Penemuan Jasad Terbakar di Bendosari
Kasus Pembunuhan di Bendosari Bikin Warga Trauma, Psikolog UNS : Kembalikan Rasa Aman Warga
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO -
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Rasa takut dan trauma masih dirasakan warga di sekitaran TKP pembakaran jasad Yulia (42).
Seperti yang dialami Tita, pemilik rumah ditemukannya mobil dan jasad Yulia di Dukuh Cendono Baru RT 004 RW 007, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (21/10/2020) pukul 22.00 WIB.
Dia mengaku trauma, hingga mengalami gangguan tidur, paska kejadian itu.
Menurut Psikolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Abdul Hakim, kejadian memang bisa memberikan dampak lanjutan bagi warga sekitar.
"Bagi orang-orang yang tinggal dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP), tentu peristiwa dapat menyebabkan goncangan mental," kata Hakim kepada TribunSolo.com, Minggu (25/10/2020).
Baca juga: Bikin Bulu Kuduk Merinding, Pemilik Lokasi yang Jadi TKP Pembakaran Yulia Akui Trauma & Susah Tidur
Baca juga: Cerita Warga Tak Tahu Apa-apa Tapi Halamannya Jadi TKP Pembakaran Jasad Yulia, Kerja Jadi Tak Fokus
Baca juga: Saat Terjadinya Pembunuhan Yulia, Mertua Eko Sebut Kala Itu Mantunya Pamit Pasang Wifi
Baca juga: Gegara Utang, Eko Gelap Mata hingga Habisi Yulia, Psikolog UNS : Kepribadian Cenderung Sadistik
Hakim mengatakan goncangan mental itu bisa sembuh dengan sendirinya.
Itu jika dari awal kondisi kesehatan mentalnya stabil.
"Namun secara psikososial, kasus ini akan menciptakan rasa tidak aman di masyarakat," tutur Hakim.
Apalagi di tengah kondisi Pandemi Covid-19 yang begitu pelik.
Kejadian pembunuhan itu tentu akan meresahkan warga sekitar.
"Dalam hal ini, kepala desa, polisi, dan tokoh masyarakat memiliki peran penting untuk mengembalikan rasa aman di tengah masyarakat," tandasnya.

Warga Trauma
Tita mengaku masih mengalami trauma akibat kejadian pembunuhan keji yang dilakukan Eko.
Bahkan jika aktivitas di toko materialnya sudah tutup, ia tak berani melihat pekarangan rumahnya yang dijadikan tempat untuk membuang janazah Yulia itu.
"Saya kalau malam gak bisa tidur, karena masih trauma dan takut," katanya, Sabtu (24/10/2020).
Baca juga: Gunakan Strobo dan Ugal-ugalan di Jalan, Pengemudi Pajero asal Sukoharjo Ini Ditindak Polisi
Baca juga: Dijadikan Tempat Parkir, Bekas Kantor Dispenaker Sukoharjo Dirobohkan, Dua Gedung Lainnya Menyusul
Dia menuturkan, untuk sementara anaknya yang paling kecil ikut tidur bersama kedua orang tuanya, karena takut tidur sendiri.
"Kalau anak saya yang nomor dua, saat ini sedang liburan dirumah neneknya," terangnya.
Dampak kurang tidur itu, membuat kosentrasi Tita saat bekerja menjadi berkurang.
"Efeknya kalau pas kerja gini jadi kurang fokus," ucap dia.

Ia menuturkan, tak mengetahui kapan mobil jenis Daihatsu Xenia Nopol AD 1526 EA itu terparkir.
Sebab, saat dia mengetahui mobil itu terparkir di rumahnya, dia dan keluarganya sudah tertidur.
"Saat parkir sini tidak tau, taunya pas ada laporan mobil kebakar." ucapnya.
"Disini lingkungannya sepi juga," imbuhnya.
Mengetahui ada mobil yang terbakar, dia dan suaminya mencoba memadamkan api dengan alat seadanya.
Suaminya juga meminta tolong warga sekitar untuk membantu memadamkan api, dan menghubungi petugas pemadam kebakaran.
"Petugas Damkar datang, trus baru tau kalau ada mayat," ucapnya.
Dia sendiri ikut lega pelaku bisa segera ditangkap pihak kepolisian.
Sebab, perbuatan yang dilakukan pelaku pembunuhan itu sangat keji. (*)