Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

8 Kuliner Solo yang Belum Pernah Terekspos, Tak Kalah Nikmat dan Ramai dari Kuliner Legend Lainnya

8 Kuliner Solo yang Belum Pernah Terekspos, Tak Kalah Nikmat dan Ramai dari Kuliner Legend Lainnya

Penulis: Tribun Network | Editor: Aji Bramastra
TribunSolo.com/Agil Tri
Tengkleng, sajian sedap khas Kota Solo. Ada banyak kuliner Solo yang belum terekspos tapi tak kalah nikmat dengan yang sudah ramai dan legendaris. 

4. Pesta Duren di Duren Raya

Para penikmat buah durian bisa mencoba ke Duren Raya. 

Duren Raya adalah tempat menikmati berbagai jenis durian di Kota Solo, letaknya di jalan Duren nomor 20, Penumping, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Buah Durian Montong dari Duren Raya Solo, Sabtu (30/10/2021).
Buah Durian Montong dari Duren Raya Solo, Sabtu (30/10/2021). (TribunSolo.com/Fristin Intan Sulistyowati)

Para pengunjung di sini bisa memilih durian yang utuh atau sudah dikupas.

Baca juga: Kuliner Unik di Sragen : Mie Ayam Goreng Ditaburi Toping Keju, Kini Digandrungi Para Milenial

Khusus buah yang sudah dikupas, bisa langsung dinikmati di toko atau bisa dibawa pulang dalam keadaan segar atau beku.

Serta ada pula buah durian yang sudah dalam bentuk olahan seperti jus, dessert dan es krim.

TribunSolo.com berkesempatan mencicipi buah yang ada di Durian Raya.

Baca juga: Kuliner Legendaris Khas Sragen : Sambal Tumpang Mbah Djami, Usaha Turun Temurun Sudah 3 Generasi

Buah ini terasa legit dan nikmat. Manisnya juga terasa, serta aroma khas durian begikut kuat tercium.

Karyawan Duren Raya, Dinda mengatakan, durian yang disediakan sangat melimpah dan bisa dinikmati para pencinta durian tanpa perlu menunggu musim.

"Banyak jenis buah durian yang disediakan mulai dari Durian Montong Bali, Durian Musang King Bali, hingga Durian lokal lainnya," ujarnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (30/10/2021).

Baca juga: Kuliner Legendaris Khas Sragen : Sambal Tumpang Mbah Djami, Usaha Turun Temurun Sudah 3 Generasi

Karyawan di Duren Raya juga melayani pelanggan dengan ramah, mereka memberikan rekomendasi durian seperti yang pelanggan inginkan. 

"Bisa langsung pilih bebas, sudah ada barcode jenis, berat dan harganya jadi mudah pembeliannya," ujarnya.

Selain itu, Dinda mengatakan, buah yang paling banyak dicari oleh Masyarakat yakni buah dunia Musang King Bali.

"Musang King Bali paling banyak dicari karena murah, daripada Musang King dari Malaysia sebenarnya rasanya juga enak dan beda di biji durian lebih gede," katanya.

Setelah para pembeli memilih buah yang diinginkan, akan dilakukan pemilihan dikupas atau tidaknya.

"Jadi ada yang langsung kami kupas di toko, dan ada juga yang sudah sediakan. Jadi tergantung pelanggan yang pilih," ujarnya.

Untuk harga durian per kilonya mulai Rp 35 ribu dan Rp 75 ribu.

5. Camilan Ampyang untuk Oleh-oleh

Camilan Ampyang khas Kota Solo, menjadi jajanan legendaris yang masih digemari sampai saat ini.

Perpaduan dari kacang, gula, dan jahe memunculkan kenikmatan yang khas di lidah. 

Camilan manis berbahan kacang tanah dan gula merah ini juga banyak digemari masyarakat terutama untuk oleh-oleh.

Baca juga: Kuliner Legendaris Khas Sragen : Sambal Tumpang Mbah Djami, Usaha Turun Temurun Sudah 3 Generasi

Namun, sekarang Ampyang tak hanya berbentuk pipih saja, ada yang berbentuk bulat.

