Berita Sukoharjo Terbaru
Beda dengan Solo, Sukoharjo Tak Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, Ini Alasannya
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo belum merencanakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo belum merencanakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Padahal, Kota Solo hari ini sudah melakukan pra simulasi PTM di Sejumlah sekolah, Jumat (19/3/2021).
Kepala Disdikbud Sukoharjo Darno mengatakan, alasan Kabupaten Sukoharjo belum menggelar PTM karena masalah vaksinasi.
Baca juga: Ada 10 Pegawai Pengadilan Agama Kena Corona, Dinkes Klaten Mengaku Tak Dapat Laporan Resmi
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Depan Mata, Vaksinasi Covid-19 Bagi Guru di Karanganyar Dikebut
"Tenaga pengajar kita belum divaksin, jadi kami belum berani menggelar simulasi PTM," kata dia.
Darno menuturkan, secara persiapan SD dan SMP di Sukoharjo sudah siap menggelar PTM.
Sarana prasarana penunjang protokol kesehatan sudah disiapkan.
"Tapi syaratnya minimal tenaga pengajar kita divaksin dulu, baru nanti kita beranikan diri untuk pelaksanaan simulasi," ujarnya.
"Karena instruksi dari pak Jokowi, idealnya guru sudah divaksin semua," imbuhnya.
Sebelumnya, Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan, pihaknya masih akan memfokuskan untuk menuntaskan program vaksinasi.
"Dibuka kapan, saya belum bisa mengatakan. Kita tunggu kebijakan dari pusat," kata dia.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Ditargetkan Juli 2021, Pemkab Karanganyar Tunggu Keputusan Satgas Covid-19
Sehingga dia akan mengupayakan program vaksinasi cepat selesai, sehingga bisa menyasar ke guru dan siswa.
"Mudah-mudahan distribusi cepet supaya semua bisa divaksin dulu," ucapnya.
"Kita gak mau gegabah karena virus ini tidak kelihatan, bisa menyerang anak-anak kita," ujarnya.
Setelah program vaksinasi selesai, Pemkab Sukoharjo masih akan melakukan evaluasi kasus Covid-19 terlebih dahulu untuk menentukan penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Selain itu, pihak sekolah dan wali murid juga akan diajak berdiskusi, apakah PTM sudah siap untuk dilakulan atau belum.
"Pengajar semuanya sudah mendapatkan vaksin, dan kalau instruksi dari pusat sudah turun, kita minta kesepakatan dulu kepada semua pihak. Kalau semuanya oke, monggo," ujarnya.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Depan Mata, Vaksinasi Covid-19 Bagi Guru di Karanganyar Dikebut
Dalam kesempatan itu, Etik meminta agar masyarakat yang sudah divaksin, tidak menyepelekan virus corona.
Sebab, kasus orang yang sudah divaksin namun terkonfirmasi positif Covid-19 masih ditemukan.
"Jadi setelah divaksin, protokol kesehatan tetap harus dijalankan," tandasnya.
Solo Mulai Sekolah Tatap Muka
Prasimulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Solo dilakukan hari ini, Kamis (18/3/2021).
SMP Advent Solo termasuk yang melakukan prasimulasi ini.
Pantauan TribunSolo.com di lapangan, protokol kesehatan yang lengkap disediakan sekolah tersebut.
Baca juga: Masih Ada Kritikan Soal Sekolah Daring di Solo, Pemkot Sebut Bisa Dimaklumi
Baca juga: Sri Mulyani dan Yoga Hardaya Dikabarkan Akan Dilantik 26 Februari, Secara Daring dan Terbatas
Siswa yang masuk mengikuti kegiatan prasimulasi tersebut dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu.
Setelah itu, mereka juga diwajibkan untuk mencuci tangan sebelum masuk ke sekolah.
Saat masuk ke ruang kelas, siswa juga menjaga jarak satu dengan yang lain.
Kepala Sekolah SMP Avent Solo, Donny Irawan mengatakan, simulasi ini dilakukan untuk siswa kelas 9.
Namun, tidak seluruhnya hadir, hanya sekitar 16 siswa saja yang datang.
Baca juga: Dosen FH Meninggal Dunia, UNS Berkabung, Bakal Gelar Tahlil Daring Malam Ini
"Dari total siswa yang ada hanya 12 yang mengikuti kegiatan hari ini," kata dia.
Sebab, ada 2 siswa yang izin karena sakit dan 2 tidak mendapatkan izin dari orang tua.
Donny mengatakan, siswa yang mengikuti prasimulasi ini memang harus ada izin dari orang tua.
Izin orang tua tersebut melalui google forms.
Sementara itu, selama pembelajaran juga ada pembagian dua kelas. Satu kelas berisi 6 murid dan satu guru.
