Berita Boyolali Terbaru
Update Gunung Merapi : Masih Muntahkan Guguran Awan Panas Lagi, Status Siaga Masih Dipertahankan
Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran, Minggu (9/1/2022).
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran, Minggu (9/1/2022).
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menyebut awan panas muncul pukul 13.35 WIB selama 3,4 menit dengan jarak luncur mencapai 2,5 kilometer.
Material tersebut masih diluncurkan Merapi ke arah barat daya.
Saat awan panas muncul, kepulan asap tebal yang juga menyelimuti puncak gunung Merapi.
Kepulan asap putih keabuan-abuan pekat itu membikin puncak Merapi tak terlihat.
"Arah angin ke timur," terang dia dalam keterangan resmi.
Selain itu, Hanik juga menyebut awan panas sebelumnya pada pukul 24.00 WIB juga mengeluarkan lava pijar.
Sedikitnya ada 11 kali lava pijar dimuntahkan dari puncak Merapi.
"Jarak luncur (lava pijar) mencapai 1.500 meter ke arah barat daya," jelasnya.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Guguran Awan Panas Pertama pada Tahun 2022, Begini Penampakannya
Baca juga: Kabar Baik! Siap-siap 10.900 Bidan & Perawat Honorer di Jateng Akan Diangkat Jadi Pegawai Pemerintah
Hanik juga menyebut status siaga Merapi sampai saat ini masih dipertahankan, karena erupsi masih terjadi.
"Sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro dan 5 kilometer ke arah sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Gendol, Kuning dan Sungai Putih," terang dia.
Guguran Awan Panas Pertama
Guguran awan panas muncul dari Gunung Merapi sebanyak dua kali, Jum'at (7/1/2021).
Adapun guguran ini merupakan peristiwa awan panas yang keluar pertama di tahun 2022.
Berdasarkan informasi yang informasi yang dihimpun TribunSolo.com, dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi mengeluarkan dua kali guguran awan panas.
Masing-masing awan panas guguran itu muncul pada pukul 13.29 WIB dan pukul 13.39 WIB atau hanya memiliki jarak waktu 10 menit.
Guguran awan panas Merapi pertama tercatat di seismogram amplitudo 25 mm dan durasi 223 detik.
Sedangkan guguran panas Merapi yang kedua tercatat di seismogram dengan amplitudo 24 mm dan durasi 154 detik.
Guguran awan panas Merapi pertama terlihat dengan tinggi kolom 300 meter condong ke barat daya dengan jarak luncur 2500 meter ke arah barat daya serta arah angin ke timur.
Baca juga: Jadi Ikon Baru, Gardu Pandang di Waduk Pidekso Wonogiri Undang Decak Kagum Usai Diresmikan Jokowi
Baca juga: Potret Jembatan Gantung Girpasang Klaten, Lewat Sembari Menikmati Keindahan Alam Lembah Merapi
Kemudian untuk guguran awan panas Merapi yang kedua teramati dengan tinggi kolom 150 meter dari puncak dengan jarak luncur 1800 m ke arah barat daya.
Dengan munculnya dua kali guguran awan panas yang keluar dari Gunung Merapi merupakan peristiwa pertama terjadi di tahun 2022.
Akhir Tahun
Gunung Merapi masih terus mengeluarkan awan panas guguran atau APG.
Terakhir APG yang juga memunculkan asap tebal yang membumbung tinggi dari puncak Merapi terjadi Sabtu sore (18/12/2021).
Baca juga: Gunung Merapi Kembali Muntahkan Guguran Awan Panas: Mencapai 2,2 Kilometer ke Kali Bebeng
APG gunung Merapi yang terjadi pada pukul 16.43 WIB itu terjadi selama 2,25 menit.
Informasi dari BPPTKG Yogyakarta, menyebut saat Marapi mengeluarkan APG, material yang dilontarkan mencapai sejauh 2 kilometer.
Material tersebut masih diluncurkan Merapi ke arah barat daya.
Berbeda dengan sebelumnya, saat APG kali ini terjadi, juga mengeluarkan Kepulan asap tebal yang juga condong ke barat daya.
Kolom asap yang ditimbulkan ini diperkirakan mencapai 400 meter dari puncak Merapi.
Kepala BPPTKG Jogjakarta Hanik Humaida dalam rilis resminya menyebut selain APG, mulai pukul 00.00-24.00 WIB Gunung Merapi tercatat telah mengeluarkan lava pijar.
Selama hari Sabtu kemarin, sedikitnya ada 8 kali lava pijar di muntahkan dari puncak Merapi.
"Jarak luncur (Lava pijar) mencapai 1.800 meter ke arah barat daya," jelasnya.
Hanik juga menyebut status siaga Merapi sampai saat ini masih dipertahankan.
Potensi bahaya baik APG atau lava pijar masih mengarah ke tenggara-barat daya.
"Sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro dan 5 kilometer ke arah sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Gendol, Kuning dan Sungai Putih," tambahnya (*)