Kisah Desa Ngrombo Sukoharjo

Asal-usul Nama Desa Ngrombo Sukoharjo yang Dikenal sebagai Kampung Gitar, Berasal dari Bahasa Jawa

Nama “Ngrombo” sendiri berasal dari kata “oro-oro ombo”, yang dalam bahasa Jawa berarti lahan yang luas atau tanah lapang.

TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
TUGU GITAR - Tugu Gitar di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (7/11/2025). Nama Desa Ngrombo yang kini dikenal sebagai kampung gitar hingga mancanegara ternyata menyimpan makna dan sejarah panjang. Nama “Ngrombo” sendiri berasal dari kata “oro-oro ombo”, yang dalam bahasa Jawa berarti lahan yang luas atau tanah lapang. 

Ringkasan Berita:
  • Nama Desa Ngrombo di Baki, Sukoharjo berasal dari istilah Jawa “oro-oro ombo” yang berarti lahan luas, mencerminkan sejarahnya sebagai tanah kosong.
  • Sejak 1960-an, warga mulai belajar membuat gitar di Solo dan membawa ilmunya pulang, mengawali industri gitar desa tersebut.
  • Kini, Ngrombo dikenal sebagai sentra industri gitar yang produknya menembus pasar internasional seperti Papua Nugini, Samoa, dan Yunani.

 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Nama Desa Ngrombo di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, ternyata menyimpan makna dan sejarah panjang yang menarik untuk diketahui.

Nama “Ngrombo” sendiri berasal dari kata “oro-oro ombo”, yang dalam bahasa Jawa berarti lahan yang luas atau tanah lapang.

Dahulu, kawasan ini memang berupa lahan kosong yang dipenuhi semak dan pepohonan tanpa banyak pemukiman.

Ketua Paguyuban Gitar Ngrombo, Sumardi, menuturkan bahwa sebelum berkembang menjadi desa industri, wilayah Ngrombo hanyalah hamparan kebun luas yang belum banyak dimanfaatkan.

WISATA SUKOHARJO - Suasana proses pengamplasan finishing pembuatan gitar di Desa Ngrombo, Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Inilah kisah singkat Desa Ngrombo jadi kampung gitar legendaris.
WISATA SUKOHARJO - Suasana proses pengamplasan finishing pembuatan gitar di Desa Ngrombo, Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Inilah kisah singkat Desa Ngrombo jadi kampung gitar legendaris. (TRIBUNSOLO.COM/ANANG MA'RUF)

“Dulu, di sini masih oro-oro ombo, artinya lahan luas yang belum digarap. Dari situlah muncul nama Ngrombo,” ujar Sumardi, Jumat (7/11/2025).

Seiring berjalannya waktu, warga mulai bermukim dan mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Pada tahun 1960-an, beberapa warga kemudian mencoba peruntungan dengan belajar membuat gitar ke Kota Solo. 

“Mereka mencari pengalaman ke Solo. Di sana, tepatnya di Kelurahan Danukusuman, ada seorang perajin bernama Arjo Parno yang punya keahlian membuat gitar. Warga kami diizinkan belajar di sana, bukan sebagai pekerja, tapi benar-benar belajar,” terangnya.

Setelah beberapa tahun menimba ilmu, sekitar tahun 1964 hingga 1968, para warga tersebut mulai mempraktikkan keahlian yang mereka dapatkan. 

Baca juga: Kisah Desa Ngrombo di Baki, Sukoharjo : dari Sawah ke Senar, Kini jadi Kampung Gitar Legendaris

Pembuatan gitar pada masa itu masih dilakukan secara manual tanpa bantuan listrik, menggunakan alat sederhana.

“Begitu hasil karya mereka dibawa ke tempat guru mereka di Solo, ternyata diterima dan diakui. Dari situlah semangat membuat gitar di Ngrombo mulai tumbuh,” tambahnya.

Perkembangan industri gitar di Desa Ngrombo semakin pesat pada akhir 1970-an. 

Salah satu generasi penerus dari desa ini bahkan sempat bekerja di sebuah perusahaan alat musik di Bandung bernama Osmond.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved