Breaking News
Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Kenapa 2.000 Tempe Mbah Redjo di Boyolali Selalu Ludes dalam 2 Jam, Rahasianya Ternyata soal Plastik

Tempe kedelai bikinan Mbah Rejo dari Dukuh/Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, punya banyak penggemar.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Aji Bramastra
TribunSolo.com/Tri Widodo
Pasangan kakek nenek Mbah Redjo asal Desa Denggungan Boyolali, 52 tahun membuat tempe dengan mempertahankan cara tradisional. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Tempe kedelai bikinan Mbah Rejo dari Dukuh/Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, punya banyak penggemar.

Mbah Rejo punya rahasia, yakni masih mempertahankan pembuatan tempe kedelai secara tradisional.

Baca juga: Wahai Penguasa, Ini Jeritan Perajin Tahu & Tempe Akibat Kedelai Meroket, Padahal Minyak Belum Beres

Baca juga: Kuliner Legendaris di Boyolali: Bubur dan Nasi Tumpang dengan Ciri Khas Tempe Busuk

Pasangan Kakek Nenek dari Dukuh/Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Boyolali ini tetap menggunakan daun pisang untuk membungkus Tempe Kedelai ini.

Mbah Rejo mengaku produksi tempe tradisional ini sudah dia lakoni sejak 52 tahun.

"Saya bikin tempe ini sudah sejak tahun 1970 lalu," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Kamis (17/2/2022).

Sejak saat itu dia tak pernah mengganti bungkus daun pisang pada tempenya untuk menjaga kualitas rasa.

Sebab, banyak pelanggan yang tetap ingin merasakan tempe yang terbungkus dari daun pisang ini.

Ia tak pernah mau pakai plastik untuk menggantikan daun pisang.

"Kan rasanya beda sama yang dibungkus plastik. Coba kalau dibungkus plastik, pelanggan pasti akan lari," ujarnya.

Baca juga: Bingung Bedakan Gorengan Tempe dan Pisang, Nia Ramadhani Ditertawakan Kru Masa Enggak Tahu

Tempe ini dibuat oleh Mbah Rejo Kakung dan Putri.

Dalam sehari sedikitnya 2 ribu tempe dihasilkan.

"Bikinnya hari ini, besok lusa baru dijual ke pasar. Saya jual ke solo," ujarnya.

Baca juga: Viral Foto Kakek Penjual Tempe Ditupu Pemuda, Korban Tetap Berprasangka Baik ke Pelaku

Dua ribu tempe ini bisa terjual dalam waktu singkat.

Hanya butuh 2-3 jam untuk menghabiskan tempe ini.

"Jam 9 pagi sudah habis. Karena yang minat tempe tradisional ini masih sangat tinggi," ujarnya.

Mbah Rejo tak bisa berbuat banyak dengan kenaikan harga kedelai saat ini.

Pasalnya jika menaikan harga jual, pelanggan tidak mau.

"Ya dikurangi dikit takarannya. Harganya tetap Rp 500 per biji," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved