonomi di Solo Raya dari Segala Sektor
Baca juga: Setelah Viral Adu Mulut Lawan Mahasiswa, Dedi Mulyadi Kini Curi Perhatian Lagi saat ke Sukoharjo
"Pipanya putus sudah 4 bulan. Diperbaiki, patah lagi," imbuhnya.
Perwakilan warga yang lain, Tomo meminta tiga hal kepada mantan Bupati Purwakarta itu, agar usulannya ditindak lanjuti.
Dia mempersoalkan masalah alat pengolahan limbah PT RUM yang dianggap belum cukup memumpuni.
"PT RUM belum siap produksi karena ipalnya gak cukup, dan rusak- rusak terus," ujarnya.
"Selain itu, alat H2SO4 Recovery belum terpasang. Ada alat yang dipasang tapi bukan H2SO4 Recovery, mereka pasang Wet Scrubber," tambahnya.
Menurut Tono, kawasan industri untuk PT RUM juga belum layak, karena sarana dan pra sarana kurang memadahi.
"PT RUM salah lokasi, karena berdiri didekati pemukiman warga, itu pemukimannya sudah ada terlebih dahulu sebelum pabrik," ujarnya.
Sehingga untuk mengatasi kegaduhan limbah ini, Tomo meminta agar PT RUM alih produksi.
"Kami usulkan alih produksi, karena industri rayon dampaknya luar biasa, sementara lokasinya gak pas," kata dia.