Inovasi ini dilakukan oleh Brand Ampyang Jawa yang didirikan oleh Alif Arna Danan Abdul Faatir sejak tahun 2016 lalu.

Tak hanya inovasi bentuk, kualitas bahan dan citarasa juga ditekankan olehnya.

"Biasanya ampyang membuat gigi ngilu karena terlalu banyak gula, kalau brand kami memiliki citarasa dominan kacang yang dipadu dengan gula dan jahe, jadi rasanya menjadi satu," ujarnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (23/10/2021).

Untuk bahannya, Kacang diambil dari wilayah daerah pesisir waduk Gajah Mungkur dan Gula Jawa dari Kebumen.

"Ampyang milik saya jumlah kacang ganjil jadi lebih enak," ujarnya.

Citarasa ini membuat pelanggan atau penikmat Ampyang Jawa semakin hari semakin bertambah.

Danan mengatakan, saat ini juga melakukan ekspor diberbagai negara.

"Kami kirim ke Arab Saudi, Jepang dan Korea, selain itu kami juga melakukan pemasaran lewat COD atau menggunakan market place juga," ujarnya.

Saat ini, omsetnya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Selain mengembangkan cemilan Ampyang, Danan juga menjual Sambel Pecel khas Solo.

Harga setiap produknya berkisar Rp 8000 - 10.000 dalam satu kemasan Ampyang atau Sambel Pecel.

6. Nasi Tomat Bang Umar Pasar Kliwon

Wisata Kuliner di Solo mempunyai ciri khasnya. 

Seperti Sate Kambing Bang Umar yang terletak di Jalan Veteran No. 145 Gading, Joyosuran, Pasar Kliwon, Solo.

Nasi Tomat, menu ekslusif di Sate Kambing Bang Umar Pasar Kliwon Solo pada Jumat (10/9/2021).
Nasi Tomat, menu ekslusif di Sate Kambing Bang Umar Pasar Kliwon Solo pada Jumat (10/9/2021). (TribunSolo.com / Iqbal Fathurrizky)

Tidak hanya sate kambingnya yang menjadi andalan, di sini juga terdapat kuliner yang hanya dibuat sekali dalam seminggu saja yaitu di hari Jumat.

Nasi Tomat namanya, perpaduan antar Nasi Kabuli Arab dan Nasi Biryani India.

Nasi tomat memiliki warna kecoklatan, ditambah daging kambing dan dilengkapi acar tomat serta sambel goreng ati di atasnya.

"Kuahnya buat masak nasi tomat, ditambah acar tomat dan sambel goreng ati, masaknya selama 2 jam," kata Umar Muhamad Marekan, pemilik Sate Kambing Bang Umar kepada TribunSolo.com Jumat (10/9/2021).

Menurut Umar, Pemilik Sate Kambing Bang Umar masakannya terutama Nasi Tomat cocok dilidah segala etnis.

"Biasanya orang Jawa makan Biryani mbelenger, kalo masakan saya tidak ada yang ngeluh," kata Umar 

Umar menjelaskan Nasi Tomatnya dibikin seminggu sekali agar ekslusifitasnya terjaga.

Namun jika ingin merasakan dihari biasa bisa dapat dipesan terlebih dahulu.

"Biasanya bikin 100 porsi, tapi selama pandemi ini berkurang jadi 50 porsi saja," kata Umat

Umar, pemilik Sate Kambing Bang Umar yang berdiri sejak 1985 lalu juga menjelaskan sejarah awal Nasi Tomat ini adalah ketika istrinya Menteri Luar Negeri pada saat itu adalah Ali Alatas  menulis buku majalah dan terdapat resep di dalamnya.

"Saya baca ada resep nasi tomat, nama kurang menarik tapi resep nya ada harga jual," kata Umar.

Untuk harganya sendiri Umar pasang harga sama disetiap menunya yaitu Rp 30 rb baik Sate Kambing, Gule Balungan dan Nasi Tomat.

7. Tahu Campur Cak Kenedi

Di Solo, cukup sulit untuk mencari kuliner khas Jawa Timur.

Bila ada pun, rasanya tak bisa persis sama seperti di daerah asalnya.

Baca juga: Rekomendasi Kuliner Wonogiri: Warung Pak Pono, 30 Tahun Berdiri: Mie Instan Jadi Andalan

Nah, warung Tahu Campur Cak Kenedi di kawasan Kota Barat, bisa jadi salah satu andalan para perantau khas dari Jawa Timur.

Ya, di sini menjual sejumlah kuliner khas dari Jawa Timur, tepatnya dari daerah Surabaya, Lamongan dan sekitarnya.

Ada tahu campur, tahu tek, dan lontong kikil. 

Tahu Campur Cak Kenedi di Kottabarat, Solo. Melepas rindu para perantau asal Jawa Timur di Solo pada masakan khas daerah.
Tahu Campur Cak Kenedi di Kottabarat, Solo. Melepas rindu para perantau asal Jawa Timur di Solo pada masakan khas daerah. (TribunSolo.com/Fristin Intan Sulistyowati)

Tak pelak, warung Cak Kenedi jadi jujugan para perantau asal Jatim di Solo, untuk melepas rindu masakan daerah.

Maklum, tak mudah mendapatkan masakan itu di Solo.

Pasalnya, bumbu petis, yang digunakan, sangat jarang menjadi bumbu khas masakan khas Solo dan Jawa Tengah.

Satu porsi tahu campur Cak Kenedi dibanderol Rp 15 ribu.

Untuk tahu campur, ada irisan tahu, perkedel singkong, tauge, mie dan kikil yang lembut masih ditambah irisan beberapa lontong.

Tak lupa irisan daun selada dan diguyur kuah kaldu sapi yang dipadu petis asli dikirim dari Lamongan.

Untuk sajian akhir, Tahu Campur Cak Kenedi juga ditaburi krupuk udang, yang semakin menambah selera makan.

Warung Cak Kenedi termasuk kuliner malam, karena warung ini baru buka mulai pukul 18.00, hingga tutup pukul 00.00 WIB.

Cak Kenedi saat ini punya dua warung.

Satu di kawasan pusat kuliner Kottabarat, satu lagi berada di seberangnya, atau di samping Masjid Kottabarat, Jalan Doktor Moewardi, Penumping, Kecamatan Laweyan.

8. Es Buah Pak Min 

Es Buah Pak Min namanya, hadir dengan menu andalan es buah yang berbeda dari yang lain.

Sirup yang dibuat khusus pakai resep keluarga ini menciptakan rasa manis yang mampu menyegarkan dahaga.

Buah yang disajikan juga tidak seperti biasanya, Pak Min menambahkan Buah Sawo yang manis di hidangan es buahnya.

"Disini sirupnya buatan sendiri spesial, tambahan buahnya bermacam-macam yang spesial ada sawo," kata anak dari pemilik Es Buah Pak Min, Poncosari kepada TribunSolo.com Senin (30/8/2021).

Baca juga: PPKM Darurat Sragen, Kegiatan Masyarakat Dibatasi Maksimal Jam 8 Malam: Kuliner Sistem Pesan Antar

Selain Es Buah, disini juga menjual menu spesial lainnya yang tidak kalah segar disantap saat terik matahari sedang panas-panasnya.

Es Teler dan Es Durian di Es Buah Pak Min, menu yang juga laris.

Harganya hanya Rp 8.000 untuk Es Buah dan Es Teler serta untuk Es Duriannya seharga Rp 10.000.

Warung es buah yang ramai saat jam 12 siang ini beralamat di jalan Srinalendra Panularan Solo.

Nama Es Buah Pak Min di Solo sudah melegenda karena lama berjualan. 

Es Buah tersebut sudah ada sejak tahun 1970an. 

Usia jualannya bahkan sudah sampai 50an tahun saat ini. 

Sang Pendiri, yang biasa dipanggil Pak Min, saat ini sudah meninggal dunia. 

"Bapak (Pak Min) meninggal tahun 2020," kata Poncosari, anak sekaligus pewaris usaha es buah tersebut. 

Poncosari menceritakan, awalnya dahulu, ayahnya berjualan menggunakan gerobak berkeliling.

Dia masuk ke gang dan menawarkan es jualannya seharian di wilayah Tipes, Solo hingga berjualan di Pasar.

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved