Berita Solo Terbaru

Hasil Audit Inspektorat Solo di TSTJ yang Kini Jadi Solo Safari : Satwa Tak Sehat & Obat Kadaluwarsa

Penulis: Adi Surya Samodra
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan Owa baru di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. Inspektorat Kota Solo melakukan audit terhadap pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) untuk periode 2022.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Inspektorat Kota Solo melakukan audit terhadap pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) untuk periode 2022.

Audit itu dilakukan per pertengahan Januari 2023 dan memakan waktu selama lebih kurang 2 pekan.

Adapun para petinggi manajemen TSTJ pun menjadi sumber data dalam audit yang dilakukan Inspektorat.

Setelah mendapatkan data, Inspektorat Kota Solo kemudian melakukan sintesis data temuan yang ada.

Itu dilakukan sebelum akhirnya Inspektorat Kota Solo melaporkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) pengelolaan TSTJ periode 2022.

LHP disampaikan kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa.

Inspektur Daerah Kota Solo, Lilik Joko Saptyanto menyampaikan ada sejumlah temuan yang dilaporkan dalam LHP itu.

Salah satunya, temuan ada sejumlah satwa yang dalam kondisi yang kurang baik ketika tahun 2022 atau sebelum kebun binatang dikelola Taman Safari.

"(Untuk hewan-hewan yang kesehatannya dalam kondisi) yang kurang, sekarang sudah diurus Solo Safari," ucapnya, kepada TribunSolo.com, Rabu (8/3/2023).

Pengurusan satwa dilakukan Solo Safari setelah dilakukan pengambilalihan atau over handle dari TSTJ. Itu dilakukan Februari 2023.

Lilik tidak menyebut secara gamblang jumlah dan jenis satwa yang sempat dalam kondisi kesehatan yang kurang baik.

"Kalau ada satwa yang sakit pasti. Apalagi makannya tidak standard ada hal-hal yang kurang," tutur dia.

Kondisi itu tak lepas dari neraca finansial TSTJ yang sempat menunjukkan tren penurunan selama masa pandemi Covid-19.

Saat awal masa itu, misalnya, TSTJ tidak mendapat satu pun pengunjung karena adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Itu kemudian ada sedikit pelonggaran dengan TSTJ boleh menerima pengunjung, namun anak-anak masih belum boleh ke sana.

Pengelola TSTJ saat itu pun sempat membuka donasi pakan satwa dan menjual tiket pre-sale.

Adapun anggaran kebutuhan pakan ternak saat itu ditafsir mencapai Rp 120 juta.

Pihak TSTJ sebenarnya telah mendapat suntikan dana dari Pemkot Solo sebesar Rp 100 juta untuk pakan dari bulan Mei sampai Juni 2020.

Mereka juga sempat membuka tiket pre-sale seharga Rp 20 ribu untuk bisa bertahan di tengah masa pandemi Covid-19.

Kini ada lebih kurang 70 ribu tiket pre-sale yang masih belum terpakai.

Baca juga: 74 Ribu Pemegang Tiket Presale TSTJ Jangan Khawatir, Gibran Jamin Tiket Berlaku untuk Solo SafariĀ 

Baca juga: Daftar Harga Makanan di Makunde Resto Solo Safari: Gado-gado Rp 58 Ribu, Rawon Sumsum Rp 108 Ribu

Meski Gibran telah memberi sinyal itu masih bisa dipakai untuk masuk ke Solo Safari dengan syarat dan ketentuan berlaku.

"Dari sisi keuangan (TSTJ) beberapa tahun ini defisit karena tidak ada pengunjung untuk melakukan operasional berat," ujar Lilik.

Adapun Inspektorat Kota Solo juga menemukan sejumlah obat satwa di era TSTJ yang sudah kadaluwarsa.

"Soal sudah dipakai atau tidak, itu sudah dimusnahkan saat ini (atau saat ditemukan saat itu)," ucap dia.

Ketika ditanya adakah pelanggaran administrasi keuangan di era TSTJ, Lilik tidak bisa menjelaskan secara detail hasil audit. (*)

Berita Terkini