Berita Klaten Terbaru
Hanya di Tol Solo-Jogja, Bakal Ada Rest Area yang Terbelah Oleh Jalan di Klaten: Tak Jadi Dibelokkan
Rest Area Tol Solo-Jogja bakal menjadi rest area pertama di dunia yang terbelah jalan Kabupaten
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Tri Widodo
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Rest area di jalan tol biasanya merupakan sebuah tempat khusus yang hanya bisa diakses oleh pengguna jalan Tol itu sendiri.
Rest area yang berfungsi sebagai tempat istirahat bagi pengguna jalan tol ini dibangun di lahan khusus dan selalu tertutup bagi pengguna jalan umum.
Baca juga: Pembayaran Ganti Rugi Tol Solo - Jogja di Polanharjo Klaten Capai 90 Persen: Tak Ada Banding
Baca juga: Temuan Petugas Trans Marga Jateng di Lokasi Bocah Masuk Tol Solo - Semarang: Pagar Pengaman Dirusak
Namun, rest area yang bakal dibangun di Tol Solo-Jogja nanti berbeda jauh dengan rest area yang sudah ada selama ini.
Tak hanya di Indonesia, rest area yang rencananya dibangun di wilayah Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten itu menjadi bisa jadi menjadi yang pertama kali di Dunia.
Bagaimana tidak, rest area Tol Solo-Jogja itu nantinya akan terbelah oleh jalan kabupaten.
Jalan Kabupaten Klaten itu merupakan jalur yang menghubungan Jatinom dengan Ngawen atau Jalan Raya Gedaren-Manjungan.
Dari pantauan di lapangan, di sekitar itu tak hanya rumah warga, tetapi di antaranya ada persawahan yang sebagian tengah menguning.
Baca juga: Rest Area Tol Solo-Jogja Gusur 24 Rumah di Ngawen Klaten : Seluas 8 Hektare, Seperti Apa Bentuknya?
Baca juga: Ditanya Kenapa Masuk Tol Solo-Semarang, 5 Bocah Viral : Bikin Konten Gaya-gayaan, Demi Like & Uang
Sekretaris Desa Manjungan, Muh Iksan Kurniawan mengatakan pada awalnya jalan tersebut akan diubah jalurnya.
"Awalnya jalan kabupaten ini akan dibelokan, namun hasil rapat di Pemkab Klaten beberapa waktu lalu," kata Iksan, kepada TribunSolo.com, Sabtu (23/10/2021).
"Jalan ini (Jalan Gendaren-Manjungan) akan dipertahankan (membelah rest area tol Solo-Jogja," jelasnya membeberkan.
Akan Gusur Puluhan KK
Szebelumnya, seratusan bidang tanah di Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten yang terdampak Tol Solo-Jogja akan dibuat rest area.
Sekretaris Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Muh. Iksan Kurniawan, mengaku sebagian warganya yang terdampak menyetujui dengan rencana proyek tersebut.
"Warga di sini intinya manut saja terkait dengan proyek strategis nasional ini," kata Iksan kepada TribunSolo.com, Sabtu (23/10/2021).
Lanjut, Iksan mengatakan ada sekitar 100 bidang yang terdampak proyek Tol Solo-Jogja ini.
Ia mengatakan dari jumlah tersebut itu terdiri atas lahan pertanian, rumah milik masyarakat, hingga tanah kas desa (TKD).

"Sesuai rencana, ada sekitar 100 bidang tanah di desanya bakal terdampak jalan tol Solo-Jogja" aku dia.
"Rumah warga terdampak kurang lebih ada 24 kepala keluarga (KK), sedangkan TKD sebanyak enam bidang," ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan, nantinya wilayah Desa Manjungan yang terdampak proyek Tol Solo-Jogja akan dibangun rest area.
Dia mengatakan rest area ini akan dibuat di kawasan jalan Gendaren-Manjungan.
"Hasil rapat beberapa waktu lalu di Pemkab Klaten, memang jalan yang berada di depan kantor desa (jalan Gendaren-Manjungan) akan dipertahankan," kata Ikshan.
Lanjut, Iksan berharap dengan adannya rest area nanti dapat mengenal Desa Manjungan ke masyarakat luas.
"Ada objek wisata tirta unggulan yakni Umbul Susuhan yang terletak di Jalan Jatinom-Boyolali," aku dia.
"Semoga dengan adannya ini, akses ke desa kami makin bagus dan objek wisafa yang dikelola BUMDes Manjungan semakin ramai pengunjung," harapnya.
