Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kesadaran masyarakat untuk tak melintasi rel ketika palang pintu kereta api ditutup seolah masih tipis.
Seperti halnya becak motor (bentor) yang melintas di perlintasan KA Srowot, Dukuh Sumbersari, Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Klaten itu.
Bentor itu nyaris tertabrak tertabrak kereta api yang melintas gegara nekat nyelonong palang pintu.
Baca juga: Sepekan Jelang Pelaksanaan CFD di Klaten, Pemkab Siapkan Kantong Parkir dan Rekayasa Lalu Lintas
Baca juga: Asa Penjual Hewan Kurban di Klaten : Pasar Ditutup kerena Wabah PMK, Buka Lapak di Tanah Kosong
Kejadian yang terekam CCTV itu sempat viral di media sosial yang diunggah di akun Instagram @infocegatanklaten, Minggu (26/6/2022).
Dalam unggahan video berdurasi 58 detik itu, terlihat bentor yang membawa 2 penumpang melewati palang pintu yang belum terbuka dari arah selatan ke utara.
Selain itu terlihat petugas penjaga palang pintu mendekati bentor tersebut dan menariknya agar menjauh dari rel kereta api.
Setelah berhasil menjauh dari perlintasan kereta, beberapa saat kemudian datang seorang pria datang untuk membantu penumpang untuk menjauh dari perlintasan kereta tersebut.
Febriyanto Asmoro (34) warga desa setempat yang mengunggah kejadian tersebut di media sosial, menjelaskan kejadian terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, Minggu (26/6).
Saat itu tak banyak warga yang tahu, lantaran warga sedang berkumpul untuk melakukan kerja bakti membangun masjid.
"Itu gara-gara bentor masuk di (perlintasan KA) yang sudah tertutup, padahal saat itu kereta datang dari dua arah, saat kereta (KRL) baru lewat satu , tiba-tiba bentornya langsung nyelonong," ucapnya kepada TribunSolo.com, Senin (27/6/2022).
Baca juga: Kongres Sampah di Klaten : Ternyata di Jateng Hasilkan 6 Juta Sampah Per Hari,Semua Belum Tertangani
Baca juga: Maling Curi Motor & 2 HP di Wonosari Klaten, Masuk Lewat Genteng saat Penghuni Rumah Tertidur Lelap
"Langsung petugas palang kereta (lari) menarik bentor itu keluar dari perlintasan kereta," tambahnya.
Febri mengungkap kereta yang hampir menabrak bentor tersebut arah dari timur ke barat merupakan kereta antar provinsi.
Kejadian tersebut dikatakannya baru pertama kali terjadi di lokasi tersebut.
Sebab warga tidak akan nekat melintas jika palang pintu sudah tertutup.
Dirinya menduga jika pengendara bentor tersebut tidak memperhatikan akan ada dua kereta yang akan melintas di perlintasan kereta tersebut.
"Biasanya yang sering lewat sini, kalau palang pintunya sudah ditutup ya nggak akan melintas, mereka akan berhenti," ungkapnya.
"Tapi karena pengemudi bentornya udah tua, jadi mungkin tidak begitu memperhatikan kalau ada dua kereta yang akan melintas," tambahnya.
Baca juga: Rekomendasi Kuliner Enak Serba Bebek di Klaten: Ada Soto, Opor hingga Bacem
Febri menjelaskan dua penumpang dan pengemudi bentor tersebut selamat.
Namun salah satu penumpang mengalami luka di bagian kepala karena terjatuh saat berusaha turun dari bentor.
"Satu penumpang sudah bisa turun, tapi yang satunya waktu mau turun jatuh, jadi luka di bagian kepala," jelasnya.
Dia menambahkan penumpang yang merupakan ibu dan anak itu berangkat dari Kecamatan Wedi.
Kedua penumpang tersebut bermaksud untuk berobat ke daerah Prambanan.
Dari kesaksian Febri, dirinya baru pertama kali melihat pengemudi bentor tersebut.
Dia hanya mengetahui bahwa pengemudi bentor tersebut merupakan warga Kecamatan Wedi.
"Saya berharap agar nantinya kedepannya kesadaran pengguna jalan lebih baik. Seharusnya kalau sudah ada bunyi palang kereta sebaiknya berhenti," pungkasnya.
(*)