Tips Agar Kebutuhan Gizi Tetap Tercukupi Bagi Pengungsi : Hindari Memberi Mi Instan, Susu dan Roti
Di tengah panjangnya waktu dan ketidakpastian kapan akan usai, kebutuhan gizi para pengungsi pun perlu terus diperhatikan.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Buat fotokopi tanda pengenal diri, seperti KTP, paspor, akta lahir, polis asuransi, daftar obat pribadi, dan rekam medis bagi mereka yang punya riwayat penyakit tertentu.
- Alat pengisi baterai ponsel
- Selimut darurat
Baca juga: Dampak Status Merapi Siaga, 108 Orang Dalam Kelompok Rentang di Desa Tegalmulyo Klaten Diungsikan
2. Mengelola sampah plastik
Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum mengingatkan hal yang tak kalah penting adalah mengelola sampah plastik, baik itu plastik kresek, botol kemasan, dan plastik kemasan makanan.
Sampah plastik tersebut disarankan Tan untuk dikumpulkan menjadi satu dan tidak dibuang sembarangan.
Sebab, jika sampah plastik kembali dibuang sembarangan, hal ini akan berdampak besar saat hujan datang.
3. Perhatikan pembalut bekas dan popok sekali pakai
Jika saat mengungsi Anda sedang haid, atau memiliki anak yang mengenakan popok sekali pakai, sebagiknya sampah pembalut dan popok itu tidak dibuang atau dilempar sembarangan.
Pasalnya, di sekitar lingkungan pengungsian sangat mungkin ada hewan berkeliaran yang juga mencari makan.
Ketika hewan seperti kucing atau tikus menemukan sampah pembalut dan popok, mereka mungkin mengira itu adalah makanan.
Kemudian hewan akan mengacak-acak sampah pembalut atau popok, akhirnya membuat lingkungan tercemar dan muncul risiko penularan penyakit.
4. Waktu yang Kurang Tepat untuk Mengonsumsi kopi
Kopi mungkin disediakan di tempat pengungsian. Jika Anda berpikir dengan minum kopi bisa membuat tubuh hangat dan mata melek, asumsi ini salah.
dr Tan menyebut, pengungsi yang mengonsumsi kopi tubuhnya akan diforsir di luar batas.
Selain itu, kafein yang terkandung dalam kopi bisa menjadi stimulan jantung.
"Padahal trauma saja bisa bikin adrenalin naik," kata Tan, Jumat (3/1/2020).
Selain memicu detak jantung bertambah cepat, kopi juga bersifat diuretik.
Diuretik merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat, atau penyebab naiknya urinasi. Dengan kata lain, minuman atau makanan yang mengandung diuretik dapat mempercepat pembentukan urine.
Ketika seseorang lebih sering buang air kecil (BAK), dia memiliki risiko dehidrasi berlebih dan membuat ingin terus menerus minum.
Selain rasa haus berlebih, terus bolak-balik ke toilet juga membuat boros air. Padahal, persediaan air yang ada adalah untuk kepentingan bersama.
Baca juga: Juru Kunci Gunung Merapi Minta Masyarakat Lebih Waspada, Ada Apa?
5. Hindari penggunaan obat nyamuk semprot
Obat nyamuk semprot sering dipakai karena praktis dan tidak lengket.
Namun yang perlu diketahui, obat nyamuk semprot sebenarnya berbahaya dan beracun.
Tan menjelaskan, saat berada di tempat pengungsian, sirkulasi udara sangat minim.
Ketika seseorang menyemprotkan obat nyamuk, partikel kecil yang beracun dan dapat membunuh serangga dapat menempel ke sarung, pakaian, alat makan, juga berbagai benda yang dipakai anak-anak.
Lantas bagaimana jika di tempat pengungsian banyak nyamuk? Tan menyarankan untuk memakai minyak sereh atau kayu putih.
"Jika sarung atau pakaian yang dijemur sudah lumayan kering, lipat. Jemuran bergelantungan akan menjadi sarang nyamuk. Walaupun dingin, usahakan sirkulasi udara berjalan baik," ujar Tan.