Baca juga: Tak Ingin Pisah Pasca Diterjang Tol Solo-Jogja, 12 Keluarga di Klaten Bangun Rumah di Satu Lokasi
Baca juga: Pengelola Arisan Online yang Dicari Member di Wonogiri Bergaya Glamor : Beli HP Iphone, Emas & Mobil
Direktur Teknik PT Jogja-Solo Marga Makmur (JSMM) Pristi Wahyono, mengatakan wacana tersebut berdasarkan hasil diskusi dan arahan dari Pemerintah Kabupaten Klaten.
"Kami sepakat dengan alternatif yang menjadi pilihan dari Pemda, namun kami meminta waktu untuk konsultasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) selaku regulator jalan tol," kata dia.
Lanjut, Pristi mengatakan pihaknya juga akan beruding dengan timnya yang sudah berjuang sebagaimana perencanaan tersebut berjalan secara baik.
Ia mengaku usul terkait rest area tersebut belum pernah terjadi di mana saja.
"Pengajuan rest area ini belum pernah terjadi, di manapun, dan nanti kami akan laporkan ke BPJT," ucap Pristi.
Lanjut, ia mengatakan lokasi dimana rest area dibangun yaitu, di Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.
Dia menyebutkan total luas rest area tersebut sekitar 8 hektar.
"Dalam pengajuan dari Pemkab Klaten, rest area di sana akan terpotong jalan kabupaten, masing-masing 1,5 hektar di utara dan 6,5 hektar di selatan," ujar Pristi.
Kemudian, ia mengatakan sebelum ditetapkan wacana tersebut, ada 3 wacana lainnya yang muncul dalam pertemuan tersebut.
Opsi-opsi tersebut salah satunya rest area dipindahkan, dan tidak membeli dan memakai lahan yang kecil di sana.
"Namun opsi yang terakhir, nanti akan menjadi masalah, karena lahan itu sudah masuk penlok, dan masyarakat juga berharap," terang Pristi.
Pindah Serentak
Belasan warga di Dukuh Mendunga, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Klaten ini benar-benar kompak.
Tak ingin hubungannya dalam bertetangga terpisah, akibat diterjang proyek Tol Solo-Jogja, mereka kompak membangun rumah di lokasi yang sama
Ada, 12 keluarga yang membangun rumahnya di lokasi yang sama.
Baca juga: Kondisi Rumah Warga Klaten yang Terdampak Proyek Tol Solo - Yogyakarta: Sudah Dibongkar, Kini Sepi
Baca juga: Alasan Para Bocah yang Nekat Masuk Tol Solo-Semarang: Demi Konten Ekstrem, Ingin Dapat Uang
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, belasan keluarga tersebut menempati bekas lahan persawahan di Dukuh Kapungan, Desa Kapungan, Kabupaten Klaten.
Terlihat lokasi tersebut sudah ada 3 bangunan rumah yang menghadap arah timur segera rampung.
Baca juga: Temuan Petugas Trans Marga Jateng di Lokasi Bocah Masuk Tol Solo - Semarang: Pagar Pengaman Dirusak
Tiga rumah yang dicat warna oranye itu nampak apik di bagian luarnya.
Bagian eksterior rumah tersebut memiliki kesan mewah dan indah.
Begitu pula dengan bagian interior rumah tersebut, nampak elegan dan cantik dipandang.
Selain itu, ada beberapa rumah lain yang hampir jadi dan baru dalam tahap pembangunan.
Baca juga: Cerita Paiman, Dapat Rp 4 M dari Ganti Rugi Tol Solo - Jogja: Buat Beli Rumah dan Dibagi Ahli Waris
Rumah yang sudah hampir jadi itu, terlihat minimalis namun enak dipandang.
Sedangkan di sana masih ada bangunan yang belum dilapisi cat dan bahkan masih dalam pembangunan dinding rumah.
Nampak para pekerja itu tengah fokus membangun rumah-rumah tersebut.
Kukuh (45), pemilik salah satu rumah tersebut mengatakan, pembangunan rumahnya sudah dimulai setelah libur lebaran.
Baca juga: 148 Bidang Tanah di Boyolali Belum Terima Ganti Rugi Proyek Tol Solo-Jogja, BPN: Tahap Pemberkasan
"Saya mulai bangun rumah ini habis lebaran, sekitar April 2021," ujar Kukuh kepada TribunSolo.com, Jum'at (15/10/2021).
Kukuh mengatakan, keinginannya membangun rumah di sini karena orang tuanya tak ingin jauh-jauh dari rumah lamanya yang terdampak tol.
Selain itu, ia mengungkapkan harga tanah pasca proyek Tol Solo-Jogja menjadi tinggi.
