Kisah Hidup Tokoh Legendaris
Kisah Radjiman Wedyodiningrat: Dokter Keraton dan Pencetus Dasar Negara, Namanya jadi Jalan di Solo
dr. Radjiman termasuk dalam generasi awal intelektual pribumi yang percaya bahwa kemerdekaan harus diawali dari kesadaran nasional.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Mereka bertemu Marsekal Lapangan Hisaichi Terauchi, komandan Jepang untuk Asia Tenggara, guna membahas rencana kemerdekaan Indonesia di tengah situasi Jepang yang hampir kalah.
Misi bersejarah itu menjadi langkah penting menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945. Radjiman, sebagai tokoh tua yang dihormati, menjadi saksi dari dinamika politik menuju kemerdekaan.
Karier Setelah Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, dr. Radjiman tetap aktif dalam pemerintahan. Ia pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), dan bahkan memimpin sidang pertama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setelah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan pasca Republik Indonesia Serikat (RIS).
Ia wafat pada 20 September 1952 dan dimakamkan di Yogyakarta. Presiden Soekarno turut hadir dalam pemakamannya sebagai bentuk penghormatan kepada sang dokter bangsa.
Nama yang Diabadikan: Jalan Tertua di Kota Solo
Di Kota Surakarta, nama dr. Radjiman Wedyodiningrat diabadikan menjadi Jalan Radjiman, yang merupakan jalan tertua di Kota Solo.
Jalan ini membentang dari Simpang Pasar Klewer hingga Tugu Lilin, dan menjadi saksi sejarah perpindahan Keraton Kartasura ke Surakarta Hadiningrat pada 17 Februari 1745, dalam peristiwa Boyong Kedaton.
Kini, meski Solo telah berkembang menjadi kota modern, Jalan Radjiman tetap menjadi bagian vital dari kehidupan kota.
Di jalur ini berdiri Pasar Klewer, pusat batik terbesar di Indonesia, yang menjaga denyut ekonomi dan tradisi Jawa hingga kini.
Atas jasa dan pengabdiannya yang besar bagi bangsa, dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 6 November 2013.
Warisan pemikiran dan keteladanannya masih hidup hingga kini, dari rumahnya di Ngawi yang menjadi situs sejarah nasional, hingga jalan di Surakarta yang mengabadikan namanya.
(*)
| Kisah Heroik Mayor Achmadi Pukul Mundur Belanda, Namanya Diabadikan di Monumen di Solo Jawa Tengah |
|
|---|
| Kisah Mayjen Yudomo yang Diabadikan jadi Nama Jalan di Karanganyar, Gugur dalam Tragedi Timor Timur |
|
|---|
| Kisah Heroik Letkol Kusmanto yang Diabadikan jadi Nama Jalan di Solo, Gugur Ditembak Pemberontak |
|
|---|
| Legenda Ki Ageng Pandan Arang, Sosok Sakti Utusan Sunan Kalijaga yang Memberi Nama Boyolali |
|
|---|
| Kisah Hidup Raden Ngabehi Yosodipuro yang Diabadikan jadi Nama Jalan di Solo, Sang Pujangga Keraton |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Potret-Radjiman-Wedyodiningrat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.