Raja Keraton Solo Meninggal Dunia

Jelang Pemakaman Raja Keraton Solo: Prosesi Brobosan Awali Pemberangkatan Jenazah PB XIII

Prosesi brobosan akan dilakukan untuk mengawali pemakaman Raja Solo PB XIII. Setelah brobosan jenazah akan dibawa ke Bangsal magangan.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
DIHIAS. Kereta Jenazah yang akan membawa Raja Keraton Solo PB XIII pada Rabu (5/11/2025). Sebelum diberangkatkan akan ada prosesi brobosan. 
Ringkasan Berita:
  • Prosesi brobosan menjadi awal pemberangkatan jenazah Raja Solo SISKS Pakubuwono XIII, Rabu (5/11/2025) pagi di Keraton Surakarta.
  • Usai brobosan, peti jenazah diusung ke Bangsal Magangan untuk dipindahkan ke kereta jenazah yang ditarik delapan kuda, diiringi tiga kereta pembawa perlengkapan upacara.
  • Iring-iringan melewati Alun-alun Kidul, Gading, Gemblegan, hingga Loji Gandrung sebelum jenazah dipindahkan ke mobil menuju Imogiri.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat akan menggelar prosesi brobosan sebelum pemberangkatan jenazah Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwono XIII, Rabu (5/11/2025) pagi.

Kerabat Keraton, KPH Eddy Wirabhumi, menjelaskan prosesi brobosan dijadwalkan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB di area persemayaman.

Setelah itu, peti jenazah akan diusung menuju Bangsal Magangan untuk dipindahkan ke kereta jenazah.

Sejumlah prajurit keraton disiapkan untuk mengiringi arak-arakan.

Kereta yang membawa jenazah sinuhun akan ditarik delapan ekor kuda, diikuti tiga kereta lain yang membawa perlengkapan upacara seperti ampilan dan udik-udik. 

Kereta kedua ditarik empat kuda, sedangkan dua kereta terakhir masing-masing ditarik dua kuda.

Baca juga: Kondisi Alun-alun Kidul Jelang Pemakaman Raja Solo PB XIII: Steril dari Kendaraan

“Setelah brobosan di selatan tempat persemayaman, peti jenazah akan dipindahkan ke Magangan, lalu ke kereta jenazah bersama iring-iringan tiga kereta lainnya, termasuk prajurit dan kelengkapan upacara,” ujar Eddy.

Iring-iringan akan bergerak ke selatan menuju Sitinggil, diiringi tabuhan gamelan upacara.

Dari sana, rombongan akan melintasi jalan tengah Alun-alun Kidul, perempatan Gading ke barat, lalu perempatan Gemblegan ke utara.

Arak-arakan akan berbelok ke kiri di Jalan Slamet Riyadi menuju Loji Gandrung, tempat jenazah dipindahkan ke mobil jenazah sebelum diberangkatkan ke Imogiri.

Makna Tata Letak Keraton

Sejumlah prosesi adat akan digelar untuk mengantarkan mendiang Sinuhun Pakubuwono XIII, Rabu (5/11/2025). 

KPH Eddy Wirabhumi mengungkapkan ada makna yang terkandung kenapa jenazah sinuhun diberangkatkan menuju peristirahatan terakhir dimulai dari Bangsal Magangan hingga ke Alun-Alun Selatan.

Menurutnya, tata letak Keraton Kasunanan Surakarta mengandung makna.

Seperti Alun-Alun Selatan yang menyimbolkan kehidupan setelah kematian.

Itulah kenapa pemberangkatan jenazah dilakukan dari belakang bukan dari depan.

“Alun-alun ini konsepnya awang-uwung. Masuk ke alam sana. Makanya kalau meninggal ke sana. Meletakkan kereta di alun-alun yang kanan kereta jenazah yang kiri kereta wisata. Meninggalkan duniawi menuju sang khalik,” jelasnya.

Bagian depan menggambarkan kehidupan manusia.

KERETA SINUHUN - Pangarso Dalem KP Setyanto Nagoro yang akan mengemudikan kereta jenazah Sinuhun Pakubuwono XIII, saat ditemui di Keraton Surakarta, Selasa (4/11/2025). Ia telah mendapat mandat sebagai kusir untuk mengemudikan kereta yang membawa jenazah sinuhun. Sebanyak 8 ekor kuda akan menarik kereta ini.
KERETA SINUHUN - Pangarso Dalem KP Setyanto Nagoro yang akan mengemudikan kereta jenazah Sinuhun Pakubuwono XIII, saat ditemui di Keraton Surakarta, Selasa (4/11/2025). Ia telah mendapat mandat sebagai kusir untuk mengemudikan kereta yang membawa jenazah sinuhun. Sebanyak 8 ekor kuda akan menarik kereta ini. (TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin)

Sehingga semua kompleks Keraton Kasunanan Surakarta menggambarkan proses kehidupan dari kelahiran hingga kematian.

“Kalau dulu kita mengajarkan kepada masyarakat depan itu tempat untuk belajar kebudayaan keraton. Kalau kita kembali ke falsafah yang disampaikan PB X keraton jangan hanya dilihat wujud fisiknya. Tapi juga makna sinandinya. Mengajarkan kehidupan manusia sejak dilahirkan sampai meninggal,” tuturnya.

Nantinya iring-iringan akan keluar dari Magangan, menuju Alun-alun Kidul, lalu ke barat melewati Perempatan Gading.

Dari sana, dilanjutkan ke utara menuju Perempatan Gemblegan, terus ke arah Nonongan sampai mentok di Jalan Slamet Riyadi, kemudian ke barat menuju Loji Gandrung. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved