Berita Boyolali Terbaru
Penyebab Harga Telur Tak Masuk Akal Capai Rp 30 Ribu Per Kilogram, Banyak Peternak Ayam Gulung Tikar
Harga telur ayam di berbagai daerah termasuk di Kabupaten Boyolali saat ini tembus Rp 30 ribuan.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Harga telur ayam di berbagai daerah termasuk di Kabupaten Boyolali saat ini tembus Rp 30 ribuan.
Harga tersebut, bisa dibilang kenaikan paling tinggi dalam sejarah dunia telur.
Usut punya usut, melejitnya harga telur ayam ini bukan tanpa sebab.
Banyaknya peternak ayam petelur yang tumbang akibat anjloknya harga beberapa bulan lalu menjadi faktor utama penyebab melambungnya harga tersebut.
Peternak ayam petelur di Boyolali, Tukini mengaku jika harga telur ayam yang sempat terpuruk selama berbulan-bulan lalu menjadikan banyak peternak ayam layer gulung tikar.
Bayangkan, peternak baru bisa BEP atau impas jika harga telur Rp 20 ribu perkilogram.
Namun, harga telur saat itu hanya berkisar Rp 14 ribu per kilogramnya.
“Dan itu berlangsung lebih dari 3 bulan, peternak banyak yang gulung tikar akibat kondisi harga telur saat itu,” ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (27/12/2021).
Dengan berkurangnya jumlah peternak, otomatis jumlah produksi telur berkurang.
Baca juga: Curhatan Ibu Rumah Tangga di Sragen Gegara Harga Sembako Melejit : Di Rumah Ada yang Ngalah
Baca juga: Inilah Ayah yang Paling Bahagia, Sang Anak Fachrudin Aryanto Bawa Timnas Indonesia ke Final AFF 2020
Boyolali yang setiap hari saat itu bisa memproduksi sedikitnya 40 ton telur, kini produksi telurnya tinggal 20 ton saja.
“Padahal permintaannya tetap. Bahkan belakangan ini cenderung tinggi. Sesuai hukum pasar, permintaan besar namun barangnya sedikit otomatis harga naik,” katanya.
Itu sebabnya lanjutnya, jika harga telur di pasaran mencapai Rp 30 ribu.
“Harga telur dari kandang sudah Rp 28 ribu per kilogram,” jelas dia.
Melambung Tinggi
Harga telur yang melambung tinggi membuat masyarakat memilih membeli lauk lain untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Seperti yang dilakukan Widya warga Boyolali.
Dia memilih untuk mengkonsumsi lele atau daging ayam. Sebab, harga telur sudah tembus Rp 30 ribu per kg.
"Telur saat ini harganya mahal. Tidak makan telur dulu lah," katanya.
Di Boyolali, harga telur merangkak naik Rp 23 ribu sebelum Natal lalu, kini tembus Rp 30 ribu per kilogram.
Baca juga: Harga Minyak Goreng, Cabai, dan Telur di Boyolali Naik Jelang Nataru, Bupati Said: Masih Wajar
Baca juga: Wanita Ini Temukan Telur Misterius dan Merawat Sepenuh Hati, Betapa Kagetnya Ia saat Telur Menetas
Padahal, normalnya harga telur hanya berkisar antara Rp 15-20 ribu per kilogram.
Madi, salah seorang pedagang telur eceran di Kios Sambi mengaku sejak sebelum Natal lalu, harga telur terus mengalami kenaikan.
"Dari seminggu sebelum Natal harga telur baru Rp 20-23 ribu dan terus naik," ujarnya.
Saat ini harga telur sudah tembus Rp 30 ribu.
Baca juga: Geger Kemunculan Kobra di Danguran Klaten, Ular Sudah Masuk ke Kandang Milik Warga,Santap Telur Ayam
Meski naik, dia mengaku permintaannya masih stabil.
"Cuma banyak pembeli yang ngeluh. Karena harganya sama dengan daging ayam," ujarnya.
Darojat pedagang lain mengaku jika belakang ini permintaan pasar akan telur ayam cenderung meningkat.
Hal itu yang disebut mempengaruhi harga pasar.
"Belakangan ini kan masyarakat yang menggelar hajatan kan mulai banyak. Jadi permintaannya semakin tinggi," ujarnya.
Baca juga: Siap-siap, Ini Daftar Sembako yang Akan Kena PPN Termasuk Beras, Gula, dan Telur, Bakal Lebih Mahal?
Dia mengaku dalam sehari bisa menjual 2-3 kuintal telur setiap hari.
Jumlah itu masih lebih sedikit dibandingkan sebelum ada corona dulu.
Sementara itu, Parmi pedagang ayam di pasar Bangak, Boyolali mengatakan saat ini harga daging ayam Rp 33 ribu per kilogram.
"Karena harga ayam hidup juga naik. Dan semua saya kira juga sama. Sekitar Rp 33 ribu itu," ujarnya. (*)