"Nanti kita evalusi kalau satu guru tidak cukup, kami tambah satu guru lagi," ungkap dia.
Kritikan Soal Pembelajaran Daring
Kritik dari orang tua murid pada para tenaga pendidik di Solo selama penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring ditanggapi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Orang tua murid masih memandang guru hanya bisa memberikan tugas secara online selama pembelajaran daring tersebut.
Meski begitu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memaklumi apabila penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih ada kekurangan.
Baca juga: Setahun Sekolah Daring di Solo : SD Negeri Cuma Diberi PR, SD Swasta Full, Mulai Senam Sampai Ngaji
Baca juga: Masih Pandemi Covid-19, Penyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Klaten Dilakukan Daring
"Guru-guru tiap hari mengawal murid-muridnya," kata Gibran, Rabu (17/3/2021).
"Tidak hanya memberi tugas, namanya situasi seperti ini semua dimaklumi. Tidak bisa disamakan pembelajaran tatap muka," tambahnya.
Oleh karenanya, Gibran berusaha supaya sekolah-sekolah di Solo bisa segera menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Pasti ada kekurangannya," ucap dia.
"Makanya, saya kejar biar anak-anak bisa masuk sekolah lagi," tambahnya.
Sebelumnya, kekurangan masih dirasakan selama penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) setahun belakangan ini.
Baca juga: Dosen FH Meninggal Dunia, UNS Berkabung, Bakal Gelar Tahlil Daring Malam Ini
Tenaga pendidik, misalnya, dinilai masih belum siap dalam menerapkan PJJ.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati tidak menampik tenaga pendidikan masih menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Memang ada guru-guru yang hanya memberi tugas. Tapi banyak juga guru yang tetap memberi pelajaran daring," kata Etty kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).
"Itu tergantung gurunya," tambahnya.
Baca juga: Nasib Mahasiswi yang Lakukan Adegan Mesum saat Kuliah Daring, Polisi Kini Buru Identitasnya
Etty menjelaskan, pelatihan terhadap para tenaga pendidik sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari.
"Setiap sekolah sudah meningkatkan kompetensi guru," jelas dia.
"Kembali lagi ke gurunya," tambahnya.
Pengawasan tetap akan dilakukan selama pemberlakuan PJJ yang direncanakan hingga Juli 2021.
"Akan melibatkan pengawas dan kepala- kepala bidang," ucapnya.
Curhat Orang Tua Siswa
Kualitas pendidikan sekolah negeri di Solo dikeluhkan sejumlah orangtua murid di masa pandemi.
Salah satu yang paling dikeluhkan, adalah jarangnya para guru menggelar kelas online.
Baca juga: Pemerintah Pusat Target Sekolah Tatap Muka Juli 2021, Gibran Bakal Kebut Vaksinasi Guru
Pemerhati pendidikan dari Yayasan Satu Karsa Karya, Kangsure Suroto, memberikan kritiknya, bila sekolah negeri jarang ada yang menggelar sekolah daring.
"Istilahnya saja pembelajaran jarak jauh, tapi kebanyakan, sekolah negeri hanya memberikan PR ke siswa. Ini namanya bukan pembelajaran jarak jauh, tapi PR jarak jauh," kata Kangsure.
Kangsure mengaku merasakan langsung hal itu, karena ia juga menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati tidak membantah hal itu.
Ia mengakui, kompetensi tenaga pendidikan di sekolah negeri masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Ia mengakui ada guru di sekolah negeri yang hanya modal memberi PR saja, tapi membuka kelas daring.
Meski, tidak semua guru di sekolah negeri seperti itu.
"Memang ada guru-guru yang hanya memberi tugas. Tapi banyak juga guru yang tetap memberi pelajaran daring," kata Etty kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).
"Itu tergantung gurunya," tambahnya.
Etty menjelaskan Dinas Pendidikan Solo tidak bisa mengambil langkah lebih jauh dengan kenyataan ada guru yang malas memberi kelas daring.
Menurutnya, Dinas Pendidikan sudah melakukan pelatihan tenaga pendidik jauh-jauh hari.
Sehingga, perbedaan 'nasib' yang diterima siswa sekolah negeri, diserahkan ke sekolah dan guru masing-masing.
"Setiap sekolah sudah meningkatkan kompetensi guru," jelas dia.
"Kembali lagi ke gurunya," tambahnya.
Ia mengklaim, Dinas Pendidikan Solo tetap akan melakukan pengawasan selama pemberlakuan pembelajaran jarak jauh, yang direncanakan hingga Juli 2021.
"Akan melibatkan pengawas dan kepala- kepala bidang," ucapnya. (*)