Sejarah di Kota Solo
Asal-usul Banjarsari, Kecamatan yang jadi Pusat Aktivitas Ekonomi dan Wisata di Kota Solo
Banjarsari dikenal sebagai kawasan yang sarat sejarah, budaya, dan menjadi pusat aktivitas ekonomi serta pemerintahan di Kota Solo.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kecamatan Banjarsari merupakan salah satu dari lima kecamatan di Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, sekaligus wilayah dengan jumlah kelurahan terbanyak di kota ini.
Banjarsari dikenal sebagai kawasan yang sarat sejarah, budaya, dan menjadi pusat aktivitas ekonomi serta pemerintahan di Kota Solo.
Secara historis, Banjarsari adalah satu-satunya kecamatan di Solo yang sebelum kemerdekaan Indonesia termasuk dalam wilayah Kadipaten Praja Mangkunegaran.
Baca juga: Asal-usul Waduk Delingan: Jejak Kolonial yang Kini Menjadi Sumber Kehidupan & Wisata di Karanganyar
Sementara empat kecamatan lainnya berada di bawah wilayah Kasunanan Surakarta.
Status tersebut menjadikan kawasan ini memiliki nilai historis yang kuat dalam perkembangan politik dan kebudayaan Jawa.
Wilayah dan Administrasi
Banjarsari memiliki luas wilayah sekitar 15,26 km⊃2;, mencakup 33,65 persen dari total luas Kota Solo, menjadikannya kecamatan terluas di kota ini.
Secara administratif, Banjarsari terbagi menjadi 15 kelurahan, antara lain Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Sumber, Manahan, dan Timuran.
Secara geografis, wilayah ini berada di cekungan yang dialiri oleh Kali Pepe, anak sungai yang bermuara ke Bengawan Solo.
Di bagian utara, terdapat sodetan pengendali banjir dengan pintu air Tirtonadi yang berfungsi mengatur debit air. Kecamatan ini berbatasan dengan beberapa wilayah, yakni:
- Utara: Gondangrejo (Kab. Karanganyar) dan Ngemplak (Kab. Boyolali).
- Timur: Jebres dan Pasar Kliwon.
- Selatan: Serengan dan Laweyan.
- Barat: Colomadu (Kab. Karanganyar) dan Laweyan
Pusat Sejarah
Banjarsari menjadi pusat berbagai objek wisata budaya dan sejarah penting di Kota Surakarta.
Di wilayah ini berdiri Pura Mangkunegaran, istana peninggalan Mangkunegara yang menjadi simbol kebudayaan Jawa dan pusat kegiatan adat.
Selain itu, terdapat pula Stadion Manahan, stadion kebanggaan warga Solo yang sering menjadi tempat pertandingan sepak bola nasional dan internasional.
Fasilitas transportasi utama juga banyak terdapat di Banjarsari, seperti Stasiun Solo Balapan, stasiun terbesar di Surakarta yang melayani rute kereta ke berbagai kota di Pulau Jawa, dan Terminal Tirtonadi, terminal bus antar kota dan antar provinsi yang menjadi simpul penting mobilitas masyarakat.
Dari sisi ekonomi, Pasar Legi menjadi urat nadi perdagangan di wilayah ini. Pasar tradisional terbesar di Solo ini berperan sebagai pusat perkulakan sembako dan kebutuhan pokok bagi kawasan Solo Raya.
Meski berada di tengah gempuran pusat perbelanjaan modern, Pasar Legi tetap bertahan sebagai simbol aktivitas ekonomi rakyat.
Selain itu, kawasan Citywalk Ngarsopuro, Mal Solo Paragon, hingga Monumen 45 Banjarsari menambah daya tarik wisata perkotaan.
Monumen 45 sendiri menggambarkan perjuangan rakyat Surakarta melawan penjajah Belanda, dan telah direnovasi pada 2015 menggunakan dana APBD Kota Surakarta.
8 Tempat Ikonik di Banjarsari
Berikut deretan tempat wisata menarik di Banjarsari Solo yang bisa jadi pilihan untuk liburanmu:
Taman Balekambang adalah paru-paru hijau Kota Solo yang menawarkan suasana sejuk dan asri di tengah kota.
Didirikan oleh KGPAA Mangkunegara VII pada tahun 1921, taman ini dulu menjadi tempat rekreasi keluarga kerajaan.
