Gelar Pahlawan Soeharto
Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Makamnya di Karanganyar Ramai Peziarah
Makam Soeharto hampir tidak pernah sepi dari pengunjung. Disebut para pengunjung mereka ingin Soeharto jadi Pahlawan Nasional.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Ringkasan Berita:
- Wacana Soeharto jadi Pahlawan Nasional kembali mencuat pada 2025.
- Makam Soeharto di Astana Giribangun, Karanganyar, tetap ramai dikunjungi peziarah.
- Rata-rata 50 peziarah per hari, akhir pekan bisa 100 orang.
- Wacana pengusulan disebut sudah lama muncul dari masyarakat bawah.
- Banyak peziarah berharap Soeharto segera ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Wacana Presiden RI ke-2, Jenderal TNI (Purn) Soeharto, menjadi pahlawan nasional kembali mencuat pada tahun 2025.
Di balik wacana tersebut, suasana di makam Soeharto di Astana Giribangun, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, tetap ramai didatangi para peziarah.
Juru Kunci Astana Giribangun, Sukirno, mengungkapkan bahwa makam Soeharto hampir tidak pernah sepi dari pengunjung.
“Di sini setiap hari ada peziarah. Kalau hari biasa rata-rata sekitar 50 orang, akhir pekan bisa mencapai 100 orang. Saat musim hujan atau bukan masa liburan sekolah memang agak berkurang,” kata Sukirno, Kamis (30/10/2025).
Terkait wacana pengusulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, Sukirno menyebut hal itu sebenarnya sudah lama berhembus, bahkan berasal dari kalangan masyarakat bawah, termasuk para peziarah.
Baca juga: Sejarah Astana Giribangun di Karanganyar, Kompleks Pemakaman yang Dibangun untuk Keluarga Soeharto
Ia mengaku terenyuh karena banyak masyarakat yang sudah menganggap Soeharto sebagai pahlawan, meski belum diakui secara resmi oleh negara.
“Kebanyakan yang datang ke sini berharap Pak Harto diangkat jadi pahlawan nasional. Mereka datang karena panggilan hati nurani, bukan karena disuruh siapa pun,” ujar Sukirno.
“Sering juga ada yang bertanya, ‘Kok Pak Harto belum jadi pahlawan nasional?’ Kami hanya bisa menjawab bahwa itu keputusan dari pihak atas. Mereka berharap semoga segera ditetapkan,” imbuh Sukirno.
Sejarah Astana Giribangun
Salah satu destinasi wisata religi di Karanganyar yang terkenal adalah Astana Giribangun.
Astana Giribangun yang berlokasi di Matesih Karanganyar ini merupakan kompleks makam keluarga Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.
Berlokasi di lereng Gunung Lawu pada ketinggian sekitar 660 mdpl, kompleks makam ini berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4,3 hektar di Bukit Ngaglik, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih.
Suasana sejuk khas pegunungan berpadu dengan pemandangan hijau yang indah membuat kawasan ini terasa damai dan khidmat.
Sebelum berdiri Astana Giribangun, area ini merupakan kompleks pemakaman keluarga Pura Mangkunegaran bernama Astana Mangadeg.
Pada tahun 1974, Presiden Soeharto memutuskan membangun Astana Giribangun sebagai tempat peristirahatan keluarga Cendana.
Keluarga Soeharto disebut Keluarga Cendana karena rumah kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi asal penamaan tersebut.
Pada Jumat Wage, 23 Juli 1976, kompleks makam keluarga Cendana ini diresmikan.
 
Astana Giribangun terdiri dari tiga cungkup utama:
Cungkup Argosari: cungkup paling utama, tempat dimakamkannya Presiden Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah (Tien Soeharto). Di sini pula dimakamkan orang tua Siti Hartinah, pasangan Soemarharjomo, keturunan Mangkunagoro III.
Cungkup Argokembang: diperuntukkan bagi para pengurus pleno dan seksi Yayasan Mangadeg.
Cungkup Argotuwuh: menjadi tempat peristirahatan bagi pengurus Yayasan Mangadeg maupun keluarga besar Mangkunegaran.
Kini, Astana Giribangun tidak hanya berfungsi sebagai makam keluarga Cendana, tetapi juga menjadi destinasi wisata religi.
Ribuan peziarah dari berbagai penjuru Indonesia datang setiap hari, baik untuk mendoakan maupun sekadar menelusuri jejak sejarah Soeharto, tokoh yang penuh kontroversi dalam perjalanan bangsa.
Akses menuju Astana Giribangun cukup mudah.
Pengunjung bisa menempuh jalur Solo–Tawangmangu dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Kompleks ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00. (*)

 
	
						 
							
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
												      	 
												      	 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.