"Benar, pengguna aktif rokok elektrik itu hampir 4 juta orang. Bahkan, survei terakhir itu mencatat yang sudah mencoba rokok elektrik ada lebih dari 6 juta orang," kata Garinda, ketika dihubungi TribunSolo.com, Selasa (25/2/2025).
Lantas apa faktor yang membuat rokok elektrik saat ini begitu menjamur di kalangan anak muda?
Kesehatan dan Substitusi
Faktor yang paling sering disebut adalah terkait masalah kesehatan. Tak bisa dipungkiri, terdapat banyak orang yang ingin berhenti merokok (rokok konvensional, - red) dikarenakan takut terkena kanker hingga komplikasi kesehatan lainnya.
Rokok elektrik dipandang menjadi alat bantu berhenti merokok dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh JAMA Network pada 17 Januari 2025 bertajuk 'Prevalence of Popular Smoking Cessation Aids in England and Associations With Quit Success'.
Disebutkan bahwa di Inggris rokok elektronik merupakan alat bantu berhenti merokok yang paling umum digunakan sepanjang tahun 2023-2024 yakni mencapai 40,2 persen dan menjadi metode dengan peluang keberhasilan berhenti merokok tertinggi jika dibandingkan dengan metode lain.
Praktisi kesehatan dr. Jeffrey Ariesta Putra menyebut tak adanya transisi atau beralihnya perokok ke produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik akan membuat perokok mengalami kesulitan dalam mengatasi ketergantungan, sehingga kemungkinan untuk kembali merokok menjadi lebih besar.
Hal itu dikatakannya juga menjadi salah satu alasan mengapa pengguna rokok eletrik makin meningkat.
"Sebagai praktisi kesehatan, saya sulit meminta pasien secara mentah untuk berhenti merokok, karena sudah menjadi kebiasaan dan edukasi terkait bahaya merokok tidak kurang banyak. Menurut saya, produk rokok elektronik merupakan alternatif yang diharapkan dapat menjadi substitusi," kata dr. Jeffrey, dalam keterangannya.
Pengalaman terkait masalah kesehatan juga dirasakan oleh Robertus Alan (34), seorang fotografer asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menjadi perokok konvensional sejak SMA ternyata menimbulkan dampak negatif bagi tubuhnya.
Kebiasaannya menghirup asap tembakau dua bungkus per harinya mulai terasa pada 2016 silam.
Efek samping yang dirasakan Alan yakni tenggorokannya menjadi kering setiap pagi hari dan dahak selalu muncul.
"Biasanya kalau pagi seperti ada keluar semacam dahak sampai darah sedikit gitu," kata Alan, kepada TribunSolo.com, Rabu (26/2/2025).
Alan pun kemudian mencoba mencari alternatif rokok yang bisa membuatnya tak merasakan efek samping di atas. Apalagi dia sendiri mengakui telah kecandungan nikotin.