Berita Boyolali Terbaru
Penjualan Sapi di Pasar Hewan Jelok Cepogo Masih Lesu, Tak Sampai 1000 Ekor saat Pasaran
Dampak pandemi Covid-19 masih cukup dirasakan masyarakat, khususnya peternak sapi. Terbukti, geliat potensi penjualan sapi di pasar hewan Jelok rendah
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Dampak pandemi Covid-19 masih cukup dirasakan masyarakat, khususnya peternak sapi.
Terbukti, geliat potensi penjualan sapi di pasar hewan Jelok, Kecamatan Cepogo, Boyolali masih cukup rendah.
Padahal biasanya mendekati puasa seperti ini, geliat masyarakat mulai meningkat.
Baca juga: Harga Anak Sapi Limosin di Pasar Hewan Jelon Cepogo Turun, Kini Rp 12 Juta: Itu Juga Masih Ditawar
Baca juga: Kisah Awal Mula Desa Urutsewu Boyolali Jadi Desa Mandiri Energi : Gegara Terganggu Bau Kotoran Sapi
Banyak peternak yang mulai mencari sapi bakal untuk dibesarkan supaya saat hari raya Idul Adha nanti siap dijual.
Kepala UPT Pasar Hewan Boyolali, Sapto Hadi Darmono mengatakan, jika potensi sapi yang masuk pasar hewan Jelok ini masih cukup rendah.
Dalam sehari pasaran, rata-rata sapi yang masuk masih berkisar antara 700- 800 ekor sapi.
Baca juga: Mencicipi Segarnya Soto Boethek di Masaran Sragen, Spesial Daging Sapi dengan Siraman Kuah Rempah
“Padahal saat normal dulu, potensi hewan yang masuk bisa tembus 1100-1200 ekor sehari,” katanya, kepada TribunSolo.com, Kamis (17/3/2022).
Masih rendahnya potensi sapi yang masuk pasar, berbanding lurus dengan tingkat penjualan sapi.
Penjualan hewan sapi saat hari pasaran berkisar 700 ekor saja.
Jumlah itu, diprediksi bisa turun lagi, saat ada gelaran tradisi masyarakat.
Baca juga: Sapi Tercebur Sumur di Mojosongo Boyolali, Evakuasi Butuh Waktu 1,5 Jam: Sumur Cukup Sempit
“Kalau pas sadranan (Tradisi masyarakat jelang puasa) bisa hanya 500 ekor saja saat hari pasaran," kata dia.
Sapto menyebut kondisi yang sama juga terjadi di empat pasar hewan lainnya yang ada di Boyolali.
Potensi sapi di pasar Pasar hewan Nogosari, Ampel, Karanggede, dan Karangjati juga turun belakangan ini.
“Ya karena masih dalam masa pandemi ini, jadi geliat masyarakat untuk ternak sapi masih rendah,” jelasnya. (*)