Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Syarat Night Market Sukowati Dibuka Lagi, Bupati Sragen Sebut Jika Capaian Vaksinasi Sudah 70 Persen

Masyarakat Sragen kini tengah menunggu dibukanya Night Market Sukowati (Nimas) setelah beberapa waktu ditutup karena PPKM.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
ILUSTRASI : Ibu Ros (35) penjual balon saat berjualan di Night Market Sukowati, Sabtu (12/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Masyarakat Sragen kini tengah menunggu dibukanya Night Market Sukowati (Nimas) setelah beberapa waktu ditutup karena PPKM.

Nimas ialah program milik Pemkab Sragen yang menyajikan puluhan stand produk UMKM yang ada di Sragen.

Event tersebut digelar seminggu sekali, yakni pada Sabtu malam.

Nimas harus ditutup lebih dari 2 bulan, melihat melonjaknya kasus covid-19 di Sragen.

Baca juga: Pembebasan Lahan Desa untuk Tol Solo-Jogja Tak Semulus Gilas Tanah Warga, BPN : Ada Aturan Gubernur

Baca juga: Curhatan Bupati Sragen : Kesulitan Capai Target Vaksinasi 70 Persen, Meski Stok Sangatlah Melimpah

Kini, kasus penularan covid-19 mulai dapat dikendalikan, bahkan kini Kabupaten Sragen menjalankan PPKM Level 2.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mempertimbangkan Nimas akan kembali dibuka mulai minggu depan.

"Mungkin Night Market Sukowati akan kembali dibuka mulai minggu depan," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Rabu (13/10/2021).

Bupati Yuni menuturkan, ia akan membuka Nimas setelah capaian vaksinasi di Kabupaten Sragen sudah 70 persen.

"Mudah-mudahan minggu depan sudah 70 persen, kita bisa kembali membuka Nimas, syaratnya harus 70 persen capaian vaksinasi kita," ujarnya.

Meski begitu, diperkirakan capaian 70 persen vaksinasi, diperkirakan akan rampung pada Kamis (14/10/2021) esok.

Dengan kembali dibukanya Nimas, diharapkan roda perekonomian di Sragen bisa kembali berjalan.

Ledakan Kasus Bikin Ditutup

Imbas warganya terinfeksi Corona dari Kabupaten Kudus, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati memperketat sejumlah aturan.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengingatkan masyarakat tak hanya ledakan kasus Kudus, tapi Bumi Sukowati masih berada di zona merah.

"Kepada seluruh masyarakat Sragen yang saya cintai dan banggakan, berdasarkan kajian studi epidemiologi, Sragen berada dalam zona merah dengan risiko tinggi penyebaran Covid-29," katanya, Senin (14/6/2021).

Baca juga: Polisi Beri Sanksi Pembinaan ke Sopir Mobil Pelat Sragen Ugal-ugalan di Jalan Tol : Dia Kooperatif

Baca juga: Bukan Solo, Ini Daftar 4 Daerah Eks Karesidenan Surakarta yang Sudah Tertular Covid-19 dari Kudus

Selain itu, Bupati Yuni begitu panggilan akrabnya, melarang seluruh kegiatan yang dapat berpotensi menimbulkan keramaian.

"Mulai Selasa, 15 Juni sampai 30 Juni 2021, hajatan tidak diperbolehkan, peribadatan dilakukan dirumah, kegiatan ekonomi dan lain-lain dibatasi sampai Sragen kembali masuk zona kuning," terangnya.

Kegiatan ekonomi yang selama ini berjalan dengan semestinya, akan dibatasi hingga pukul 21.00 WIB.

Selain itu, berbagai kegiatan ekonomi, seperti Night Market Sukowati, Pasar Tiban, hingga Pasar Bahulak juga ditutup untuk sementara waktu.

Dalam hal peribadatan, disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Sragen, Minanul Aziz menghimbau untuk melaksanakan ibadah di rumah.

"Melaksanakan fatwa MUI diantaranya dalam keadaan darurat kita boleh melaksanakan sholat Jumat diganti sholat dhuhur berada di rumah," jelasnya.

"Kita diperbolehkan untuk tidak berjamaah di masjid, dan kita diperbolehkan untuk tidak berjabatan tangan," tambahnya.

Sudah Menjalar di Solo Raya

Akhirnya yang dikhawatirkan dengan fenomena meledaknya kasus Corona di Kabupaten Kudus sampai di Eks Karesidenan Surakarta.

Ya, akhir-akhir ini sudah ada 4 daerah atau wilayah di Solo Raya tertular ganasnya Covid-19 asal Kudus yang hingga kini masih terjadi.

Di antara dari mereka dinyatakan positif Corona karena setelah bepergian dari Kudus.

Dalam catatan TribunSolo.com, 4 daerah tersebut yakni :

1. Kabupaten Klaten

Kasus Covid-19 di Desa Tijayan, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten merupakan yang pertama di Solo Raya karena asal mula dari Kudus.

Camat Manisrenggo, Rahardjo Budi Setiono mengatakan, ada seorang pemuka agama berinisial S yang baru saja pulang dari Kudus, Jawa Tengah.

"S ini adalah salah satu pemuka agama di wilayah situ," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (9/6/2021).

Setelah dari Kudus, S kembali ke Klaten dan timbul gejala terkait dengan Covid-19.

"Tapi yang bersangkutan tetap berkomunikasi dengan warga yang lain."

Baca juga: Nasib Warga Simo : Cari Uang ke Kudus, Pulang ke Boyolali Positif Covid-19 & Tularkan ke Orang Lain

Baca juga: Heboh Virus Covid-19 Varian Baru B 1617 di Solo Raya, Begini Tanggapan Wali Kota Gibran 

"Bahkan dia sempat memimpin salat di suatu musala yang diikuti enam orang jemaah," papar Budi.

Walau sudah merasakan ada gejala, S tidak kunjung memeriksakan diri.

"Dia mungkin tidak tahu kalau sudah tertular virus corona. Itu pun sempat jadi imam saat salat ied lebaran kemarin," ungkapnya.

Menurutnya, setelah kondisi S mulai parah, dia langsung memeriksakan diri ke bidan setempat.

"Ternyata benar dia sudah terpapar Covid-19. Untuk itu klaster ini termasuk klaster pascalebaran karena ketahuannya usai lebaran," katanya.

Adapun mereka yang tertular sampai 46 warga, sehingga satu wilayah RT di Desa Tijayan terpaksa dilakukan karantina wilayah (lockdown).

Baca juga: Antisipasi Gelombang Pasien Covid-19 Asal Kudus, RS Darurat Benteng Vastenburg Solo Disiapkan

Baca juga: Lagi, 88 Pasien Covid-19 Asal Kudus Tiba di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Kini Tembus 304 Orang

"RT ini sudah dua kali lockdown karena terus ditemukan penularan Covid-19," kata dia.

Dijelaskan Budi, lockdown pertama dilakukan pada 28 Mei 2021.

"Kemarin pada Selasa (1/6/62021) sudah dibuka lagi, tapi sejak Selasa (8/6/2021) kemarin lockdown lagi," terangnya.

Diakuinya ia tidak bisa memastikan berapa lama lockdown di RT tersebut akan diberlakukan.

"Tidak tahu lockdown-nya sampai kapan, tergantung dengan keseriusan pemerintah desa setempat dalam menangani kasus itu," ujarnya.

Lebih lanjut menyampaikan, imbas klaster pascalebaran ini, pihaknya akan melakukan pelacakan kontak kepada 88 orang.

"Sebanyak 58 orang akan menjalani tes swab berbasis reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction)," kata dia.

Sedangkan 30 orang lainnya akan menjalani rapid test antigen.

"Untuk lokasi tes swab PCR akan dilaksanakan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Yang rapid test antigen di puskesmas," katanya.

2. Kabupaten Wonogiri

Sebanyak 18 warga Desa Desa Saradan, Kecamatan Baturetno, Wonogiri terpapar Covid-19 usai jagong di Kabupaten Kudus.

Akibatnya, isolasi lokal diterapkan Satgas Covid-19 di Dusun Gedawung, Desa Saradan, Kecamatan Baturetno, Wonogiri.