Kini, kawasan yang telah direvitalisasi ini menjadi spot favorit untuk bersantai dan berburu foto instagramable.
Lokasi: Jalan Depok, Manahan, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Rp5.000.
Jam buka: 06.00–16.00 WIB
Bagi pecinta barang antik, Pasar Triwindu adalah surga yang wajib dikunjungi.
Di sini kamu bisa menemukan gramofon lawas, uang kuno, wayang, hingga perabot antik peninggalan kolonial.
Suasananya yang vintage juga menjadikannya spot foto unik bertema tempo dulu.
Lokasi: Jalan Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis.
Jam buka: 09.00–16.00 WIB.
3. Pura Mangkunegaran
Sebagai ikon budaya Kota Solo, Pura Mangkunegaran menghadirkan keanggunan arsitektur Jawa klasik yang masih terawat.
Pengunjung bisa menjelajahi pendopo megah, museum, dan koleksi benda bersejarah dari era Mangkunegaran. Tersedia pula pemandu wisata yang siap menjelaskan kisah di balik kemegahan istana ini.
Lokasi: Jalan Ronggowarsito, Keprabon, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Rp30.000.
Jam buka: 09.00–15.00 WIB.
4. Pracima Tuin
Berada di dalam kompleks Pura Mangkunegaran, Pracima Tuin adalah taman bergaya Eropa klasik yang sempat viral karena tampilannya yang elegan dan estetik.
Pengunjung bisa menikmati suasana taman kerajaan sambil bersantap di restoran bergaya bangsawan.
Lokasi: Kompleks Pura Mangkunegaran, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis (dengan pembelian minimal Rp150.000 di restoran).
Jam buka: 10.00–21.00 WIB.
5. Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
Masjid megah ini menjadi ikon baru Kota Solo dengan desain yang terinspirasi dari Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi.
Arsitekturnya yang memadukan unsur Timur Tengah dan Jawa menjadikannya destinasi wisata religi sekaligus spot fotografi favorit.
Lokasi: Jalan A. Yani No.121, Gilingan, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis.
Jam buka: 04.00–21.00 WIB.
6. Monumen Pers Nasional
Ingin wisata edukatif? Datanglah ke Monumen Pers Nasional, bangunan kolonial yang menyimpan sejarah panjang dunia jurnalistik Indonesia.
Di sini kamu bisa melihat koleksi surat kabar kuno, mesin cetak, dan arsip media dari masa ke masa.
Lokasi: Jalan Gajahmada No.59, Timuran, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis.
Jam buka: 09.00–15.00 WIB (tutup setiap Minggu).
7. Taman Monumen 45
Taman Monumen 45 dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Solo dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Selain menjadi tempat bersejarah, taman ini juga sering dimanfaatkan warga untuk olahraga dan bersantai sore.
Lokasi: Jalan Setabelan, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis
Jam buka: 24 jam.
8. Taman Bendungan Tirtonadi
Kini bukan hanya terminal, kawasan Tirtonadi telah disulap menjadi taman tepi sungai yang cantik.
Pengunjung bisa menikmati jembatan warna-warni, area pedestrian rapi, dan pemandangan Bengawan Solo yang menenangkan. Sore hari adalah waktu terbaik untuk datang sambil menikmati senja kota.
Lokasi: Jalan Popda No.9, Nusukan, Banjarsari, Solo.
Tiket masuk: Gratis.
Jam buka: 24 jam.
(*)
| Asal-usul Ponten Ngebrusan Solo: Jejak Arsitektur Kolonial dan Revolusi Hidup Sehat di Kota Bengawan |
|
|---|
| Asal-usul Kelurahan Semanggi Solo: Nama Diambil dari Tumbuhan Rawa, Ada Jejak Dermaga yang Hilang |
|
|---|
| Asal-usul Kelurahan Gajahan di Solo : Dulu Tempat Kandang Gajah Milik Keraton Era Pakubuwono II |
|
|---|
| Asal-usul Pasar Harjodaksino Solo: Nama Diambil dari Tokoh Lokal, tapi Lebih Dikenal Pasar Gemblegan |
|
|---|
| Kenapa Soto jadi Menu Favorit Sarapan Warga Solo Raya? Begini Sejarahnya, Bermula dari Abad ke-19 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Suasana-kendaraan-dari-pengunjung-ci-Masjid-Raya-Sheikh-Zayed-Kelurahan-G.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.