Sekolah Rakyat di Sukoharjo

Pembangunan Sekolah Rakyat Permanen di Sukoharjo, Warga Gadingan Takut Jalan Kampung Jadi Korban

Warga takut jalan yang selama ini mulus dan menjadi urat nadi kampung akan rusak oleh kendaraan berat proyek.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
TINJAU LOKASI SEKOLAH RAKYAT - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau lahan seluas 5,1 hektar di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025). Di lahan ini nantinya akan dibangun sekolah rakyat permanen. 
Ringkasan Berita:
  • Warga Kampung Gadingan, Bendosari, Sukoharjo merasa was-was jelang pembangunan Sekolah Rakyat permanen yang akan segera dimulai di wilayah mereka.
  • Mereka khawatir jalan kampung yang masih mulus akan rusak akibat dilalui kendaraan berat proyek.
  • Ketua RW 11, Tukiman, berharap pemerintah memperhatikan infrastruktur dan memperbaiki jalan jika rusak selama proses pembangunan.

 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Udara siang di Kampung Gadingan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo terasa hangat, Rabu (13/11/2025).

Di jalan beraspal selebar enam meter yang membelah perkampungan, anak-anak bersepeda pulang sekolah, sementara ibu-ibu duduk di teras rumah sambil menjemur pakaian.

Suasana tenang itu kini diwarnai rasa was-was.

Bukan tanpa alasan, karena tak lama lagi kawasan ini akan menjadi lokasi pembangunan Sekolah Rakyat permanen yang digadang-gadang sebagai pusat pendidikan baru di Sukoharjo.

Namun, di balik semangat pembangunan itu, muncul kekhawatiran yang nyata.

Baca juga: Bakal Dipindah Lokasi ke Sukoharjo, Sekolah Rakyat di Solo Akui Belum Dapat Info soal Rencana Pindah

Warga takut jalan yang selama ini mulus dan menjadi urat nadi kampung akan rusak oleh kendaraan berat proyek.

Suara mesin truk dan deru alat berat sudah mulai dibicarakan dari satu teras ke teras lain.

Ketua RW 11 Gadingan, Tukiman, mengungkapkan keresahan itu dengan nada hati-hati.

“Kami berharap ketika pembangunan mulai berjalan dan ada jalan yang rusak karena truk proyek, tolong nanti dikembalikan seperti semula, bahkan kalau bisa diperbaiki lebih baik lagi, syukur-syukur diperlebar,” ujar Tukiman, kepada TribunSolo.com, Rabu (13/11/2025).

Jalan yang dimaksud Tukiman memang tampak masih baru.

Permukaannya halus, tapi lebarnya hanya cukup untuk dua mobil kecil berpapasan dengan hati-hati.

Jika truk-truk besar pengangkut material mulai melintas setiap hari, warga khawatir permukaan jalan cepat retak, berlubang, dan menimbulkan debu tebal yang mengganggu aktivitas harian mereka.

Baca juga: Sekolah Rakyat Permanen di Sukoharjo, Siswa hingga Guru Bakal Dapat Fasilitas Asrama Sampai Lab?

Meski begitu, bukan berarti warga menolak pembangunan.

Mereka menyadari, kehadiran sekolah rakyat di atas lahan seluas lebih dari 50 ribu meter persegi itu akan menjadi magnet baru bagi perekonomian sekitar. Warung, kos-kosan, dan jasa transportasi bisa tumbuh pesat.

Tapi, warga hanya ingin memastikan, semangat kemajuan itu tidak harus dibayar dengan kenyamanan yang hilang.

“Mohon juga kondisi jalan dijaga supaya tidak menimbulkan keluhan di kemudian hari,” tambah Tukiman.

Rencananya, proyek sekolah rakyat ini ditargetkan rampung dan bisa digunakan pada tahun 2026 mendatang. Pemerintah ingin menjadikannya sebagai fasilitas pendidikan terpadu dari tingkat SD hingga SMA.

Sementara itu, warga Gadingan hanya bisa berharap pembangunan berjalan lancar—tanpa meninggalkan jejak kerusakan di kampung yang selama ini mereka rawat bersama.

1.000 Siswa

Sebanyak seribu siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA akan segera menempati Sekolah Rakyat Permanen pertama di Sukoharjo.

Sekolah yang bakal dibangun di atas lahan seluas 5,1 hektare di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari itu ditargetkan mulai beroperasi Juli 2026, bersamaan dengan tahun ajaran baru.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono memastikan proses pembangunan akan segera dimulai dalam waktu dekat.

SEKOLAH RAKYAT - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau lahan seluas 5,1 hektar di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025). Lahan ini nantinya akan dibangun sekolah rakyat permanen.
SEKOLAH RAKYAT - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau lahan seluas 5,1 hektar di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025). Lahan ini nantinya akan dibangun sekolah rakyat permanen. (TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf)

“Mudah-mudahan tidak akan lama lagi di Sukoharjo ini akan segera dibangun sekolah permanennya, mudah-mudahan tidak ada masalah apa-apa,” ujar Agus Jabo saat meninjau lokasi, Sabtu (25/10/2025).

