Berita Boyolali Terbaru
Gadis SMA di Boyolali Jadi Tulang Punggung Keluarga, Kedua Kakak Lumpuh dan Ayah Menderita Stroke
Kehidupan gadis asal Kecamatan Mojosongo seketika berubah 180 derajat karena mengayomo keluarganya.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Jangankan untuk berjalan, berdiri saja atau bahkan untuk duduk saja anaknya itu tidak bisa.
“Harus didudukkan dan hanya sebentar saja. Kalau kelamaan pasti ngos-ngosan,” jelasnya.
Pertumbuhan berat badan Clarissa juga sangat lambat. Saat ini saja, berat badannya baru 6,4 kilogram.
Baca juga: Kesaksian Dokter yang Tangani Christian Eriksen saat Kolaps: Detak Jantungnya Sempat Hilang
Padahal, dia sudah memberikan susu formula terbaik dengan harga yang cukup mahal untuk membantu pertumbuhan badannya.
“Dikasih susu itu saja, pertumbuhannya lambat. Apalagi kalau dikasih susu yang standar, lebih lambat lagi dan saya kasihan,” ujarnya.
Diketahui Saat Usia 6 Bulan
Dia mengaku penderitaan yang dialami anak keduanya itu terjadi sudah cukup lama. Tepatnya saat Clarissa menginjak usia 6 bulan.
Saat itu, anaknya tiba-tiba sering menangis (rewel). Tak seperti biasanya, tangisan anaknya saat itu juga dibarengi dengan bibir yang membiru.
Diapun kemudian memeriksakan anaknya tersebut ke rumah sakit yang akhirnya diketahui bahwa anaknya mengalami kelaianan jantung.
Baca juga: Diduga Serangan Jantung, Markis Kido Meninggal Dunia saat Main Bulutangkis di Tangerang
Mendengar hal itu, Nur Ismiati yang merupakan seorang ibu rumah tangga seakan tersambar petir. Suaminya yang hanya sebagai buruh pabrik juga cukup berat dengan kondisi anaknya itu.
Sejak saat itulah, setiap bulan anaknya diperiksakan ke RS Sarjito Jogjakarta.
“Berobat ke Jogja (RS Sarjito) dan ada BPJS dari Suami yang kerja disalah satu pabrik garmen di Butuh, Mojosongo,” jelasnya.
Baca juga: Viral Video Warga Ambil Paksa Jenazah Covid-19 di Deliserdang, Teriak: Mamakku Sakit Jantung!
Dia mengaku sebenarnya ingin anaknya segera bisa dioperasi. Namun, rumah sakit atau dokter yang menanganani anaknya masih menunggu perkembangan selanjutnya.
“Katanya operasi dilakukan nanti setelah 2 tahun gitu,” ujarnya.
Diperkirakan tak seluruh biaya operasi anaknya itu ditanggung BPJS. Pihaknya juga mesti menyediakan uang cadangan jika ada biaya yang tidak tercover oleh BPJS.
“Kemarin pas ngobrol-ngobrol dengan orang tua penderita jatung bocor yang lain, perkiraan habis Rp 250 juta dan yang tercover Rp 200 saja,” ujarnya. (*)