"Ceritannya mau cari tanah sudah mahal, sebelum kena tol Rp 300 ribu per meter," ujar Kukuh.
Baca juga: Tergusur Tol Solo-Jogja, Warga Boyolali ini Batal Kaya Mendadak, Kaget Harga Rumah Baru Mahal-mahal
"Namun setelah kami mendapatkan ganti rugi Rp 1 juta per meter," imbuhnya.
Dia mengatakan, jumlah luas lokasi yang dibangun beberapa rumah ada sekitar 2900 meter persegi.
Ia menyebutkan jumlah rumah yang akan dibangun ada 12 rumah.
"3 rumah milik saya dan saudara, dan sisanya tetangga-tetangga saya," ucap Kukuh.
Baca juga: Temuan Petugas Trans Marga Jateng di Lokasi Bocah Masuk Tol Solo - Semarang: Pagar Pengaman Dirusak
Dia mengatakan sampai saat ini, dia dan keluarga belum menempati rumahnya saat ini.
Hal ini dikarenakan listrik di rumah tersebut belum terpasang.
Selain itu, baru dibuatkan sumur bor untuk persediaan air.
"Sementara menempati rumah yang lama dulu, kami resmi pindah ke sini kalau rumah ini sudah siap ditempati," pungkasnya.
Rumah Baru
Namanya juga rumah baru, pasti kualitas bangunannya juga sudah pasti bagus.
Begitu pun dengan desain rumahnya juga telah menyesuaikan model trend rumah saat ini.
Baca juga: Kondisi Rumah Warga Klaten yang Terdampak Proyek Tol Solo - Yogyakarta: Sudah Dibongkar, Kini Sepi
Baca juga: Kondisi Rumah Warga Klaten yang Terdampak Proyek Tol Solo - Yogyakarta: Sudah Dibongkar, Kini Sepi
Itu juga yang terjadi pada rumah Kukuh, salah satu warga yang terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja.
Dia semula tinggal di rumah yang secara adminitratif masuk di Dukuhukuh Mendungan, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Begitu rumahnya yang terkena Proyek Strategis Nasional (PSN) ini dibayar, diapun langsung membangun lagi rumahnya di lahan yang tak jauh dari rumahnya.
Dia membangun rumah lagi di Dukuh/Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Lalu bagaimana perbedaan rumah lama warga tersebut dengan rumah barunya?
Pantauan TribunSolo.com, jika dibandingkan dengan rumahnya yang lama, rumah baru Kukuh saat ini lebih modern.
Warna catnya juga masih cerah, tidak pudar sama sekali.
Meski rumah barunya itu nampak cukup besar dibanding perumahan, namun masih lebih kecil dibandingkan rumah lamanya.
Begitu juga dengan halamannya, jauh lebih sempit dibandingkan dengan rumah lamanya.
Warga Dukuh Mendungan, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, sudah mulai meninggalkan rumahnya yang terdampak Proyek Tol Solo-Jogja.
Meskipun begitu, ada beberapa warga yang masih menempati rumahnya sementara waktu hingga rumah barunya jadi.
Baca juga: Aneh Tapi Nyata, Sudah Masuk Desain Bakal Lenyap, Tapi Makam di Klaten Batal Tergilas Tol Solo-Jogja
Baca juga: Pembebasan Lahan Desa untuk Tol Solo-Jogja Tak Semulus Gilas Tanah Warga, BPN : Ada Aturan Gubernur
Nampak rumah-rumah tersebut sudah dibongkar oleh sang pemilik.
Hal tersebut terlihat dari tak adannya atap serta kusen pintu dan jendela rumah tersebut.
Di sana masih ada rumah yang masih belum dibongkar oleh sang pemilik.
Baca juga: Alasan Para Bocah yang Nekat Masuk Tol Solo-Semarang: Demi Konten Ekstrem, Ingin Dapat Uang
Meski beberapa rumah sudah dibongkar, di sana belum ada aktivitas pembangunan proyek Jalan Tol Solo-Jogja.
Sementara itu, Walidi (60), warga Dukuh Mendungan, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, mengatakan masyarakat yang terdampak proyek Tol Solo-Jogja itu sudah mulai pindah dari rumah lamanya.
"Warga di sini sudah pada pindah meninggalkan rumahnya sejak bulan April," ucap Walidi kepada TribunSolo.com, Jum'at (15/10/2021).
Walidi mengatakan, sudah membangun rumahnya di Dukuh /Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
Meskipun begitu Ia mengaku belum menempati rumah barunya karena belum dipasang air bersih.
"Rumah saya sudah jadi, ini tinggal pindah, namun saya masih menunggu air di rumah baru mengalir dulu," ucap Walidi. (*)