Pilkada Sragen 2020
Dulu Klaim Menang 80,2 Persen, Kini Hasil Pleno KPU Sragen Tetapkan Yuni Unggul dari Kotak Kosong
Ketua KPU Sragen, Minarso menuturkan, Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto memperoleh sebanyak 432.307 suara atau 80,2 persen.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen telah menyelesaikan penghitungan suara tingkat kabupaten Pilkada 2020, Rabu (16/12/2020).
Ketua KPU Sragen, Minarso menuturkan, pasangan calon (paslon) Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto memperoleh sebanyak 432.307 suara atau 80,2 persen.
Data yang tercatat pasangan Yuni - Suroto meraup suara sebanyak 431.802 atau 80,20 persen.
"Untuk kotak kosong mendapat suara 106.742 atau 19,8 persen," ujar Minarso kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Sragen Zona Merah Covid-19, Pemkab Bagikan 1.000 Masker Gratis
Baca juga: Pilkada Sragen 2020, Yuni-Suroto Dapat 80,4 Persen, Kotak Kosong 19,6 Persen
Dengan demikian, paslon Yuni-Suroto dipastikan menjadi bupati dan wakil bupati Sragen.
"Tapi masih menunggu penetapan definitif paslon," paparnya.
Yang membuat penghitungan suara terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan, kata dia, pihaknya harus mencocokkan jumlah suara yang dicoblos oleh pemilih dengan disabilitas.
Minarso mencontohkan, di suatu TPS misalnya ada tujuh orang disabilitas yang memiliki hak suara.
Kemudian Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) harus bisa menjelaskan berapa jumlah laki-laki dan perempuan di TPS itu.
"Jumlahnya harus ada tujuh disabilitas," katanya.
Begitu pula dengan surat suara yang dicoblos oleh mereka harus diberi tanda.
"Surat suaranya diberi tanda," ujarnya.
Menang Lawan Kotak Kosong
Calon Bupati dan wakil Bupati Sragen Yuni-Suroto dipastikan menang melawan kotak kosong dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.
Menurut penghitungan langsung (real count) di laman pilkada2020.kpu.go.id, pasangan calon (Paslon) Yuni-Suroto memperoleh suara 405.534 atau 80,4 persen.
Sedangkan kotak kosong mendapat 98.715 suara atau setara 19,6 persen.
Baca juga: Rohimah Alli Menyerah, Kini Gugat Cerai Kiwil Usai Dipoligami: Alasannya Biar Saya Saja yang Tahu
Baca juga: Ramalan Zodiak Rabu, 16 Desember 2020: Waktu yang Tepat Bagi Aquarius Beli Rumah
Dari 2.271 yang ada di Sragen, sebanyak 2.130 TPS sudah menyelesaikan penghitungan suara.
Masih ada 141 TPS yang belum merampungkan penghitungan suara.
Data tersebut per 15 Desember 2020 pukul 20.13 WIB.
Pilkada Sragen, Kotak Kosong Dapat 20 Persen, Yuni : Mungkin Ada yang Tidak Suka Saya
Calon bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati angkat bicara terkait perolehan kotak kosong di Pilkada 2020 yang mencapai sekitar 20 persen.
Perolehan itu menurut hitung cepat yang dilakukan tim pilkada pemerintah kabupaten Sragen.
Yuni mengatakan, ada lebih dari 100 ribu warga Sragen yang memilih kotak kosong.
Baca juga: Hasil Hitung Cepat Pilkada Sragen 2020 : Raup Suara 80,2 Persen, Yuni - Suroto Kalahkan Kotak Kosong
Baca juga: Yuni - Suroto vs Kotak Kosong di Pilkada Sragen 2020, Pengamat UNS : Mustahil Menang 100 Persen
Namun demikian, dia tidak mempersoalkan hal tersebut.
Menurutnya, warga yang memilih kotak kosong merupakan hal yang wajar.
"Memilih kotak kosong kan sah juga," tuturnya, Kamis (10/12/2020).
Yuni menyebut, warga yang tidak memilihnya dalam Pilkada ini karena mungkin belum bisa memenuhi ekspektasi mereka.
"Barang kali program saya selama jadi bupati belum memenuhi harapan mereka," ujarnya.
Selain itu, kata dia, mungkin ada warga Sragen yang tidak suka punya seorang bupati perempuan.
"Boleh jadi sebuah alasan mereka enggak memilih karena tidak menyenangi kepemimpinan saya. Itu bisa jadi faktornya."
"Tapi tetap harus dihormati," katanya.
Klaim Menang Awal
Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto sementara menang telak 80 persen.
Hal itu sesuai hitung cepat versi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sragen per 9 Desember 2020 pukul 17.16 WIB.
Data yang tercatat pasangan Yuni - Suroto meraup suara sebanyak 431.802 atau 80,20 persen.
Sementara untuk kosong mendapat suara 106.600 suara.
Suara tidak sah atau rusak ada 13.441.
Baca juga: Hasil Quick Count PDIP Pilkada Wonogiri : Jekek 84,84 Persen, Tekuk Harjo Hanya Dapat 15,16 Persen
Baca juga: Biodata Teguh Prakosa Calon Wakil Wali Kota Solo : Mantan Guru Olahraga SMA Si Kader Loyal PDIP Solo
Ketua Tim Pemenangan Yuni - Suroto, Untung Wibowo Sukowati menyatakan bahwa target perolehan suara 80 persen sudah tercapai.
"Yang kami lihat tadi peroleh suara sekitar 400 ribu lebih. Jadi target kami tercapai," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (9/12/2020).
Hal senada dikatakan Yuni bahwa target 80 persen suara terpenuhi.
"Intinya semua berjalan lancar, aman, dan sesuai target," kata dia.
Hasil Sementara Solo Raya
Hasil sementara Pilkada serentak 2020, menunjukkan pasangan calon yang diusung PDIP mengusai 'medan perang' di Solo Raya.
Ya, dari hasil yang dihimpun TribunSolo.com, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu merajai mulai di Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Klaten dan Sragen.
Lantas bagaimana hasil di kandang banteng saat Pilkada Solo, Rabu (9/12/2020)?
Gibran-Teguh Unggul di Solo
Versi Charta Politika saat data masuk 93 persen :
1. Gibran-Teguh : 87,23 persen
2. Bagyo-FX Supardjo : 12,77 persen

Versi Voxpol Centre saat data masuk 95 persen :
1. Gibran-Teguh : 86,57 persen
2. Bagyo-FX Supardjo : 13,42 persen
Bersi versi PDIP di kantor Brengosan Solo :
1. Gibran-Teguh : 83,47 persen
2. Bagyo-FX Supardjo : 16,53 persen
Data itu diambil kader dari 936 TPS dengan jumlah total 1.231 TPS di Pilkada Solo

Etik-Agus Unggul di Sukoharjo
Versi Tim EA DPC PDIP Sukoharjo :
1. Etik Suryani - Agus Santosa (EA) : 266.589 suara atau 53,35 persen
2. Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa (Joswi) : 233.106 suara atau 46,65 persen
Versi Joswi saat rekapitulasi 1.353 TPS atau 76,24 persen masuk :
1. Etik Suryani - Agus Santosa (EA) : 195.494 suara atau 51,09 persen
2. Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa (Joswi) : 187.176 suara atau 48,92 persen
Said-Wahyu Unggul Telak di Boyolali
Versi DPC PDIP Boyolali :
1. Said Hidayat-Wahyu Irawan : Dapat 662.068 atau 95,59 persen
2. Kotak Kosong : Dapat 30.888 atau 4,31 persen
Jekek-Setyo Unggul di Wonogiri
Versi DPC PDIP Wonogiri
1. Joko Sutopo-Setyo Sukarno : Dapat 484.447 suara atau 83.36 pesen
2. Hartano-Joko Purnomo : Dapat 96.725 suara atau 16.64 persen
Sri Mulyani-Yoga Unggul di Klaten
Versi hitung cepat Pilkada Pemkab Klaten pukul 17.40 WIB :
1. Sri Mulyani-Yoga Hardaya : Dapat 253.340 atau 49.41persen
2. One Krisnata-Muhammad : Dapat 168.300 suara atau 32,83 persen
3. Arif Budiyono-Harjanta : Dapat 91.045 suara atau 17,76 suara
Yun-Suroto Unggul di Sragen
Versi Diskominfo Sragen :
1. Kusnindar Untung Yuni Sukowati -Suroto : Dapat 431.802 suara atau 78,25 persen
2. Kotak Kosong : Dapat 106.600 suara atau 19.32 suara

Ikon Kandang Banteng
Ikon 'kandang banteng' selama ini melekat pada wilayah Solo Raya karena PDIP selalu menang dalam kontestasi pemilu.
Namun kini detik-detik predikat itu menjadi akan dipertahankan kembali atau tidak dalam Pilkada serentak 2020?
Mengingat Pilkada serentak kali ini ada 6 daerah di Solo Raya yang menggelar hajatan pesta demokrasi lima tahunan sekali.
Di antaranya Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Klaten dan Sragen yang tercatat total memiliki sebanyak 10 pasangan calon (paslon).
Baca juga: Hanya Musuh Kotak Kosong, Said Hidayat Patok Target Berapa?
Baca juga: Dikecewakan PDIP karena Posisinya Diambil Gibran Anak Jokowi, Achmad Purnomo Ternyata Tetap Nyoblos
Adapun di semua wilayah itu, PDIP mempunyai Calon Wali Kota dan Calon Bupati.
Lantas bagaimanah prediksinya status kandang banteng di Solo Raya?
Pengamat Politik dan Tata Negara UNS Solo, Agus Riwanto menerangkan, diprediksi partai besutan Megawati Soekarnoputri di Solo Raya akan bisa mempertahankan ikon kandang bateng.
Indikasinya menurut dia, karena di enam wilayah Solo Raya itu, semua incumbent.
"Banyak incumbent, Sragen, Boyolali, Klaten dan Wonogiri," jelasnya kepada TribunSolo.com, Rabu (9/12/2020).
"Sukoharjo juga istri incumbent, Solo walaupun bukan, anak RI 1 (Presiden Jokowi)," aku dia menekankan.
Dia menilai, dilihat dari aspek incumbent, tampaknya kandang banteng yang selama ini jadi ikonik di Solo Raya bisa dipertahankan.
Meskipun lanjut dia, beberapa daerah ada perlawanan, sehingga calon PDIP harus bekerja sedikit keras tetapu tidak mempengaruhi kemenangan.
"Misal sukoharjo agak ketat, di Wonogiri lumayan tapi seakan tak menggoyah, begitu di Klaten ada perlawanan dengan dua tiga paslon," terang dia.
Baca juga: Terlambat ke TPS, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo Beberkan Alasannya
Baca juga: Nyoblos di TPS 01 Desa Mulur Sukoharjo, Wiwaha Harap Semua Paslon dan Pendukung Saling Memaafkan
Lebih lanjut dia menjelaskan, jika incumbent relawan lebih mampu berkomunikasi dan kesempatan banyak.
Apalagi di masa Covid-19 ini kampanye terbatas, harus jaga jarak hingga pertemuan dibatasi 50 orang sehingga pendatang baru tidak bisa berkomunikasi secara leluasa.
"Sudah ada modal sosial kuat, ekonomi hingga politik," aku dia.
Namun jika nantinya ada wilayah di kandang rontok, dia menilai tidak signifikan mempengaruhi kontestasi di peta perpolitikan nasional.
"Kalau kontek nasional dinamis, tidak selalu mutlak, karena dalam pilkada partai tidak cukup kuat, tergantung calon itu sendiri," jelas dia.
Lengkap Daftar Calon PDIP di Solo Raya
PDIP menjadi satu-satunya partai politik (parpol) yang menempatkan jagonya pada posisi nomor satu yakni Calon Wali Kota dan Calon Bupati di Solo Raya.
Dari 10 pasangan calon (paslon) di Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Klaten dan Sragen itu, ada 6 paslon yang dijagokan PDIP.
Di antaranya Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa di Solo, Etik Suryani dan Agus Santosa di Sukoharjo, Muhammad Said Hidayat - Wahyu Irawan di Boyolali, Joko Sutopo - Setyo Sukarno di Wonogiri dan
Sementara di Klaten, kader PDIP Sri Mulyani dipasangkan dengan tokoh Golkar Yoga Hardaya dan Kusdinar Untung Yuni Sukowati di Sragen dipasangkan dengan kader PKB.
