Idul Fitri 2025

Tradisi Salam Tempel/Kasih Uang saat Lebaran untuk Anak-anak Ternyata Aslinya Bukan dari Indonesia

Penulis: Tribun Network
Editor: Rifatun Nadhiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi : Penampakan uang baru yang masih mulus diburu masyarakat saat menjelang Lebaran.

TRIBUNSOLO.COM - Menjelang lebaran idulfitri biasanya masyarakat sudah mulai mencari jasa penukaran uang baru atau memanfaatkan layanan dari Bank Indonesia untuk mendapat uang baru.

Uang baru ini nanti dibagi-bagikan ke anak-anak atau saudara yang masih sekolah.

Lantas, tradisi bagi-bagi uang atau biasa disebut salam tempel ini sebenarnya siapa yang memulainya?

Diberitakan Kompas.com yang mengutip dari bobo.grid.id, berbagi amplop lebaran atau salam tempel ini pertama kali dipopulerkan oleh khalifah Dinasti Fatimiyah, sebuah dinasti yang berkuasa di Afrika Utara dan Timur Tengah antara tahun 909 hingga 1171.

Saat itu, salam tempel menjadi bagian dari perayaan Idul Fitri, di mana orang-orang akan memberikan uang, pakaian, juga permen, kepada anak-anak dan masyarakat umum.

Baca juga: Sejak Kapan Ucapan Minal Aidin Wal Faizin Jadi Tradisi saat Idul Fitri dan Siapa yang Memulainya?

Pada masa Kesultanan Turki Utsmani (Turki Ottoman), yang didirikan pada tahun 1299, tradisi ini mengalami pergeseran.

Di hari lebaran, masyarakat hanya memberikan uang tunai kepada kerabat dekat.

Tradisi ini kemudian menyebar ke sejumlah negara Islam di Timur Tengah.

Tidak diketahui secara pasti kapan salam tempel mulai menjadi tradisi masyarakat Indonesia ketika lebaran tiba.

Yang pasti, pada awal 1950-an, pemerintah mulai memberikan THR kepada para pekerja, tepatnya pada masa Perdana Menteri Sukiman.

Sejak itu, tradisi salam tempel kepada anak-anak pada saat perayaan lebaran juga bermunculan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Hingga kini, salam tempel menjadi momen yang dinantikan oleh anak-anak Indonesia pada saat lebaran tiba.

Biasanya, sanak saudara yang lebih tua atau saudara-saudara yang sudah bekerja akan memberikan salam tempel kepada anak-anak yang berkunjung ke rumah mereka.

Salam tempel umumnya tidak berlaku lagi apabila si penerima uang sudah mulai beranjak dewasa dan tidak bersekolah.

Baca juga: Sejarah Dibangunnya Masjid Al-Hikmah Berdampingan dengan Gereja Joyodiningratan di Kota Solo

(*)

 

Berita Terkini