Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Tegas! Meski PPKM Sragen Berubah Jadi Level 3, Tapi Bupati Yuni Ogah Beri Kelonggaran, Ini Alasannya

Bupati menyampaikan kasus Covid-19 memang sudah mulai agak melandai, namun bukan berarti pihaknya akan melakukan pelonggaran.

Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribunnews/Irwan Rismawan
ILUSTRASI : Warga beraktivitas di zona merah Covid-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (22/6/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan micro lockdown di kawasan tersebut lantaran adanya 17 warga yang positif Covid-19. 

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN – Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati ogah melonggarkan aturan meski PPKM di Kabupaten Sragen levelnya turun dari 4 menjadi 3.

Bupati menyampaikan kasus Covid-19 memang sudah mulai agak melandai, namun bukan berarti pihaknya akan melakukan pelonggaran, ditakutkan terjadi out break.

"Catatan yang penting adalah kasus sudah mulai agak melandai tapi bukan berarti kita loss lagi karena kita tidak mau terjadi outbreak seperti kemarin," kata Yuni, Selasa (10/8/2021).

Meskipun angka positivity rate sudah turun, Yuni mengatakan angka kematian di Sragen masih cukup tinggi yakni mencapai 5 persen.

Baca juga: Libur Muharram, Tawangmangu Tak Padat Merayap karena Wisata Tutup, Tapi Banyak yang Berburu Kuliner

Baca juga: Perasaan Campur Aduk Keluarga di Kalikotes Klaten : Gali Liang Lahat, Ternyata Ibunya Masih Hidup

Dikatakan, berdasarkan hasil rapat evaluasi seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo hanya ada dua wilayah yang level PPKM turun.

"Wilayah aglomerasi Soloraya sudah turun semua ke level 3, yang ada di Level 4 hanya ada dua Kabupaten di Jawa Tengah menurut perhitungan Provinsi," kata dia.

Dari hasil penurunan level tersebut, Yuni menilai pemberlakuan PPKM Darurat hingga Level di Sragen cukup efektif.

Salah satu indikator ialah angka positivity rate Covid-19 yang mengalami penurunan.

Yuni belum bisa memastikan tambahan angka kematian ini dari faktor mana, bisa saja banyaknya warga yang Isoman dirumah ataupun faktor lain.

Yang menarik, Yuni mengatakan daerah-daerah yang cakupan vaksinnya cukup baik angka kematian lebih rendah dibandingkan daerah yang cakupan vaksinasi dibawah 20 persen.

Hla ini membuktikan bahwa vaksinasi efektif, sehingga daerah yang vaksinasinya rendah akan terus dikejar agar cakupan vaksinasi tinggi.

"Jadi vaksin itu efektif, bisa dikejar vaksinnya daerah yang cakupannya masih rendah nanti akan dikirimkan vaksin dibandingkan yang tinggi," kata Yuni.

Baca juga: Terjadi Lagi, Ada Insiden Peti Mati Kosong,Kini Pasien Corona Katanya Meninggal Ternyata Masih Hidup

Baca juga: Kisah Bakul Bakso Keliling Gowes Sejauh 650 Km dari Tangerang ke Wonogiri : Demi Sambut HUT ke-76 RI

Target yang disampaikan Menko Marves Luhut Panjaitan ketika berkunjung di Sragen Kamis lalu belum bisa dilakukan. Mengingat vaksin belum mulai didistribusikan.

"15 ribu dosis per hari belum karena vaksinnya belum ada. Kemarin kami berhasil menyuntikkan sehari 5 ribu, sebagai pemanasan lah," katanya.

Pasien Diobati Ivermectin

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved