Berita Sragen Terbaru
Waspada! Begini Cara PNS Gadungan di Sragen Beraksi, hingga Bisa Rayu Korban Setor Uang Ratusan Juta
Seorang pemuda berinsial AWS (28) mengaku sebagai PNS yang bekerja di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Seorang pemuda berinsial AWS (28) mengaku sebagai PNS yang bekerja di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.
Dia menawarkan jasa untuk menghubungkan ke bagian personalia kepada korbannya agar bisa menjadi pegawai rumah sakit.
Adapun modus operandi yang ia gunakan yaitu menggunakan dua ponsel.
"Tersangka punya dua ponsel untuk menipu korbannya," kata Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi saat jumpa pers, Rabu (10/2/2021).
• Fix! Tahun Ini di Sukoharjo Tak Ada Regrouping SD, Imbas dari Kekurangan Guru PNS di Sekolah Negeri
• Berbekal Seragam Korpri, Pria Ini Jadi PNS Gadungan RSUD Sragen, Alhasil Kuras Korban Rp 113 Juta
Dia menjelaskan, ponsel pertama dipakai untuk menghubungi korban atas nama tersangka.
"Ponselnya yang kedua dipakai juga untuk menghubungi korban tapi seolah-olah dari pihak rumah sakit."
"Padahal orangnya sama," tuturnya.
Sehingga dari situlah timbul keyakinan dari korban kalau tersangka bisa membantunya menjadi pegawai rumah sakit.
Untuk lebih meyakinkan korbannya, tersangka memalsukan dokumen si korban seakan-akan sudah diterima kerja.
"Padahal dokumennya palsu, dia buat sendiri lengkap dengan cap serta tanda tangan," katanya.
Pakai Baju Korpri
Sebelumnya, polisi bongkar aksi busuk seorang pria berinsial AWS (28) alias Begog karena menjadi PNS gadungan yang mengaku bekerja di RSUD Sragen.
Bahkan aksi warga Kecamatan Sragen Kota cukup lihai, karena memiliki persiapan matang sebelum beraksi menjadi pegawai gadungan RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.
Hal ini terungkap saat Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi menggelar jumpa pers gelar perkara terhadap tindakan kejahatan yang dilakukan AWS di Mapolres, Rabu (10/2/2021).
"Dia mengaku sebagai pegawai rumah sakit dan menjanjikan korbannya bekerja di sana," ungkap dia mengawali keterangannya kepada TribunSolo.com.
• Kesaksian Guru Ngaji di Sragen Cabuli 2 Bocah Berumur 6 & 7 Tahun : Mengaku Khilaf, Bukan Pedofil
• Cara Mengurus Pencairan Dana Tapera untuk Pensiunan PNS dan Ahli Waris, Bisa Lewat WhatsApp
Ardi menerangkan, pelaku terbilang niat dan rapi dalam melakukan penipuan serta penggelapan.
"Karena si pelaku membuat ID card palsu, dokumen-dokumen, dan stempel," ujarnya.
Hal itu ia lakukan guna meyakinkan korbannya bahwa dia adalah PNS di rumah sakit tersebut.
"Pelaku juga membuat seragam Korpri," imbuhnya.
Dari hasil perbuatannya, pelaku berhasil mengelabui korbannya dan menyetor uang senilai Rp 113.450.000 kepada si pelaku.
"Setelah duitnya dia terima, pelaku memberi dokumen-dokumen yang menyatakan korban sudah diterima kerja," papar dia.
Akibat perbuatannya, pelaku terancam kurungan selama empat tahun penjara.
"Dia dijerat pasal 378 KUHP atau 372 KUHP," kata dia.
Pengangkatan PNS Kesehatan
Sebelumnya 619 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Sragen seleksi tahun 2019 menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan pada Selasa (26/1/2021) kemarin.
Tambahan amunisi pegawai ini diharapkan bisa menambal pos PNS yang purna tugas.
Namun demikian, kekurangan pegawai masih dirasakan lantaran jumlah PNS yang pensiun cukup sebanding.
Baca juga: Simak Pengumuman Formasi CPNS 2021, Pendaftaran Dibuka Awal April
Baca juga: Tanggapan Lengkap PGRI, Tentang Wacana Penghapusan Formasi CPNS untuk Guru: Diskriminasi !
Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sragen, Sutrisna mengatakan, tambahan pegawai yang aktif dalam waktu dekat itu menjadi amunisi baru bagi Pemkab Sragen dalam mengoptimalkan pelayanan masyarakat.
"Terutama dalam masa pandemi Covid-19," katanya, Rabu (27/1/2021).
Dari hasil seleksi CPNS 2019 itu terdapat 170 tenaga di bidang kesehatan.
"Mereka akan bertugas di dua RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen dan di Dinas Kesehatan (Dinkes)," jelasnya.
Sedangkan selain 170 nakes terdapat 368 guru dan sisanya tenaga teknis lainnya.
”Memang terbanyak Guru 368, kemudian ada tenaga kesehatan 170 dan sisanya teknis lainnya,” papar dia.
Baca juga: Cara Membuat Surat Keterangan Bebas Narkoba untuk Pemberkasan CPNS, Simak Prosedurnya
Menurut Sutrisna, formasi ini paling tidak bisa menambal kekurangan pegawai atau ada amunisi baru mendukung roda pemerintahan akan lebih baik yang jelas.
”Ini baru masuk, kalau kompetensi lihat sendiri lewat tes yang fair play dengan nilai yang cukup. Artinya fair secara akademis," katanya. (*)