Kepala Desa Saradan, Suparjo, mengatakan isolasi lokal yang diterapkan di Gedawung bertujuan untuk mengawasi warga yang akan berpergian atau keluar-masuk dusun.

Baca juga: Akibat Jagong ke Kudus, Delapan Orang Warga Paranggupito Wonogiri Positif Covid-19

Baca juga: Ini Pesan Satgas Covid 19 Kepada Masyarakat yang Telah Divaksin : Tetap Jaga Protokol

Pos penjagaan dan pos logistik didirikan di jalan masuk dusun.

"Jalan-jalan terobosan itu diberi palang, agar warga tidak nekat melintas," katanya, Jumat (11/6/2021).

Suparjo menuturkan, sejumlah jalan desa ditutup untuk memudahkan pemantauan.

Hanya ada satu jalan yang dibuka, untuk keluar masuk mobilitas masyarakat.

Kendati demikian, ia mengatakan jika penjagaan di Dusun tersebut tidak seketat seperti lockdown.

"Pos pengawas juga bertujuan untuk mengawasi warga yang menjalani isolasi mandiri kedapatan keluar rumah. Kebetulan yang terpapar Covid-19 berada di satu RT," ungkap dia.

Suparjo menuturkan, pos penjagaan itu dijaga oleh warga dan sukarelawan secara bergiliran.

Mereka bertugas mencatat warga yang keluar-masuk dusun selama isolasi lokal diterapkan di Gedawung.

Sementara itu, lanjut dia, pos logistik didirikan untuk memberi bantuan logistik bagi warga yang isolasi mandiri.

"Hal tersebut kami lakukan bukan untuk menakuti warga, tapi untuk mencegah penularan Covid-19," ujarnya.

"Kami juga sebisa mungkin agar warga yang isolasi mandiri tidak tekanan psikis," kata Suparjo.

Terpisah, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, kasus tersebut berawal dari warga yang mengantar jagong ke Kudus.

"Awalnya ada warga yang grubyukan (mengantar rombongan pengantin) dari Dusun itu ke Kudus. Setelah pulang ikut rewang di rumah yang punya hajat. Nah, terjadilah penularan," paparnya.

Menurut Bupati Wonogiri, awalnya dari rombongan warga yang berangkat jagong ke Kudus hanya dua orang diantaranya yang positif corona baru-baru ini.

Namun setelah dilakukan tracing hingga saat ini, 18 warga setempat terkonfirmasi positif corona.

"Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan Baturetno saat ini sudah berinisiatif untuk menunda agenda hajatan yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat terlebih dahulu setelah ditemukannya kasus tersebut," ujarnya.

"Jadi,seluruh kepala desa disana, sudah berkomitmen untuk mensukseskan hal itu demi kepentingan bersama," tuturnya.

Atas kondisi itu, pihaknya berencana mengevaluasi adanya pelonggaran kegiatan masyarakat, khususnya izin hajatan yang dalam pelaksanannya sangat sulit dikontrol penerapan protokol kesehatannya.

"Ini efek adanya mobilitas warga yang masif. Pergerakan masyarakat perjalanan antardaerah cukup tinggi," jelasnya.

Joko Sutopo menambahkan,beberapa waktu lalu pasca lebaran juga pihaknya masih menunggu sekitar 285 sampel swab warga Wonogiri.

Hasil uji swab itulah yang ikut menyumbang banyaknya penambahan kasus baru dalam beberapa hari terakhir.

Saat ini, pihaknya menyatakan masih menunggu 211 sampel swab. Diantaranya juga termasuk pengambilan sampel lendir di Baturetno.

"Intinya,Isolasi lokal perlu dilakukan, hal ini demi mencegah adanya aktivitas masyarakat setempat yang tidak terkontrol dan bisa berpotensi menimbulkan penularan bahkan klaster baru," tandasnya.

3. Kabupaten Boyolali

Belasan warga Dukuh Tegalrejo, Desa Bendungan, Kecamatan Simo, Kabupaten positif Covid-19.

Mereka tertular dari orang itu adalah S (53) dan N (44) yang melakukan perjalanan ke Kudus.

Camat Simo, Waluyo Jati mengatakan, mereka yang terular diawali dari sebuah pekerjaan di kampungnya.

Baca juga: Geger Ratusan Makam Jenazah Covid-19 di Bandung Dibongkar, Ternyata Tak Terpapar Virus Corona

Baca juga: Berbulan-bulan Aman, Kasus Corona di Paulan Colomadu Meledak, Kini Jadi Klaster Besar di Karanganyar

"Pada mulanya N mengajak S untuk menggarap sebuah proyek pembangunan teras di rumah saudaranya di Kudus," katanya kepada TribunSolo.com pada Senin (14/6/2021). 

Selang seminggu pengerjaan mereka berdua akhirnya pulang dan kembali beraktifitas normal. 

"Mereka berangkat tidak laporan dan pulang juga demikian, padahal Kudus sudah mulai heboh dengan kasus Covid 19," ungkapnya. 

Baca juga: Klaten Diamuk Corona, Gara-gara Warga Berkunjung ke Kudus yang Kini Jadi Episentrum Virus di Jateng

Keduanya pulang ke rumah pada Kamis (3/6/2021). 

"Pada Kamis malam, S, langsung ikut kerja bakti bersama warga membangun talut," ujarnya. 

"Besoknya pada hari Jumat, ia juga ikut ke masjid," imbuhnya. 

Tak lama, istri S mengalami sakit dengan gejala sesak napas dan batuk. 

Baca juga: Klaten Diamuk Corona, Gara-gara Warga Berkunjung ke Kudus yang Kini Jadi Episentrum Virus di Jateng

"Diperiksa di Puskesmas, dan jalani swab antigen hasilnya positif," jelasnya. 

Akhirnya seisi rumah ikut di swab dan dari 4 orang 3 diantaranya positif Covid 19. 

"Oleh karenanya, kami tracing seluruh warga dukuh karena S, memiliki hubungan kontak erat dengan banyak warga," terangnya. 

Baca juga: Jika Gelombang Pasien Corona Asal Kudus Memburuk, Bangsal & Tenda Disiapkan di Asrama Haji Donohudan

Seluruh warga Dukuh Tegalrejo dengan total 94 orang dilakukan swab antigen. 

"Yang datang hanya 58 orang, dan 15 di antaranya positif Covid 19," ungkapnya. 

Kini dukuh tersebut di lockdown. 

"Bagi yang negatif dan yang positif OTG akan isolasi selama 5 hari dan akan kami tes lagi," ungkapnya. 

"Sedangkan mereka yang positif dengan bergejala akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan," ucapnya.  

4. Kabupaten Sragen

Belasan warga di Desa Brojol, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen dinyatakan positif Corona karena tertular tetatangga setelah bepergian ke Kudus.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, Pemkab akan melakukan sampling tes genome squensis kepada warga Gemolong yang terkonfirmasi Covid-19.

Test itu dilakukan dikarenakan sebanyak 14 orang warga Kecamatan Gemolong terkonfirmasi Covid-19 setelah bepergian dari Kabupaten Kudus.

Corona Virus Disease 2019 atau biasa disebut Covid-19 yang menyerang 13 warga itu dikhawatirkan virus varian baru B1617.

"Kita sedang melakukan test genome squensis untuk masyarakat kita yang terkena Covid-19," kata Yuni usai rapat satgas Covid-19, Senin (14/6/2021).

"Mereka ditengarai kita selidiki kemarin berasal dari Kudus, sehingga perlu ada test tersendiri apakah ini varian baru B1617 tersebut," jelasnya.

Sementara ini, daerah mereka yang positif dilakukan lockdown lokal.

Bagi pasien yang OTG dirawat di Gedung Isolasi Terpusat Technopark Ganesha Sukowati Sragen.

Pasien positif Covid-19 yang bergejala kita dibawa ke RSUD dr Soeratno Gemolong dan RS Kasih Ibu Sragen.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto mengatakan Corona Virus varian baru memang lebih berbahaya.

Hargi mengatakan beberapa kasus menunjukkan banyak yang meninggal dunia meskipun pasien positif Covid-19 tersebut tidak memiliki penyakit gejala. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved