Rock in Solo
Dari Oslo ke Rock In Solo, Mayhem Pimpin Ritus Pengantar Ribuan Metalhead Menuju Kegelapan
Di atas altar panggung kegelapan Rajamala Stage, ritus yang dipimpin Attila Csihar, merapalkan lirik-lirik bernuasa sadis, sinis, dan mistantropis.
Penulis: Tribun Network | Editor: Putradi Pamungkas
Mereka seolah enggan melewatkan momen berharga menjadi saksi rekam jejak band yang di awal kariernya penuh gejolak kontroversial sekaligus tragis ini.
Benteng Vastenburg yang semula hijau, menjadi kubangan lumpur basah.
Bahkan, di sana-sini genangan air semakin meninggi lantaran hujan deras mengguyur lebih dari satu jam.
Tapi kondisi itu tak membuat para metalhead beranjak.
"Kapan lagi nonton Mayhem, di dekat kota sendiri, apalagi ini ngeri," ujar Itok (32), warga Colomadu, Karanganyar, yang akhirnya harus basah kuyup demi menyaksikan Mayhem.
Sebelum Mayhem, unit blackened death metal asal Austria Belphegor tampil secara intens dengan menampilkan identitas mereka sebagai band blackened death metal dengan lirik-lirik yang sering mengambil tema-tema okultisme dan kejahatan.
Auranya kegelapannya nyaris sama, hanya dibalut dengan gaya musik yang lebih agresif.
Rock In Solo 2025 tidak hanya didominasi line up hitam kelam yang membuat penonton bergidik.
Di hari kedua gelaran festival, band-band Tanah Air yang mengusung genre beragam bergantian memanaskan panggung utama Rajamala Stagen dan XXI.
Setelah sukses di gelaran hari pertama pada Sabtu (22/11/2025) dengan penampilan unit brutal death metal asal Jerman, Stillbirth, hari terakhir menghadirkan band-band seperti Eden Adversary, Godplant, Sukatani, Turbidity, The Brandals, Negatifa, termasuk unit hardcore Australia Deeznuts, Viscral, dan sang tuan rumah Down For Life.
Tuntas dengan gelaran di 2025, akankah Rock In Solo kembali digelar tahun depan?
Festival yang sudah memasuki usia ke-21 ini memang selalu dinanti para penikmat musik keras khusus kota Solo hingga seantero Jawa.
Hudi (31), warga Semarang mengaku penasaran dengan line up penampil Rock In Solo edisi mendatang.
Dirinya berharap ada kejutan dengan menampilkan band pujaannya, Lamb of God, unit groove metal asal Amerika Serikat, yang punya basis penggemar cukup besar di Indonesia.
"Kalau Mayhem bisa datang, saya harap Lamb of God juga," ujarnya.
Dan seperti biasa, para dewan jenderal Rock In Solo akan selalu menjawabnya sembari melontarkan semboyan ikonik, "Sejarah Tak Berhenti Tertulis".
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Kehadiran-Mayhem-ke-Rock-In-Solo.jpg)