Berita Sukoharjo Terbaru
Sempat Trending di Twitter via Puluhan Ribu Twit, Ini Penjelasan Aksi Tagar #RaporMerahIAINSurakarta
Menurut Juru Bicara Aliansi Bebas Merdeka (Ambar) IAIN Surakarta Moh. Hamzah Sidik, tagar itu dibuat untuk mengkritisi sejumlah kebijakan.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Tagar #RaporMerahIAINSurakarta sempat trending di media sosial Twitter.
Menurut Juru Bicara Aliansi Bebas Merdeka (Ambar) IAIN Surakarta Moh. Hamzah Sidik, tagar itu dibuat untuk mengkritisi sejumlah kebijakan yang ada.
Setidaknya, ada tiga topik yang dibahas dalam tagar tersebut, yang meliputi kenaikan UKT, waktu pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) hingga pemberian saran dan kritik.
"Tujuan kami untuk memberikan dukungan kepada IAIN Surakarta, untuk melakukan evaluasi," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Demi Kontribusi Lebih Untuk Negara, IAIN Surakarta Beralih Jadi UIN, Begini Perjalanannya
Baca juga: Selangkah Lagi IAIN Surakarta Jadi UIN, Jadi Bakal Ada Program Studi Umum Tidak Hanya Agama
"Kami bangga menjadi bagian dari IAIN Surakarta, dan semakin baik alih ststus jadi UIN Surakarta," imbuhnya.
Menurutnya, dalam proses pergantian IAIN menjadi UIN, harus ada evaluasi yang dilakukan internal kampus.
"Rapor merah untuk evaluasi internal, untuk menyongsung menjadi IAIN jadi UIN. Salah satunya perbaikan layanan," ucapnya.
Selain itu, perwakilan Ambar hari ini juga melakukan mediasi dengan pimpinan kampus IAIN Surakarta untuk membahas UKT.
Pertemuan itu untuk membahas pengumuman nomor: B-5001/In.00./B/KU.00.1/12/2020 tentang herregistrasi semester genap tahun akademik 2020/2021 IAIN Surakarta.
"Kami diterima dengan baik oleh Pimpinan IAIN Surakarta untuk mediasi terkait dengan potongan UKT, waktu pembahayaran atau herregistrasi," ucapnya.
"Aspirasi kami diterima dan untuk potongan UKT akan diteruskan ke Kemenag, dan kita menunggu potongan UKT," terangnya.
"Waktu pembayaran juga akan diperpanjang hingga 22 januari 2021," tambahnya.
Dia menambahkan, forum rektor yang membahas isu potongan UKT baru IAIN Surakarta.
Ambar sendiri dibentuk agar gerakan mahasiswa IAIN Surakarta agar lebih kolektif.
"Kita akan ada aksi lanjutan secara virtual, karena dengan bangganya kami menjadi bagian dari IAIN Surakarta," terang dia.
Baca juga: Rektor IAIN Surakarta Salurkan Sembako Kepada Tukang Becak & Pedagang Kecil yang Terdampak Corona
Baca juga: Bagaimana Hukum Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Dosen IAIN Surakarta
Perjalanan Jadi UIN
Keputusan Institut Agama Islam (IAIN) Surakarta untuk berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) ternyata ada alasan mendasar.
Rektor IAIN Surakarta, Prof Mudofir Abdullah membocorkan alasan pihaknya ingin menyusul UIN Yogyakarta dan Semarang yang lebih dulu berganti menjadi UIN.
"Kita ingin memperbesar kapasitas, jadi harus alih status," ujarnya kepada TribunSolo.com di kampus yang berada di Jalan Pandawa, Dusun IV, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (9/9/2020).
• Selangkah Lagi IAIN Surakarta Jadi UIN, Jadi Bakal Ada Program Studi Umum Tidak Hanya Agama
• Rektor IAIN Surakarta Salurkan Sembako Kepada Tukang Becak & Pedagang Kecil yang Terdampak Corona
Sebut Modofir, jika proses pergantian ke UIN sudah diusahakan sejak awal tahun lalu, namun beberapa kendala membuat peralihan sempat mundur sementara waktu.
"Sebenarnya prosesnya ini sudah lama, sudah tahun lalu mengajukan, namun terbentur oleh syarat," sebut dia.
"Dulu kami sudah memenuhi tapi saat verifikasi masih ada yang kurang, sekarang sudah lengkap," akunya menekankan.
Ia menambahkan jika saat ini IAIN Surakarta sudah memenuhi syarat untuk beralih menjadi UIN.
"Tanahnya 10 hektar, guru besar minimal 5, prodi A minimal 2 kita ada 11," katanya.
• Kisah Sukses Perjuangan Mudofir,Anak Petani Desa yang Berhasil Jadi Profesor & Rektor IAIN Surakarta
• Syarat dan Cara Membuat Surat Keterangan Sehat di Rumah Sakit, Penting saat Daftar Kerja
"Sebenarnya kita sudah memenuhi tapi karena IAIN ada banyak klaster kita masih menunggu yang lain untuk memenuhi," tandasnya.
Jika terealisasi, ia berharap kontribusi keilmuan bisa lebih meningkat seiring dibukanya fakultas ilmu umum.
"Setelah alih status dan kapasitasnya menjadi besar, dan menjadi umum saya berharap sumbangan kepada negara menjadi lebih banyak," harap dia. (*)