Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Karanganyar

Asal-usul Candi Sukuh di Karanganyar, Dipercaya Dibangun Para Pertapa sebagai Tempat Suci

Berbeda dari candi Hindu lain di Jawa, Candi Sukuh memiliki bentuk utama yang menyerupai piramida dengan puncak yang terpotong, bukan lancip.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM
CANDI DI KARANGANYAR - Candi Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, beberapa tahun lalu. Beginilah asal-usul Candi Sukuh. 

Relief dan Cerita di Candi Sukuh

Kompleks Candi Sukuh terdiri atas tiga teras berundak, dengan bangunan utama yang menyerupai piramida. Di teras utama terdapat relief dan arca yang kaya akan cerita dan simbolisme. Enam fragmen utama relief yang menjadi daya tarik utama adalah:

1. Relief Garudeya: Mengisahkan cerita Garuda, termasuk kisah Sang Winata dan Dewi Kadru dari Kitab Mahabharata.

2. Relief Sudhamala: Menceritakan kisah Sadhewa, ksatria Pandawa yang mengangkat kutukan Dewi Uma menjadi Bathari Durga.

3. Relief Bima Bungkus: Menceritakan fase kelahiran Bima dengan kulit ari yang sangat kuat.

4. Relief Nawaruci (Bima Suci): Kisah perjalanan spiritual Bima mencari kesucian dan moksa (penyatuan dengan Sang Pencipta).

5. Relief Samuderamantana: Cerita pengadukan samudra susu untuk mencari tirta amerta (air kehidupan).

6. Relief Pandai Besi: Adegan pandai besi yang hingga kini belum terinterpretasi secara pasti.

Relief dan arca di Candi Sukuh tidak hanya menunjukkan nilai seni, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam, berhubungan dengan kepercayaan dan ajaran para resi pembangunnya.

Fungsi dan Makna Spiritual

Candi Sukuh diduga bukan sekadar tempat ibadah biasa, melainkan berfungsi sebagai media spiritual untuk menangkal pengaruh kekuatan jahat dan sebagai tempat pemujaan arwah leluhur.

Bentuk teras berundak menyerupai punden berundak yang sudah ada sejak zaman prasejarah, menunjukkan kesinambungan tradisi keagamaan di wilayah Jawa.

Penemuan dan Penelitian Arkeologis

Candi Sukuh ditemukan kembali pada tahun 1815 oleh Residen Surakarta, Johnson, dalam kondisi rusak.

Sejak itu, banyak penelitian arkeologi dilakukan oleh para ahli Belanda dan Indonesia, termasuk C.J. van der Vlis (1842), N.W. Hoepermans (akhir abad 19), serta R.P. Soejono pada 1960-an.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved