Kisah Desa Ngrombo Sukoharjo
Kisah Sutomo dan Gitar dari Ngrombo Sukoharjo : Ketelatenan Berbuah Ratusan Produksi per Bulan
Desa kecil ini dikenal sebagai sentra industri gitar, dan salah satu sosok yang menjaga nyala tradisi itu adalah Sutomo.
Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Putradi Pamungkas
Ringkasan Berita:
- Desa Ngrombo, Baki, Sukoharjo dikenal sebagai sentra industri gitar berkat keterampilan warga yang diwariskan turun-temurun
- Sutomo, perajin gitar sejak 1990-an, mampu memproduksi hingga 150 unit per bulan dengan proses bertahap dan teliti
- Harga gitar buatan Sutomo berkisar Rp250 ribu–Rp1 juta, tergantung bahan dan model pesanan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Di sudut Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, denting gitar tak hanya terdengar dari alat musik, tapi lahir dari tangan-tangan terampil yang telah menghidupi industri ini selama puluhan tahun.
Desa kecil ini dikenal sebagai sentra industri gitar, dan salah satu sosok yang menjaga nyala tradisi itu adalah Sutomo.
Pria yang kini menjadi perajin gitar andal itu memulai langkahnya sejak duduk di bangku SMP, awal 1990-an.
Ia belajar langsung dari sang kakak, tanpa latar belakang formal, hanya bermodal ketekunan dan rasa ingin tahu.
“Dulu saya ikut kakak, belajar dari nol sampai akhirnya bisa bikin sendiri,” ujar Sutomo saat ditemui di bengkel gitarnya, Jumat (7/11/2025).
Bengkel sederhana miliknya kini mampu memproduksi hingga 150 gitar setiap bulan.
Prosesnya tidak instan, karena setiap gitar dibuat bertahap, dengan ketelatenan tinggi di setiap detail.
“Ada yang bagian cetak sendiri, kalau saya khusus bagian finishing. Tapi bikin bodi dan bagian lain juga bisa,” jelasnya.
Baca juga: Asal-usul Nama Desa Ngrombo Sukoharjo yang Dikenal sebagai Kampung Gitar, Berasal dari Bahasa Jawa
Satu gitar bisa diselesaikan dalam waktu satu hingga dua hari, tergantung tingkat kesulitan dan model pesanan.
Tak jarang, ia menerima pesanan dalam jumlah besar, hingga belasan unit sekaligus.
“Harga dari kami berkisar antara Rp250 ribu sampai Rp1 juta, tergantung bahan dan permintaan pembeli,” tambahnya.
Keahlian Berkembang
Ketekunan Sutomo dan para perajin lainnya menjadi alasan mengapa Desa Ngrombo tetap eksis sebagai ikon industri gitar Sukoharjo.
Di tengah arus modernisasi, warisan keahlian ini terus hidup dan berkembang, menjadi bukti bahwa tradisi bisa tetap relevan, selama ada tangan-tangan yang setia merawatnya.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.