Sekolah ini nantinya menjadi rumah baru bagi siswa dari sekolah rakyat rintisan yang selama ini masih menempati bangunan sementara.

“Mudah-mudahan bulan Juli 2026 sekolah ini sudah bisa beroperasi. Sejumlah siswa sekolah rakyat rintisan akan dipindahkan ke sekolah rakyat permanen ini pada tahun ajaran baru mendatang,” jelas Agus.

Tak hanya bangunan megah, fasilitas yang disiapkan pun tak kalah mewah.

Baca juga: Satu Sekolah Rakyat Permanen Butuh Dana Capai Rp300 Miliar, Berapa Biaya yang Dibangun di Sukoharjo?

Setiap siswa akan mendapat delapan stel seragam dan satu unit laptop untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

“Nanti siswanya jumlahnya seribu dari jenjang SD, SMP, SMA dan tiap siswa akan mendapat seragam 8 stel. Dan masing-masing siswa juga akan mendapatkan laptop,” ungkapnya.

Meski diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu, Agus menegaskan fasilitas dan kualitas pembelajarannya setara sekolah unggulan.

“Walaupun sekolah ini sesuai dengan perintah presiden dikhususkan untuk saudara kita yang kurang mampu dan miskin di DT-SEN desil 1 desil 2, tetapi fasilitasnya proses belajar mengajarnya seperti sekolah unggulan,” tegasnya.

Baca juga: Sekolah Rakyat Permanen di Sukoharjo Ditargetkan Beroperasi Juli 2026, Siswa Rintisan Dipindahkan

Ia menambahkan, pembangunan sekolah rakyat permanen merupakan bentuk nyata arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk memutus mata rantai kemiskinan lewat jalur pendidikan.

“Pak Presiden dengan sekolah ini ingin memutus transmisi kemiskinan. Yang kedua ingin memuliakan rakyatnya yang masih miskin. Dan ingin membangun harapan baru yang selama ini tidak sekolah dan bisa mewujudkan apa yang mereka cita-citakan,” tuturnya.

Pemerintah memperkirakan biaya pembangunan satu unit sekolah rakyat permanen mencapai Rp200–300 miliar, tergantung pada luas lahan dan kebutuhan infrastruktur di tiap daerah.

“Estimasi anggarannya disesuaikan dengan luas lahan. Kira-kira 200–300 miliar. Termasuk daerah lain di Jawa Tengah. Bulan Juli,” tambah Agus.

Apa Itu Sekolah Rakyat?

Sekolah Rakyat (SR) merupakan sebuah inisiatif pendidikan alternatif yang bertujuan memberikan akses belajar kepada masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu atau tertinggal dalam sistem pendidikan formal.

Konsep Sekolah Rakyat telah ada sejak era awal kemerdekaan Indonesia dan kini kembali dihidupkan sebagai bagian dari upaya mengentaskan ketimpangan pendidikan di berbagai wilayah, termasuk di daerah-daerah pelosok.

Konsep dan Sejarah Sekolah Rakyat

Dikutip dari berbagai sumber, termasuk laman resmi Kementerian Sosial dan organisasi masyarakat sipil, Sekolah Rakyat bukanlah lembaga formal seperti sekolah negeri atau swasta pada umumnya.

Sebaliknya, SR adalah ruang belajar berbasis komunitas yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. 

Materi yang diajarkan bisa berupa pengetahuan dasar seperti baca tulis, berhitung (calistung), hingga pendidikan karakter, keterampilan hidup (life skills), bahkan kewirausahaan.

Konsep ini sempat populer pada masa awal kemerdekaan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan bangsa, sebelum sistem pendidikan nasional terbentuk utuh.

Kini, sejumlah organisasi dan lembaga, termasuk Kemensos, kembali menggagas pendirian Sekolah Rakyat dalam rangka mendorong pembangunan manusia.

Tujuan Pendirian Sekolah Rakyat

Tujuan utama dari pendirian Sekolah Rakyat adalah untuk menjangkau kelompok rentan yang kesulitan mengakses pendidikan formal.

Sekolah Rakyat menjadi solusi atas keterbatasan akses, biaya, dan kualitas pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Beberapa tujuan spesifik dari Sekolah Rakyat antara lain:

  • Meningkatkan literasi dasar: Memberikan pengajaran membaca, menulis, dan berhitung bagi anak-anak maupun orang dewasa yang belum menguasainya.
  • Menumbuhkan kepercayaan diri dan kemandirian: Melalui pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman dan praktik langsung.
  • Mencegah anak putus sekolah: Dengan memberikan wadah alternatif bagi anak-anak yang keluar dari sekolah formal karena alasan ekonomi atau sosial.
  • Mendorong pemberdayaan masyarakat: Sekolah Rakyat juga berperan dalam membangun kesadaran kritis warga terhadap hak-hak mereka, serta meningkatkan partisipasi dalam pembangunan lokal.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved