TRIBUNSOLO.COM - Sungguh bejat aksi guru sekolah dasar swasta di Yogyakarta ini.
Guru itu diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 15 siswa dan siswi di sekolahnya tempat mengajar.
Kasus itu pun ramai jadi perhatian hingga penyidik kepolisian dari Polresta Yogyakarta turun tangan.
Baca juga: Temui Anak Muda Klaten, Ganjar Bicara Isu Pelecehan Seksual, Akses Pendidikan dan Lapangan Kerja
Kepala Seksi Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja memastikan polisi sudah menerima laporan kasus dugaan pelecehan seksual tersebut dari pihak sekolah beserta penasihat hukum para orang tua korban.
"Akan kami selidiki dulu bagaimana jalan ceritanya, bagaimana kronologi kasus ini, bisa masuk ranah pidana atau tidak," kata Timbul di Yogyakarta, Senin (8/1/2024).
Timbul mengatakan, pelaporan melalui tahap konsultasi sudah dilakukan.
Selanjutkan kasus itu bakal ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Unit PPA) Polresta Yogyakarta.
"Nanti akan kami sampaikan bagaimana tindak lanjutnya," ucap dia.
Baca juga: Potret Cantik Putri Sulung Duta Sheila On 7 yang Beranjak Dewasa, Kini Diajak Manggung oleh Ayah
Dalam kesempatan berbeda, kuasa hukum pihak pelapor Elna Febi Astuti didampingi kepala sekolah SD yang sekaligus orang tua salah satu korban, menyebut sebanyak 15 siswa SD, baik laki-laki maupun perempuan menjadi korban.
Elna Febi mengatakan, dugaan peristiwa pelecehan seksual tersebut terjadi selama tiga bulan atau sejak Agustus hingga Oktober 2023.
Menurutnya, pelaku yang melakukan pelecehan seksual itu adalah seorang guru mata pelajaran Kreator Konten berinisial NB (22).
Elna menjelaskan, terduga pelaku NB baru mengajar sekitar setahun.
Pihak sekolah sudah menonaktifkan terduga pelaku sejak November 2023.
Baca juga: Pemancing Tewas Tenggelam di Embung Watu Gajah Jelok Boyolali, Terpeleset dari Bibir Embung
"Cukup berat dinamikanya untuk masuk ke ranah hukum ini. Ada dinamika cukup berat, berdampak pada psikologis kepala sekolah yang memperjuangkan kasus ini. Beliau memperjuangkan untuk kasus ini dilaporkan," kata Elna Febi.
Dia memaparkan, para korban merupakan anak-anak rata-rata berusia 11-12 tahun.