Tak hanya daftar lengkap nama dan partai pendukung yang akan disajikan TribunSolo.com, tetapi juga daftar kekayaan seperti yang sudah dilaporkan melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
• Kalahkan Kekayaan Gibran, Inilah Peserta Pilkada di Solo Raya yang Paling Kaya, Tembus Rp 42 Miliar
• Pengamat Kesehatan UNS Solo Beri Saran, Pilkada Boleh Jalan Tapi Cara Diubah Agar Tak Timbul Klaster
Berikut ini daftar nama, partai pendukung hingga kekayaan yang dimiliki calon kepala daerah di Solo Raya :
PILKADA SOLO 2020
1. Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa
- Partai Pendukung 40 Kursi di DPRD : PDIP, Golkar, Gerindra, PSI dan PAN
- Dukungan Partai Non Parleman : PPP, PKB, Nasdem, PKPI dan Perindo
Harta Kekayaan :
- Gibran Rakabuming Raka : Rp 21,1 miliar atau tepatnya Rp 21.152.810.130
- Teguh Prakosa : Rp 1,23 miliar atau tepatnya Rp 1.231.150.999
2. Bagyo Wahyono - FX Suparjo (Bajo dari Independen)
Dukungan : 38.831 KTP warga Solo
Harta Kekayaan :
- Bagyo Wahyono : Rp 1,9 miliar atau tepatnya Rp 1.987.550.304
- FX Suparjo : Rp 1,09 miliar atau tepatnya Rp 1.090.475.781
PILKADA SUKOHARJO 2020
1. Etik Suryani - Agus Santosa
Partai Pendukung 27 Kursi di DPRD : PDIP, Golkar, Nasdem dan Partai Demokrat
Harta Kekayaan :
- Etik Suryani : Rp 5,86 milar atau tepatnya Rp 5.867.976.346
- Agus Santosa : Rp 2,77 miliar atau tepatnya Rp2.778.117.721
2. Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa
- Partai Pendukung 15 Kursi di DPRD : Gerindra, PKS, PAN dan PKB
- Dukungan Partai Non Parleman : Partai Berkarya, PPP, PBB, Perindo, Garuda dan Gelora
Harta Kekayaan :
- Joko Santosa : Belum ada di LHKPN
- Wiwaha Aji Santosa : Rp 46 juta atau tepatnya Rp 46.000.000
PILKADA BOYOLALI 2020
1. Muhammad Said Hidayat - Wahyu Irawan
- Partai Pendukung 42 Kursi di DPRD : PDIP, Partai Golkar, PKB, dan Partai Gerindra
- Dukungan Partai Non Parlemen : PPP dan Partai Nasdem
Harta Kekayaan :
- Muhammad Said Hidayat : Rp 3,98 miliar atau tepatnya Rp 3.989.601.681
- Wahyu Irawan :
Pilkada Boyolali hanya satu pasangan, sehingga melawan kotak kosong
PILKADA WONOGIRI 2020
1. Joko Sutopo - Setyo Sukarno
- Partai Pendukung 39 Kursi di DPRD : PDIP, Golkar dan PAN
- Dukungan Partai Non parlemen : PPP dan PSI
Harta Kekayaan :
- Joko Sutopo : Rp 6 miliar lebih atau tepatnya Rp 6.002.817.363
- Setyo Sukarno : Rp 1 miliar lebih atau tepatnya Rp 1.002.000.000
2. Hartanto dan Joko Purnomo
Partai Pendukung 11 Kursi di DPRD : PKS, PKB, dan Gerindra
Harta Kekayaan :
- Hartono : Rp 1,75 miliar atau tepatnya Rp 1.755.000.000.
- Joko Purnomo : Rp 486 juta atau tepatnya Rp 486.479.560.
• Reaksi Gibran Putra Presiden Dapati Kenyataan Kalah Tajir dari Cabup Klaten ABY dan Bobby Nasution
• Sri Mulyani Cuti Masa Kampanye, Roda Pemerintahan Klaten Diemban Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah
PILKADA KLATEN 2020
1. Sri Mulyani - Yoga Hardaya (Mulyo)
Partai Pendukung 26 Kursi di DPRD : PDIP dan Golkar
Harta Kekayaan :
- Sri Mulyani : Rp 8,8 miliar atau tepatnya Rp 8.800.349.040
- Yoga Hardaya : Rp 4,21 miliar atau tepatnya 4.219.750.000
2. One Krisnata - Muhammad Fajri (ORI)
Partai Pendukung 13 Kursi di DPRD : Demokrat, PKS dan Gerindra
Harta Kekayaan :
- One Krisnata : Rp 19,7 miliar atau tepatnya Rp19.712.099.474
- Muhammad Fajri : Rp 4,84 miliar atau tepatnay Rp 4.849.900.000
3. Arif Budiyono - Harjanta (ABY-HJT)
- Partai Pendukung 11 Kursi di DPRD : PKB, PAN, PPP, dan Partai Nasdem
- Dukungan Partai Non Parlemen : Partai Hanura, PSI, Garuda, Partai Berkarya dan Perindo.
Harta Kekayaan :
- Arif Budiyono : Rp 42 miliar atau Rp 42.000.000.000
- Harjanta : Rp 7,2 miliar atau tepatnya Rp7.283.809.428.
PILKADA SRAGEN 2020
1. Kusdinar Untung Yuni Sukowati - Suroto
Partai Pendukung 34 Kursi di DPRD : PDIP, Golkar, PKB, PAN, Demokrat, dan Nasdem
Harta Kekayaan :
- Kusdinar Untung Yuni : Rp 5,75 miliar atau tepatnya Rp 5.759.812.815
- Suroto : Rp 3,42 miliar atau tepatnya Rp 3.426.000.000
Sama seperti di Boyolali, di Sragen juga hanya satu pasangan, sehingga lawan kotak kosong.
(*)