Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Insiden di Kedung Ombo Boyolali

Tak Banyak yang Tahu, Mitos Sabtu Bagi Warga di Kedung Ombo : Muncul Angin Kencang & Ombak Tiba-tiba

Sebanyak 9 orang wisatawan tewas karena perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Istimewa
Kolose foto udara dan tim gabungan evakuasi di antaranya Basarnas membawa kantong berisi korban tenggelam di Waduk Kedung Ombo di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, selama pencarian Sabtu-Senin (15-17/5/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Hari Sabtu dalam pasaran tertentu Primbon Jawa ternyata menjadi 'alarm' bagi warga di sekitar Waduk Kedung Ombo.

Khususnya bagi warga yang bermukim sekitar waduk di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali.

Ada apa dengan hari Sabtu?

Warga setempat, Sawiyatun (48) mengatakan ada mitos atau keyakinan yang berkembang di tengah masyarakat soal hari Sabtu pada pasaran tertentu penaggalan Jawa.

Hal itu tidak jauh berkaitan dengan waktu pembuatan waduk yang menelan puluhan desa pada 1985 silam.

Makam Nyi Ageng Serang berada di tengah Waduk Kedung Ombo (WKO), Sabtu (7/7/2018).
Makam Nyi Ageng Serang berada di tengah Waduk Kedung Ombo (WKO), Sabtu (7/7/2018). ((KOMPAS.com/LABIB ZAMANI))

Baca juga: Catat! Meski 9 Korban Ketemu & Operasi Ditutup, Waduk Kedung Ombo Belum Dibuka Kembali untuk Wisata

Baca juga: Kisah Kelam di Balik Waduk Kedung Ombo, Ada Hadiah Stempel PKI Bagi Penentang Proyek Kala Itu

"Kata orang tuawaktu bikin waduk, itu kalau tidak salah Sabtu (Pahing),' katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (16/5/2021).

"Maka setiap hari itu, warga di sini disuruh hati-hari tidak boleh sembarangan," jelasnya membeberkan.

Ketika mendekati hari tersebut, sambung Sawiyatun, biasanya terjadi fenomena alam yang tidak lazim.

"Kadangkala ada angin kencang tiba-tiba berhembus, ada ombak tiba-tiba," ucapnya.

Warga setempat yang hendak beraktivitas di waduk biasanya sudah ada persiapan, di antaranya membawa peralatan pengaman.

"Warga di sini sudah tahu, setiap mau ke mana pasti bawa alat pelampung," ujar dia.

"Entah mau ke ladang atau ke tengah waduk biasanya bawa pelampung. Warga sudah tahu," tambahnya.

Namun, Sawiyatun tidak memungkiri para pengunjung belum mengetahui mitos tersebut.

Para warga pun sudah berusaha mengingatkan pengunjung yang berkunjung ke waduk.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved